Tanaman Pengusir Nyamuk

Tak heran, sejak kasus pertama ditemukan di Surabaya tahun 1969 hingga sekarang, penyakit DB sepertinya tak pernah bisa ditekan. Demikian juga jumlah korbannya.
Seiring dengan merebaknya kasus DB, biasanya orang memilih cara praktis, yakni menggunakan obat antinyamuk cair maupun bakar.

Meski cukup efektif, obat antinyamuk jenis ini berisiko karena kandungan bahan kimianya.
Karena itu, tak ada salahnya kita memilih cara yang lebih ramah lingkungan, yakni memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk. Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk.

Kemampuan jenis tanaman ini sebagai pengusir nyamuk bisa dianggap istimewa. Penyebabnya adalah bau menyengat tanaman ini, yang diduga tidak disukai serangga.

Penggunaan tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah. Ada juga yang menggunakannya sebagai bahan baku obat gosok dan cairan antinyamuk.

Beberapa jenis tanaman pengusir nyamuk di antaranya serai wangi, akar wangi, zodia, geranium, dan lavender.

Serai Wangi
Meski lebih populer dipakai untuk bumbu masak dan bahan campuran jamu, batang dan daun serai wangi bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Tanaman ini mengandung zat geraniol, metilheptenon, terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak (aroma). Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian pada nyamuk karena kehilangan cairan secara terus-menerus.

Akar wangi
Berdasarkan hasil penelitian, pemanfaatan ekstrak akar wangi dalam bentuk minyak terbukti efektif mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus. Uji toksitas menunjukkan, ekstrak akar wangi dengan konsentrasi 0,20 dan 0,25 persen mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti kurang lebih dalam waktu dua jam.

Zodia
Masyarakat Papua terbiasa menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar mereka terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk. Daun-daun tersebut berasal dari tanaman yang disebut zodia (Evodia suaveolens). Beberapa tahun belakangan ini, zodia populer sebagai tanaman hias sekaligus penolak nyamuk.

Kenapa nyamuk takut zodia? Tanaman zodia termasuk famili Rutaceae, yang mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene 13,26 persen. Linalool inilah yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bagian daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya proteksi sebesar lebih dari 70 persen.

Zodia secara alami akan mengeluarkan aroma bila daunnya saling bergesekan. Letakkan tanaman di sekitar jendela atau pintu di mana angin bisa masuk dalam ruangan. Bisa juga diletakkan di sudut ruangan, kemudian tiup dengan kipas angin. Aromanya yang cukup wangi pun akan keluar. Meski demikian, kita harus waspada, bila tanaman zodia diletakkan di ruangan sempit dengan sirkulasi udara sedikit, bisa-bisa orang yang ada di dalamnya pun pusing atau mabuk.

Geranium
Penelitian tentang daya tolak ekstrak Geranium radula terhadap nyamuk Aedes aegypti penyebab DB dilakukan di laboratorium Uji Insektisida Balai Penelitian Vektor Reservoar Penyakit Salatiga, Jawa Tengah. Untuk melihat berapa konsentrasi yang efektif dari ekstrak Geranium radula, diamati jumlah nyamuk yang hinggap di bagian atas kepalan tangan yang tidak dan telah diolesi oleh ekstrak tumbuhan itu.

Eksrak Geranium radula yang digunakan tersebut tidak menimbulkan iritasi pada kulit setelah diujicobakan kepada lima orang. Selama pengujian berlangsung diukur pula faktor abiotik seperti suhu tubuh, suhu udara, dan kelembaban udara. Data yang didapat diolah menggunakan uji Two Ways Anava dilanjutkan uji Tukey’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang efektif menolak nyamuk Aedes aegypti adalah 80 persen.

Lavender
Dari penampilannya, lavender memang amat menarik. Bunganya berwarna ungu kecil-kecil, dan mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosok-gosokkan ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Tak heran, beberapa produk obat antinyamuk oles memanfaatkan lavender sebagai salah satu bahannya.

Kandungan minyat atsiri dalam lavender juga sering digunakan untuk terapi aroma

Tanaman Buah Sekaligus Tanaman Hias

Tanaman hias banyak kita jumpai di halaman-halaman rumah. Tanaman hias ini terdiri dari berbagai jenis bunga dan tanaman unik lainnya. Tanaman hias banyak digunakan untuk mempercantik halaman. Halaman akan tampak sangat cantik ketika tanaman hias seperti mawar, melati, anggrek dan tanaman bunga lainnya sedang berbunga. Apalagi apabila berbunganya bersama-sama, halaman akan terlihat berwarna warni.
Tanaman buah sekarang ini juga ada yang digunakan sebagai tanaman hias. Tanaman buah sekaligus tanaman hias ini lebih multi fungsi. Selain buahnya dapat diambil pohonnya juga dapat dinikmati. Contoh dari tanaman buah sekaligus tanaman obat ini adalah tanaman tomat, anggur, dan buah naga. Tanaman tomat memiliki daun yang cantik dan ukurannya tidak terlalu besar. Sedangkan tanaman anggur merupakan tanaman merambat yang dapat kita bentuk dengan memberinya rambatan. Tanaman buah naga sendiri memiliki bentuk yang sangat unik hampir seperti kaktus karena tidak memiliki daun.
Tanaman buah sekaligus tanaman hias ini mulai banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Karena memang lebih bagus apabila tanaman ini sedang berbuah. Buahnya juga dapat menambah keberagaman warna di halaman. Buah dapat digunakan sebagai hiasan halaman sebelum diambil. Apabila pemilik menginginkannya, ia dapat memetiknya sendiri. Hal ini akan sangat mengasyikkan apalagi kalau dilakukan bersama keluarga.
Selain tanaman buah yang digunakan sebagai tanaman hias, banyak juga yang menggunakan tanaman obat sebagai tanaman hias. Tanaman obat ini dipilih yang pohonnya tidak terlalu besar dan kelihatan cantik. Contoh tanaman obat yang digunakan sebagai tanaman hias adalah tanaman makutadewa dan tanaman jahe. Tanaman makutadewa tidak terlalu mesar dan makutadewa sendiri berrwarna merah cerah sehingga dapat dijadikan tanaman hias. Sedangkan tanaman jahe memiliki daun seperti rumput namun akan terlihat cantik kalau daunnya telah banyak.
Tanaman hias tidak hanya terdiri dari tanaman yang memiliki bunga yang indah saja. Tanaman buah dan tanaman obat pun dapat digunakan untuk mempercantik taman dan halaman. Keberaganam tanaman yang terdapat di taman atau halaman juga akan menambah keindahan.
Sumber : tanaman.org

COLOCASIA

Jenis ini tersebar luas di seluruh dunia yaitu di daerah tropis basah. Jenis Colocasia esculenta bisa dimakan daun dan batangnya. Dalam bahasa latin, esculenta artinya bisa dimakan. Namun harus hati-hati karena sedikit beracun sehingga harus dimasak terlebih dahulu.

Jenis-jenis Colocasia antara lain:
Colocasia affinis jeningsii
Colocasia antiquorum ‘Illustris’
Colocasia antiquorum ‘Black Beauty’
Colocasia bicolor
Colocasia coryli
Colocasia ‘Elepaio’
Colocasia esculenta ‘Black Magic’
Colocasia esculenta ‘Black Marble’
Colocasia esculenta ‘Black Ruffles’
Colocasia esculenta ‘Black Runner’
Colocasia esculenta ‘Black Velvet’
Colocasia esculenta ‘Burgandy Stem’
Colocasia esculenta ‘Chicago Harlequin’
Colocasia esculenta fallax
Colocasia esculenta ‘Minor Blue’
Colocasia esculenta ‘Nancyana’ (‘ Nancy ‘s Revenge’)
Colocasia esculenta ‘Red Stem’
Colocasia esculenta ‘Ruffles’
Colocasia esculenta ‘Violet Stem’
Colocasia fontenesii
Colocasia fontenesii ‘Black Stem’
Colocasia gigantea
Colocasia lihengiae
Colocasia ‘Midnight’
Colocasia ‘Milky Way’
Colocasia macrorrhiza
Colocasia marshallii
Colocasia menglaensis
Colocasia multiflora
Colocasia oresbia A. Hay
Colocasia ‘Pink China ‘
Colocasia ‘Pink Princess’
Colocasia ‘Royal Hilo ‘
Colocasia ‘Tea Cup’
Sumber : keladi.net

ALOCASIA

Anggota genus ini cukup banyak, ada yang berumbi (tuberous) ataupun rhizomatus. Setidaknya ada 70 jenis yang tersebar di daerah tropis lembab Asia Tenggara dan Brazil . Umumnya memiliki daunnya dengan lebar 20 sampai 90 cm, namun ada pula yang berukuran raksasa seperti Alocasia robusta. Beberapa jenis dapat dimakan “batang” dan umbinya, tapi harus dimasak dulu. Kesalahan memilih jenis yang dapat dimakan dan kesalahan proses memasak dapat menyebabkan gatal-gatal di mulut ataupun tenggorokan karena kandungan asam oksalat.

Jenis-jenis Alocasia antara lain:
Alocasia acuminata : ( Indonesia )
Alocasia advincula = ‘Bat Wing’
Alocasia aequiloba N.E. Br. ( New Guinea )
Alocasia alba Schott. ( Sri Lanka )
Alocasia x amazonica
Alocasia x amazonica ‘Compacta’
Alocasia x amazonica ‘Supreme’
Alocasia ‘Antiquorum’
Alocasia ‘aquino’ = A. heterophylla
Alocasia ‘argyraea’:
Alocasia arifolia : ( Malaysia )
Alocasia atropurpurea : (Philippine)
Alocasia augustiana :
Alocasia angustiana ‘Gold Dust’
Alocasia ‘ Aurora ‘ ( Thailand )
Alocasia × bachi
Alocasia ‘ Bako Park ‘ ( Borneo )
Alocasia balgooyi : ( Sulawesi )
Alocasia ‘Bat Wing’ = A. advincula
Alocasia beccarii Engl. ( Malaysia )
Alocasia ‘Black Beauty’
Alocasia ‘Black Knight’
Alocasia ‘Black Magic’
Alocasia ‘Black Stem’
Alocasia ‘Black Velvet’ = A. reginula
Alocasia ‘Blue Lady’
Alocasia ‘Blue Shield’
Alocasia ‘Blue Prince’
Alocasia boa A. Hay. ( New Guinea )
Alocasia  ‘Borneo Giant’ = A. macrorrhiza (var)
Alocasia boyceana : (Philippine)
Alocasia brancifolia  : ( New Guinea )
Alocasia brisbanensis : ( Australia )
Alocasia ‘Bullata’
Alocasia cadierii : ( SE Asia )
Alocasia ‘Calidora’
Alocasia   ‘ California ‘ = A. gagaena
Alocasia celebica : ( Sulawesi )
Alocasia chaii P.C.Boyce, A.Hay & C.C.Lee
Alocasia × chantrieri
Alocasia × chantrieriana
Alocasia clypeolata A.Hay. = Green Shield (Philippine)
Alocasia × conspicua (= A. longiloba × A.odora )
Alocasia coriacea
Alocasia ‘Corozon’
Alocasia ‘Corrugated Odora’
Alocasia ‘Corrugated Portei’
Alocasia crassifolia
Alocasia ‘Crinkles’
Alocasia cucullata (Lour.) G. Don = Chinese Taro ( Indonesia )
Alocasia culionensis Engl. (Philippine)
Alocasia cuprea : ( Borneo )
Alocasia decipiens  : ( Indonesia )
Alocasia decumbens  : ( Vietnam )
Alocasia denudata : (Singapore)
Alocasia devansayana  : ( New Guinea )
Alocasia ‘Dewey’s Reversa’
Alocasia evrardii  : ( SE Asia )
Alocasia ‘Elaine’
Alocasia fallax  : (Himalaya sampai Bangladesh )
Alocasia ‘Fantasy’
Alocasia flabellifera  : ( New Guinea )
Alocasia flemingiana  : (Jawa)
Alocasia fornicata  : ( Indonesia )
Alocasia ‘Frydek’ = A. micholitziana (var)
Alocasia gagaena  : ( Myanmar )
Alocasia × gaulainii
Alocasia ‘Gigantea’ 
Alocasia ‘Golden Splash’
Alocasia grandis  : ( Indonesia )
Alocasia grata  : ( Indonesia )
Alocasia ‘Green Cuprea’
Alocasia ‘Green Shield’ (Phillipine)
Alocasia ‘Green Velvet’
Alocasia guttata ‘Bullatta’
Alocasia guttata ‘Imperialis’
Alocasia hainanensis  : ( Hainan , China )
Alocasia hainaica  : ( Hainan sampai Vietnam Utara)
Alocasia heterophylla  Merr.: (Philippina)
Alocasia heterophylla ‘Aquino’
Alocasia ‘ Hilo Beauty’
Alocasia hollrungii  : ( New Guinea )
Alocasia hypnosa J.T. Yin, Y.H. Wang & Z.F. Xu
Alocasia imperialis
Alocasia indica ‘Metallica’
Alocasia infernalis  P.C.Boyce, A.Hay & C.C.Lee. ( Borneo )
Alocasia inoranta : ( Sumatra )
Alocasia kerinciensis  : ( Sumatra )
Alocasia lancifolia  : ( New Guinea )
Alocasia lauterbachiana  : ( New Guinea )
Alocasia longiloba Miq. ( Malaysia )
Alocasia longiloba (korthalsii-complex)
Alocasia longiloba (lowii-complex)
Alocasia longiloba ‘Argyreia’ (lowii-complex)
Alocasia longiloba (watsoniana-complex)
Alocasia loweii
Alocasia loweii ‘Argantea’
Alocasia loweii ‘Grandis’
Alocasia loweii ‘Tiffany’ ( Sarawak )
Alocasia ‘Lutea’ = A. macrorrhiza (var)
Alocasia ‘M. Martin Cahuzac’
Alocasia ‘Mackilling’
Alocasia macrorrhiza  Schott: – Giant Taro, Ape flower (SE Asia, Australia , Pacific)
Alocasia macrorrhiza var. brisbanensis : ( Australia )
Alocasia macrorrhiza ‘Jungle Gold’
Alocasia macrorrhiza ‘Lutea’ ( New Guinea )
Alocasia macrorrhiza ‘New Guinea Gold'( New Guinea )
Alocasia macrorrhiza ‘Variegata’
Alocasia ‘Manila Pride’
Alocasia maquilingensis  : (Philippina)
Alocasia ‘Mark Campbell’
Alocasia ‘Masuo’s’
Alocasia ‘Mean Green’
Alocasia melo  : ( Borneo )
Alocasia ‘metallica’
Alocasia micholitziana “Frydek” (Philippina)
Alocasia ‘ Mindanao ‘
Alocasia minuscula  : ( Borneo )
Alocasia monticola  : ( New Guinea )
Alocasia × mortfontanensis 
Alocasia navicularis  : ( Himalaya )
Alocasia nebula  : ( Borneo )
Alocasia nebula ‘Elaine’
Alocasia nebula  ‘Imperialis’
Alocasia ‘New Guinea Gold’ = A. macrorrhiza (var)
Alocasia nicolsonii  : ( New Guinea )
Alocasia   ‘Nobilis’ = A . ‘Noble Sanderi’
Alocasia ‘Novodora’
Alocasia ‘Novodora Green’
Alocasia ‘Novodora Red’
Alocasia odora (Roxb.) K. Koch.= ‘Night-scented Lily’ (SE Asia, China )
Alocasia odora ‘ California ‘
Alocasia pangeran  : ( Borneo )
Alocasia peltata  M. Hotta. ( Borneo )
Alocasia peltata ‘Silver-grey’
Alocasia perakensis  : ( Malaysia )
Alocasia ‘Philippine Slim’ = A. culionensis
Alocasia plumbea
Alocasia plumbea ‘Metallica’
Alocasia plumbea ‘Nigra’ (= A. nigra)
Alocasia ‘Polly’
Alocasia portei  : ( New Guinea )
Alocasia ‘Portodora’
Alocasia ‘Portora’
Alocasia princeps  W. Bull. ( Malaysia )
Alocasia principiculus  : ( Borneo )
Alocasia puber  : (Jawa)
Alocasia ‘Purple Prince’
Alocasia ‘Purpley’
Alocasia puteri  : ( Borneo )
Alocasia putii  : ( Thailand )
Alocasia pyrospatha  : ( New Guinea )
Alocasia ‘Quilted Dreams’ = A. guttata var. imperialis
Alocasia ramosii  : ( Philippines )
Alocasia rapiformis  : ( Myanmar )
Alocasia regina  : ( Borneo )
Alocasia reginula A.Hay. = ‘Black Velvet ‘
Alocasia reticulata
Alocasia reversa  N.E.Br. ( Philippines )
Alocasia ridleyi  A.Hay ( Borneo )
Alocasia robusta  M. Hotta ( Borneo )
Alocasia × rodigasiana
Alocasia royale
Alocasia rugosa
Alocasia ‘Rumrill Silver’
Alocasia sanderiana : ( Malaysia )
Alocasia sanderiana ‘Nobilis’
Alocasia sarawakensis  : ( Borneo )
Alocasia ‘Sarian’
Alocasia scabriuscula  N.E.Br ( Borneo )
Alocasia scalprum  A. Hay ( Philippines )
Alocasia × sedenii
Alocasia ‘Silver Duke’
Alocasia simonsiana  : ( New Guinea )
Alocasia sinuata  N.E. Br. ( Malaysia )
Alocasia ‘Slim Jim’
Alocasia ‘Stingray’
Alocasia suhirmaniana  : ( Sulawesi )
Alocasia  superba
Alocasia ‘Tiffany’ = A. loweii (var)
Alocasia ‘Tigrina’
Alocasia ‘Triangularis’
Alocasia ‘Uhinkii’ (varian: ‘Whinkii’)
Alocasia ‘ Valhalla ‘
Alocasia ‘Van GIGO’
Alocasia x van-houtteana 
Alocasia veitchii ‘Argentea’
Alocasia venusta A.Hay ( Borneo )
Alocasia ‘Vic Santos’ (=’Corozon’)
Alocasia villeneuvii
Alocasia ‘Wanda’
Alocasia wentii : New Guinea Shield ( New Guinea )
Alocasia ‘White Plumbae’
Alocasia ‘White Knight’
Alocasia ‘Williams Hybrid’
Alocasia wongii  : ( Borneo )
Alocasia zebrina : (Philippines)
Alocasia zebrina ‘Reticulata’
Sumber : keladi.net

Cara Tanam Kelad (Caladium)

Persiapan menanam umbi
Umbi dapat kita tanam langsung ke dalam media. Tapi, untuk mendapatkan anakan yang banyak, maka umbi harus dipersiapkan dulu. Cara-cara-nya antara lain:
De-eyeing
Umbi yang besar akan menghasilkan tanaman yang besar pula. Untuk menghasilkan tanaman yang rimbun (kecil tapi banyak) salah satu teknik adalah dengan de-eyeing atau penghilangan tunas utama. Cara ini akan menghilangkan dominasi tunas utama sehingga tunas samping akan tumbuh cepat. Cara ini akan menghasilkan tanaman yang lebih kecil dan seragam tapi rimbun.
Teknik ini tidak direkomendasikan untuk jenis lance-leaf karena secara natural, mereka membuat tunas-tunas yang serupa (tidak ada dominasi tunas utama).
De-eying membutuhkan kedalaman 2-3 mm dengan diameter tidak lebih dari 6 mm, karena di sekitar tunas utama itulah tunas-tunas samping berada. Potongan yang dalam akan berpotensi membawa penyakit, sedangkan jika terlalu lebar akan mematikan tunas-tunas samping.
De-eying tidak diperlukan jika ada 5 atau lebih tunas dominan yang muncul, karena dengan 5 tunas itu sudah cukup untuk menghasilkan tanaman yang rimbun.
 de-eying process that kills dominant bud
Dengan menggunakan paku yang besar, tusuk mata tunas yang dominan sedalam beberapa mm.
 hole that kills dominant bud
Hasilnya adalah lubang yang membunuh tunas dominan.
Pencacahan Umbi
Umbi dapat kita cacah untuk mendapat banyak anakan. Asalkan dalam satu cacahan itu ada 1 mata tunas, maka umbi itu dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Cara ini tidak disarankan jika waktu terbatas, karena untuk mendapatkan tanaman dengan ukuran penuh, diperlukan waktu 6- 9 bulan. Jika waktu terbatas, tanam saja langsung umbi tersebut, hanya dalam waktu 1 sampai 3 bulan tanaman sudah dalam ukuran penuh .
Dalam mencacah tidak perlu menggunakan pisau yang mahal, malah-malah bisa rusak karena getahnya. Alat yang dipergunakan cukup pisau dapur dengan batu asah untuk mempertajam pisau tersebut. Pada dasarnya Caladium sangat tahan terhadap penyakit. Musuh utama-nya hanyalah jamur, sehingga sebelum ditanam harus ditreatmen dulu dengan fungisida.

Florida style
chop the tuber into few parts
chop the tuber into few parts
Umbi dibagi menjadi 3 sampai 5 melewati mata dominan. Setiap cacahan memiliki bagian dari mata dominan.
Thai Style
Thailand memakai gaya pencacahan banyak. Karena sebenarnya dengan setengah mata saja umbi bisa tumbuh menjadi tanaman. Namun ada kalanya mata umbi tidak kentara, sehingga hal ini sangat sulit dilakukan. Mereka mengklaim dapat membagi 1 umbi menjadi 40 cacahan. Dalam 8 bulan anakan itu sudah mempunyai umbi yang bisa dicacah lagi untuk menjadi 40 anakan. 
Itox’ Style
Karena kesulitan menemukan mata tunas di bagian umbi yang membesar, maka itox membuat cara baru yang sedikit berbeda. Sudah kita ketahui bahwa di daerah sekitar tunas utama sebenarnya ada banyak tunas-tunas samping, sehingga jika kita cacah beberapa bagian di sekitar tunas utama, maka bisa dipastikan ada 1 tunas dalam 1 cacahan.
Tunas dominan dipisahkan dari umbi dengan menggunakan pisau tajam.
Tunas utama yang dipisahkan harus masih memiliki sebagian umbi, jangan terlalu kecil.
Tunas utama yang sudah dipisahkan tadi dibagi menjadi 4. Bagian atas ini bisa kita tanam sehingga tumbuh menjadi 4 pohon berlainan. Bahkan 1 bagian bisa tumbuh lebih dari 1 cabang.
Bagian bawah (yang tidak punya tunas utama) mempunyai sifat seperti umbi yang sudah dilakukan proses de-eyeing. Umbi bagian bawah ini jika ditanam akan bercabang banyak.
Treatmen Fungisida
Sebelum umbi tadi kita tanam, mereka harus ditreatmen dengan fungisisda. Rendam umbi minimal 10 menit sebelum ditanam dengan menggunakan larutan fungisida.


Cara tanam Umbi
Umbi dapat ditanam dalam posisi apapun, tunas akan menyesuaikan posisinya sendiri. Jika tunas utama sudah muncul, lebih baik diarahkan ke atas agar cepat tumbuh. Akar juga akan tumbuh hanya di sekitar tunas tersebut, bukan di bawah. Jadi, pastikan umkbi yang ditanam tertutup dengan tanah jika tidak mau akar-akarnya mengering.
Kurangnya air pada masa ini akan mengakibatkan daun yang muncul pertama kali berukuran kecil dan membutuhkan waktu yang lebih untuk membuatnya berukuran penuh.
Cara tanam Umbi dalam pot
Jika ditanam di pot, pilih ukuran pot yang sesuai dengan ukuran umbi Caladium. Pot yang besar hanya cocok untuk tanaman yang besar atau kecil-kecil yang banyak. Sebuah umbi dengan diameter 10 cm cocok untuk pot ukuran 15 cm, umbi 7 cm untuk pot 12 cm, umbi 5 cm untuk pot 10 cm, umbi 2 cm untuk pot 7 cm.
Seringkali penanaman dilakukan di pot yang terlalu besar. Misalnya umbi 2 cm ditanam di pot ukuran 10 cm (yg seharusnya umbi 5 cm), maka daun yang pertama kali muncul akan terlalu kecil untuk ukuran pot tersebut sehingga tidak estetis karena penampakan pot dibanding ukuran tanaman yang terlalu besar. Hal ini mengakibatkan kita harus menunggu 2 sampai 4 minggu ekstra untuk mendapat ukuran tanaman yang seusai dengan ukuran pot.
Cara tanam Umbi di tanah
Caladium biasa ditanam sebagai penutup taman di tempat teduh atau sedikit teduh. Ada jenis yang warnanya lebih keluar di tempat teduh, ada pula yang di tempat terang. Pilihlah jenis sesuai ke butuhan. Asalkan pengairannya cukup, sebenarnya hampir semua jenis caladium Florida bisa tahan di sinar matahari sub-tropis secara penuh (perlu sedikit naungan jika di daerah tropis). Jenis-jenis Thailand lebih rentan akan cahaya. Jangan tanam di tempat yang gelap karena membuat warna hijau lebih mendominasi, bukannya warna aslinya. Tempat terbaik tetaplah daerah terang tapi teduh.
Jika tempatnya terkena sinar matahari langsung, jenis-jenis yang paling sesuai adalah: warna putih: Candidum Junior dan Seagull; warna pink: Carolyn Whorton, Rosebud, Mrs. W. B. Haldeman, Pink Gem, dan Lance Whorton; warna merah: Fire Chief dan Red Frill.
Sebaiknya tanah dicampur dengan bahan organik dan cukup menahan air. Drainase-nya harus bagus, jangan di tanam di tempat yang becek. Gemburkan tanah dengan kedalaman paling tidak 15 cm.
Semakin besar umbi, semakin jauh pula jarak tanam antar Umbi. Jarak yang dianjurkan adalah 10 sampai 30 cm. Jika ingin lebih cepat menutup area tersebut, cukup dekatkan jarak antar umbi atau pilih umbi yang lebih besar. Tanam umbi di kedalaman tanah sekitar 5 cm. Untuk menghasilkan tanaman yang banyak/rimbun sebaiknya tidak dilakukan pencacahan umbi, cukup lakukan de-eyeing agar kemungkinan hidup lebih tinggi.
Sumber : keladi.net

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan

A. Faktor Luar
1.
Air dan Mineral Þ berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal.
2.
Kelembaban.
3.
Suhu Þ di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.
4.
Cahaya Þ mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat.
Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap
Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran.
B. Faktor Dalam
1.
Faktor hereditas.
2.
Hormon.
a.
Auksin
adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa.
– membantu perkecambahan
– dominasi apikal
b.
Giberelin
Senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin :
– pemanjangan tumbuhan
– berperan dalam partenokarpi
c.
Sitokinin
Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel.
d.
Gas etilen
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
e.
Asam absiat
f.
Florigen
g.
Kalin
Hormon pertumbuhan organ, terdiri dari :
– Rhizokalin
– Kaulokali
– Filokalin
– Antokalin
h.
Asam traumalin atau kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka



Teknik Pengolahan Limbah Cair PKS dengan Sistem Anaerobik

Secara konvensional pengolahan limbah di pabrik kelapa sawit (PKS) dilakukan secara biologis dengan menggunakan sistem kolam, yaitu limbah cair diproses di dalam satu kolam anaerobik dan aerobik dengan memanfaatkan mikroba sebagai pe-rombak BOD dan menetralisir ke-asaman cairan limbah. Hal ini di-lakukan karena pengolahan limbah dengan menggunakan teknik tersebut cukup sederhana dan dianggap murah. Namun demikian lahan yang diperlu-kan untuk pengolahan limbah sangat luas, yaitu sekitar 7 ha untuk PKS yang mempunyai kapasitas 30 ton TBS/jam. Kebutuhan lahan yang cukup luas pada teknik pengolahan limbah dengan menggunakan sistem kolam dapat mengurangi ketersediaan lahan untuk kebun kelapa sawit. Waktu retensi yang diperlukan untuk me-rombak bahan organik yang terdapat dalam limbah cair ialah 120 – 140 hari. Efisiensi perombakan limbah cair PKS dengan sistem kolam hanya sebesar 60 – 70 %. Disamping itu pengolahan limbah PKS dengan menggunakan sistem kolam sering mengalami pen-dangkalan sehingga masa retensi men-jadi lebih singkat dan baku mutu limbah tidak dapat tercapai. Oleh karena itu perlu dicari sistem pengolahan limbah yang lebih efisien dengan waktu retensi yang rendah dan efisiensi yang tinggi. Teknik pengolahan limbah PKS dengan sistem tangki anaerobik adalah salah satu sistem pengolahan limbah yang dilakukan secara anaerobik dengan kecepatan tinggi dan sangat efisien. Adapun prinsip kerja teknik peng-olahan limbah tersebut adalah degra-dasi bahan organik oleh bakteri secara anaerobik. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dan mengembang-kan teknologi pengolahan limbah cair menggunakan tangki dengan masa retensi relatif singkat. Metodelogi yang digunakan dalam penelitian ini ialah sistem tangki biofilter kecepatan tinggi (Highrare Biofilter Tank). Air limbah yang berasal dari fat-pit dialirkan ke dalam tangki pengumpul dan se-lanjutnya dialirkan ke dalam tangki pengendapan dan tangki umpan (V tank) dengan kapasitas berturut-turut 600, 250, dan 250 liter. Limbah cair PKS dialirkan ke tangki digester I (TD I) dan selanjutnya ke tangki digester II (TD II) dengan menggunakan pompa sentrifugal yang dilengkapi dengan pengatur waktu. Kecepatan aliran diatur mulai dari 25, 50, dan 100 lt/hari. Dengan demikian waktu penahanan hidrolis (WPH) berturut-turut 20, 10, dan 5 hari. Resirkulasi limbah cair PKS dari TD I ke TD II dilakukan dengan pompa resirkulasi. Biogas yang di-hasilkan dari perombakan tersebut di-catat melalui alat pencatat gas ( Gas Counte I = GCI). Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa tidak ada perbeda-an nyata antara perlakuan WPH 20 hari dan WPH 10 hari. 

Penggunaan WPH selama 10 hari akan terjadi pengurangan COD LPKS sebesar 80, 8 %. Jika dibanding-kan dengan sistem kolam anaerobic konvensional, sistem tank anaerobic dapat mengurangi waktu perubahan dari 50 hari menjadi 10 hari atau sebesar 80 %.

KELAPA SAWIT : Pengendalian Hayati Gulma Kirinyuh (Chromolaena odorata)

Gulma kirinyuh (Chromolaena odorata) merupakan gulma yang dapat menyebar dan menutupi areal-areal terbuka lahan kering secara cepat sehingga gulma tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha-usaha pertanian, per-kebunan, dan peternakan. Oleh karena itu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah melakukan kerjasama penelitian dengan Australia Centre for International Agriculture Research (ACIAR) untuk men-cari musuh alami yang efektif dalam mengendalikan pertumbuhan gulma. Salah satu musuh alami yang telah berhasil diintroduksi dari Tucuman, Argentina adalah lalat puru Procecidochares connexa. Introduksi lalat tersebut dilakukan pada akhir tahun 1993 hingga pertengahan tahun 1994. Kini lalat tersebut telah berhasil dikembangkan dengan baik. Pada pengujian terhadap jenis tanam-an inang, ternyata lalat ini mempunyai inang yang spesifik. Mereka hanya dapat hidup dan berbiak pada gulma kirinyuh. Untuk mengetahui dampak lalat ini terhadap penekanan per-tumbuhan gulma kirinyuh, pemerintah telah mengeluarkan izin pelepasannya pada pertengahan tahun 1995. Berdasarkan hasil pengamatan setelah 1 tahun pelepasan serangga P. connexa di lapangan (Biruen–Aceh), lalat puru ini telah menyebar sampai jarak 40 km dan pada tingkat populasi optimal semua pucuk gulma membentuk puru sehingga mengurangi jumlah bunga dan menghambat pertumbuhan gulma.

Peranan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) Dalam Perlindungan Tanaman

I.Latar Belakang
      Tanahmerupakan tempat kehidupan mikroorganisme yang secara makro menguntungkan bagimahkluk hidup lainnya, termasuk manusia. Mikroorganisme yang menghuni tanahdapat dikelompokkan menjadi bakteri, fungi, alga, dan protozoa. Jumlah danjenis mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh perubahan lingkungan. Untukmendapatkan hasil yang maksimal dengan waktu yang seefisien mungkin dalamkegiatan pertanian maka diwujudkanlah hal tersebut dengan penggunaan pestisidaselama aktifitas pertanian berlangsung. Hal ini dapat menyebabkan kerusakanlingkungan, baik ditempat pemberian pupuk maupun di lokasi akumulasi bahankimia tersebut. Penggunaan pestisida sintetis pada pertanian merupakan dilema,di satu sisi sangat dibutuhkan dalam rangka penyediaan pangan, di sisi lain tanpadisadari mengakibatkan berbagai dampak      negatif, baik terhadap manusia, hewan mikroba maupun lingkungan.
  Meningkatnya kesadaran manusia terhadap terjadinya kerusakan lingkunganhidup yang disebabkan oleh aktivitas pertanian telah mendorong timbulnyaparadigma baru dalam sistem pertanian yang merupakan koreksi terhadap paradigmasebelumnya. Dimana paradigma sebelumnya menekankan pada hasil yangsebesar-besarnya dengan menggunakan bahan kimia sebanyak-banyaknya. Makaparadigma baru mulai memikirkan cara bagaimana mendapatkan hasil pertaniansecara maksimal tanpa merusak lingkungan, salah satu cara untuk menggantikansebagian atau seluruh fungsi pupuk buatan tersebut adalah dengan memanfatkanpupuk hayati Cendawan Mikoriza Vesikular Arbuskular.
II.Mikoriza Vesikular Arbuskular
    Kita sudah mengenal Mikoriza Vesikular Arbuskular sebagai salah satupupuk hayati yang mampu meningkatkan serapan unsur hara makro P dalam tanah,bahkan dapat meningkatkan pula serapan terhadap unsur hara mikro seperti Cu danZn. Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu mycos yangberarti jamur danrhiza yang berarti akar. Jamur mikoriza pertama kaliditemukan oleh Frank, seorang ilmuwan dari Eropa pada tahun 1885 dan diartikansebagai root fungus (jamur akar) karena kemampuannya mengambil unsurhara seperti layaknya fungsi akar tanaman. Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA)merupakan asosiasi antara cendawan tertentu dengan akar tanaman denganmembentuk jalinan interaksi yang komplek. Mikoriza dikenal dengan jamur tanahkarena habitatnya berada di dalam tanah dan berada di area perakaran tanaman (rizosfer).Selain disebut sebagai jamur tanah juga biasa dikatakan sebagai jamur akar.Keistimewaan dari jamur ini adalah kemampuannya dalam membantu tanaman untukmenyerap unsur hara terutama unsur hara Pospat (P). Mikoriza merupakan suatubentuk hubungan simbiosis mutualistik antar cendawan dengan akar tanaman. Baikcendawan maupun tanaman sama-sama memperoleh keuntungan dari asosiasi ini.infeksi ini antara lain berupa pengambilan unsur hara dan adaptasi tanaman yanglebih baik. Dilain pihak, cendawan pun dapat memenuhi keperluan hidupnya(karbohidrat dan keperluan tumbuh lainnya) dari tanaman inang.
     Berdasarkan struktur dan cara cendawan menginfeksi akar, mikoriza dapatdikelompokkam ke dalam tiga tipe :
1.        Ektomikoriza,merupakan jamur yang pendek, bercabang dua, dan terkadang seperti tandan yangrapat. Ektomikoriza mempunyai sifat antara lain akar yang kena infeksimembesar, bercabang, rambut-rambut akar tidak ada, hifa menjorok ke luar danberfungsi sebagi alat yang efektif dalam menyerap unsur hara dan air, hifatidak masuk ke dalam sel tetapi hanya berkembang diantara dinding-dinding seljaringan korteks membentuk struktur seperti pada jaringan Hartiq.
2.     Ektendomikoriza,merupakan bentuk antara (intermediet) kedua mikoriza yang lain. Ciri-cirinyaantaralain  adanya selubung akar yang tipis berupa jaringan Hartiq, hifadapat menginfeksi dinding sel  korteks dan juga sel-sel korteknya.
3.        Endomikoriza,Jamur ini tidak membentuk selubung yang padat, namun membentuk meselium yangtersusun longgar pada permukaan akar.  Jamur juga membentuk vesikula danarbuskular yang besar di dalam sel korteks. Menurut Siti dalam Wikipedia, 2011,Vesikular merupakan suatu struktur berbentuk lonjongatau bulat yang mengandungcairan lemak dan berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan atau berkembangmenjadi klamidospora yang berfungsi sebagai organ reproduksi dan strukturtahan. Sedangkan yang dimaksud dengan Arbuskular adalah struktur hifa yangbercabang-cabang seperti pohon kecil yang mirip haustorium (membentuk poladikotom) berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi antara tanaman inangdengan jamur. Endomikoriza tidak membentuk mantel yang menyelimuti akar, karenajamur ini berada di dalam korteks akar. Tipe jamur ini, adalah dengan adanyaarbuskula yang berada di dalam korteks akar. Arbuskula ini digunakan untukmenyerap nutrisi yang berada di area perakaran.
Akar yang bermikorizajuga diketahui dapat menjalankan fungsinya lebih baik dalam penyerapan haratanah dibandingkan dengan yang tak bermikoriza dan lebih sedikit kemungkinanterserang oleh patogen tertentu. Jadi simbiose mikoriza adalah bentuk yangberguna bagi ketahanan tanaman terhadap serangan patogen dan membantu tanamanuntuk meningkatkan penyerapan unsur hara. Hampir semua tanaman yang bergunabagi manusia bersimbiose dengan jamur mikoriza dimana akarnya terinfeksicendawan mikoriza. Gramineae dan Leguminosa umumnyabermikoriza. Jagung merupakan contoh tanaman yang terinfeksi hebat olehmikoriza. Tanaman perkebunan yang telah dilaporkan akarnya terinfeksi mikorizaadalah tebu, teh, tembakau, palem, kopi, karet, kapas, jeruk, kakao. Sebagianbesar tanaman tahunan tidak dapat bertahan hidup lama secara dinamis bila tidakbersimbiose dengan jamur mikoriza karena dalam hal ini peranan mikoriza sebagaikontrol biologi dalam ekosistem terrestrial (Ridiah, 2010).
III.Manfaat Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA)
        Beberapamanfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza adalahsebagai berikut (Rahayu dan Akbar, 2003) :
MeningkatkanPenyerapan Unsur Hara
                       Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidakbermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsurhara mikro. Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsur haradalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano, 1985 dalamSuhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003). De la Cruz (1981) dalam Atmaja(2001) dalam Rahayu dan Akbar, 2003 melaporkan lebih banyak lagi unsur harayang serapannya meningkat dari adanya mikoriza. Unsur hara yang meningkatpenyerapannya adalah N, P, K, Ca, Mg, Fe, Cu, Mn dan Zn. Hubungan antara MVAdengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersama-samakeduanya membantu pertumbuhan tanaman.
Tahan TerhadapSerangan Patogen
                       Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksipatogen akar. Mekanisme perlindungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.     Adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untukmasuknya patogen
2.     Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akarlainnya, sehinga tidak cocok bagi patogen.
3.     Fungi mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembanganpatogen.
           Menurut Ridiah, 2010, terbungkusnya permukaan akar oleh mikoriza menyebabkanakar terhindar dari serangan hama dan penyakit. Infeksi patogen akar terhambat.Mikoriza menggunakan semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya,sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi patogen. Dilain pihak,cendawan mikoriza ada yang dapat melepaskan antibiotik yang dapat mematikanpatogen.
                   Demikian pula mikoriza telah dilaporkan dapat mengurangi serangan nematoda.Jika terhadap jasad renik berguna, MVA memberikan sumbangan yang menguntungkan,sebaliknya terhadap jasad renik penyebab penyakit MVA justru berperan sebagaipengendali hayati yang aktif terutama terhadap serangan patogen akar. Interaksisebenarnya antara MVA, patogen akar, dan inang cukup kompleks dan kemampuan MVAdalam melindungi tanaman terhadap serangan patogen tergantung spesies, ataustrain cendawan MVA dan tanaman yang terserang
Memperbaiki StrukturTanah dan Tidak Mencemari Lingkungan
                Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi tanah,hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan strukturagregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan organiktanah Mikoriza dapat meningkatkan struktur tanah dengan menyelimuti butir-butirtanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polysakarida yangdihasilkan cendawan pembentuk mikoriza., karena bukan merupakan bahan kimiapupuk ini tidak mencemari lingkungan.
Mikoriza dapatMemproduksi Hormon dan Zat Pengatur Tumbuh
Fungi mikoriza dapatmemberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengaturtumbuh seperti vitamin kepada inangnya.
Manfaat Tambahan
                       Penggunaaninokulum yang tepat dapat menggantikan sebagian kebutuhan pupuk. Sebagai contohmikoriza dapat menggantikan kira-kira 50% kebutuhan fosfor, 40% kebutuhannitrogen, dan 25% kebutuhan kalium untuk tanaman lamtoro. Penggunaan mikorizalebih menarik ditinjau dari segi ekologi karena aman dipakai, tidak menyebabkanpencemaran lingkungan. Bila mikoriza tertentu telah berkembang dengan baik disuatu tanah, maka manfaatnya akan diperoleh untuk selamanya. Mikoriza jugamembantu tanaman untuk beradaptasi pada pH yang rendah. Demikian pula vigor tanaman bermikoriza yang baru dipindahkan ke lapang lebih baik dari yangtanpa mikoriza. Mikoriza selain dari segi fisik dengan adanya hifa eksternalmikoriza banyak mengandung logam berat, dan daerah tambang memberikan harapantersendiri untuk digunakan pada proyek rehabilitasi/reklamasi daerah bekastambang.
IV.Cara Aplikasi Mikoriza Vesikular Arbuskular
                              Pupuk mikoriza umumnya berupa spora dan potongan akar yang terinfeksi jamur dandicampur dengan zeolit  sebagai media pembawa. Penggunaan mikoriza efektifdigunakan pada saat tanaman masih di persemaian, di mana akarnya belummengalami penebalan. Pada kondisi seperti ini peluang mikoriza akan lebih besaruntuk menginfeksi akar tanaman. Pemberian mikoriza diberikan dengan cara menaburkannyapada lubang sebelum penanaman, menempelkan pupuk/akar terinfeksi pada akartanaman muda atau mencampur mikoriza pada tanah untuk pembibitan tanaman.Karena mikoriza merupakan mahluk hidup maka sejak berasosiasi dengan akartanaman akan terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanamandalam peningkatan penyerapan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhantanaman sampai dewasa (Novriani dan Madjid, 2011).
                       Kondisilingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji akan mendukung pula untukperkecambahan spora mikoriza. Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akarmelalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim dan selanjutnya tumbuh menujukorteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh darikorteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terusberlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagijamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi sertauntuk transportasi karbon serta hara lainnya ke dalam spora, selain fungsinyauntuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.
Suhu yang relatif tinggi dapat meningkatkan aktivitas mikoriza. Pada daerahtropika basah seperti Indonesia, hal ini menguntungkan. Suhu optimum untukperkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Pada umumnya infeksioleh cendawan mikoriza meningkat dengan naiknya suhu. Suhu yang tinggi padasiang hari (35°C) tidak menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologismikoriza. Peran mikoriza hanya menurun pada suhu di atas 40°C. Jadi, suhu bukanmerupakan faktor pembatas utama dari aktivitas mikoriza. Justru sebaliknya,suhu yang sangat tinggi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang(Kurnianto,2009).
Sumber : Karya TulisMilik  penyuluhthl.wordpress.com

Faktor Penentu Keberhasilan Stek Tanaman

Perbanyakan tanaman dengan stek merupakan yangmetode yang digunakan secara luas. Pada dasarnya perbanyakan tanaman terbagidalam dua tipe yaitu perbanyakan vegetatif dan perbanyakan generatif.Perbanyakan stek termasuk dalam perbanyakan tanamn secara vegetatif melaluiproses pembelahan dan diferensiasi sel tanaman. Penggolongan stek menurutbagian tanaman terdiri dari stek akar, stek batang dan stek daun.

Kemampuan suatu stek batang untuk berakar telahterbukti karena faktor-faktor dalam yang ada dalam sel-sel batang dan zat-zatyang diproduksi daun dan tunas yang tertranslokasi seperti: auksin,karbohidrat, senyawa nitrogen, vitamin dan berbagai senyawa lain. Faktor-faktorluar seperti cahaya, suhu, kelembaban dan ketersediaan oksigen berperan pentingdalam proses pengakaran tersebut.

Efektivitas pengakaran batang stek tanamanbervariasi menurut tahap perkembangan dan umur tanaman, tipe dan lokasi batangdan waktu. Pada umumnya, kemampuan berakar bertalian dengan tahap pertumbuhanjuvenil.tanaman yang sukar berakar yaitu tanaman dewasa dapat dibuat mudahberakar dengan mengembalikannya ke masa juvenil.

Jenis-jenis stek menurut tanaman yang biasadigunakan :

Jenis Stek
Nama Tanaman
Batang Terna
Anyelir, Krisan, Geranium, Lantana, Tomat, Koleus
Tunas dan Daun
Begonia, Gloxinia, Violces
Kayu Lunak
Azalea, Junifer, Lilak
Kayu Keras
Ara, Anggur, Kiwi
Akar
Sukun, Cemara

Faktor lingkungan yang berpengaruh dalamkeberhasilan stek tanaman adalah:

Kelembaban.
Matinya batang stek akibat pengeringan sebelumpengakaran, merupakan salah satu kegagalan yang sering terjadi dalam pembuatanstek. Tanpa akar yang terbentuk, setek mudah kekurangan air dan daun akan tetapbertranspirasi sehingga kehilangan air. Dalam prakteknya, daun dapat dipotonguntuk mengurangi transpirasi. Penggunaan pengkabutan dalam lingkungan stekdapat mengatasi masalah ini, bahkan dalam keadaan itu stek dapat siberi cahaya,sehingga fotosintesis dapat berlangsung.

Suhu
Lingkunagn tempat stek berada harus diatur untukmengurangi  transpirasi dan respirasi. Suhu siang 21-27C dan suhu malam 16-21C merupakan suhu optimum untukpengakaran stek tanaman.

Cahaya
Cahaya nampaknya menghambat pengakaran. Stek batangterna dan batang lunak secara tidak langsung resposif terhadap cahaya dalamperanannya dalam sintesis karbohidrat. Stek batang keras berakar lebih baik ditempat gelap. Perangsangan pengakaran juga dapat tercapai dengan pembungkusanbatang agar ber-etiolasi.

Mediaperakaran
Media pengakaran harus dapat memberikan kelembabandan oksigen cukup dan harus bebas penyakit, tidak perlu media berisi nutrisihara, sampai akar telah terbentuk. Medium dapat berpengaruh kepada persentasestek yang berakar dan tipe akar yang terbentuk. Berbagai campuran sepertitanah, pasir, gambut dan bahan-bahan anorganik seperti vermikulit dan perlittelah banyak digunakan. Perlit digunakan sendiri atau kombinasi dengan gambutcukup efektif karena sifat daya pegang airnya. Pasir/arang sekam atau air sajajuga cukup memuaskan untuk stek yang mudah berakar.