Layu Bakteri Pada Jahe

Jahe diduga berasal dari India, tanaman ini banyak dibudidayakan di Indonesia karena akar rimpangnya (akar tinggalnya) dapat digunakan sebagai bumbu, bahan jamu, dan manisan, sedangkan minyaknya untuk penyedap masakan dan industri parfum. Selain untuk keperluan dalam negeri, jahe juga merupakan bahan ekspor bagi Indonesia. Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan dan di ladang.
Layu bakteri merupakan salah satu penyakit yang menyerang tanaman jahe. Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup penting pada jahe di Indonesia. Gejala-gejala yang nampak yaitu daun-daun bawah menjadi kuning dan layu, yang cepat meluas ke atas. Pada tingkat yang lebih lanjut pangkal batang palsu menjadi kebasah-basahan dan mudah patah dari akar rimpangnya. Berkas pembuluh menjadi coklat tua atau hitam. Jika dipotong batang palsu dan akar rimpang akan mengeluarkan lendir yang seperti susu. Penyebab penyakit layu bakteri ialahPseudomonas solanacearum. Bakteri ini dapat bertahan lama di dalam tanah, khususnya jika sebelumnya di lahan tersebut ditanami tanaman yang rentan. Di dalam pertanaman penyakit ini dapat berkembang dengan cepat. Dari beberapa tanaman yang sakit dalam waktu beberapa minggu penyakit dapat menyebar pada suatu areal yang luas. Umumnya penyakit ini terdapat pada tanaman  muda yang berumur 3-4 bulan.
Pengendalian penyakit layu bakteri dapat dilakukan dengan menam jahe di lahan yang belum terinfeksi Pseudomonas solanacearum, atau lahan yang selama 3-5 tahun tidak ditanami dengan tanaman yang dapat menjadi inang bekteri tersebut. Di daerah yang telah terinfeksi dilakukan pergiliran tanaman (rotasi) dengan padi, jagung, atau mentimun. Selain itu, untuk mengandalikan penyakit ini dilakukan dengan menggunakan bibit yang sehat ketika awal penanaman.
(Semangun, Haryono. 2000. Penyakit-penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press)

Morfologi Jahe dan pengolahan

Jahe (Zingiber officinale), merupakan tanaman rimpang yang populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.
Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus. Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.  Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.
Ektrak jahe

Ektrak jahe

pengolahan Jahe:
umumnya jahe selalu di olah menjadi berbagai bentuk seperti bubuk jahe kering, Awetan jahe, Jahe bubuk, Minyak jahe, Oleoresin jahe dan dikonsumsi dalam bentuk kapsul (Perment Jahe). tetapi jika di lihat dari fungsi dan kegunaan jahe, jahe memiliki pengolahan menjadi obat nyamuk hasil ampas jahe, yang memiliki rasa pedas di mulut, bisa menjadi penyegar ruangan dan juga obat nyamuk itu pun di alami dari seseorang yang telah mencoba kreasi terhadap ampas jahe.
pengolahan menjadi obat nyamuk sangatlah mudah di buat dan di praktekan di rumah khususnya banyak nyamuk (serangga mirip Drakula yang suka hisap darah waktu instirahal). Ampas jahe di rendam dengan air hangat kuku biasa dan di tambahkan campuran kapur barus yang di haluskan, dan disiapkan kipas menghadap ke mulut air yang tercampur jahe kipas di hidupkan, dari tersebut hasil uap air campur jahe di hisap oleh kipas kecil dan di sebarkan di semua ruangan yang tertutup. Dari herbal ampas jahe mampu mengurangi kegunaan obat nyamuk bakar atau obat nyamuk kimia yang dapat menggangu aroma di saat istirahal, sebenarnya tidak hanya itu saja langsung air dari ektrak jahe juga bisa langsung di pakai.

BUAH DAN SAYURAN YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN JANTUNG

Ada beberapa jenis buah dan sayuran unggulan yang tidak hanya mengandung vitamin dan mineral. Akan tetapi sayuran dan buah ini  mengandung antioksidan. Lho apa hubungannya antioksidan dan kesehatan jantung?
Sayuran dan buah adalah bahan makanan yang mengandung serat  yang mampu mencegah penyakit jantung. Serat makanan itu merupakan senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan mempunyai kemampuan hebat dalam menetralisir radikal bebas dan mencegah oksidasi kolesterol jahat (LDL). Contoh glutation dalam alpukat atau quercentin yang terdapat dalam anggur dan bawang.
Kolesterol LDL memiliki kemampuan menembus dinding arteri dan kemudian menyumbat pembuluh darah bila telah mengalami oksidasi. Maka supaya pembentukan plak dan penyumbatan itu tidak terjadi, proses oksidasi itu harus dicegah. Itu berarti ketika antioksidan mencegah terjadinya proses oksidasi LDL itu,  resiko munculnya penyakit  jantung koroner pun terhambat.
Jadi tahu kan apa hubungannya  zat antioksidan dengan kesehatan jantung? Nah inilah 11 buah dan sayuran yang berguna bagi kesehatan jantung kita :
1. Alpukat
Antioksidan-glutation dan lemak tak jenuh tunggal yang terkadung dalam alpukat bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas serta lemak yang bersifat merusak dalam tubuh.
2. Anggur
Flavonoid seperti quercentin dan catechin banyak terdapat dalam anggur, terutama anggur merah dan ungu. Antioksidan ini berkhasiat memperlancar aliran darah, mencegah reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL), serta mengurangi pembentukan plak pada pembuluh darah. Vitamin C dalam anggur juga dapat menetralisir radikal bebas.
3. Apel
Apel mengandung banyak sekali pektin, yaitu jenis serat yang sangat bermanfaat membantu menurunkan kadar kolesterol darah. Pektin mengikat kolesterol yang berasal dari makanan, misalnya dari susu, daging dan telur serta menahannya agar tetap berada dalam usus. Kolesterol tersebut selanjutnya dikeluarkan dari dalam tubuh melalui tinja.
4. Berri
Buah-buahan keluarga berri seperti kranberi, strawberi, dan blueberi mengandung antioksidan-vitamin C yang bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas. Juga bersifat antikanker dan antiinfeksi saluran kemih.
5. Jeruk
Jeruk mengandung karotenoid, flavonoid, vitamin C dan glutation yang berguna untuk menetralkan radikal bebas dan antikanker.
6. Bawang
Bawang putih maupun bawang merah mengandung antioksidan quercentin yang berguna untuk menetralisir kolesterol jahat (LDL) dan bersifat antikanker.
7. Bayam
Mengandung banyak antioksidan-karotenoid, lutein dan asam folat yang bermanfaat menetralisir radikal bebas dan antikanker paru-paru.
8. Brokoli
Brokoli mengandung antioksidan-sulforafan, vitaminC, indole, chromium dan glutation yang bermanfaat untuk menetralkan radikal bebas, antikanker (paru-paru, usus besar) dan pengendalian insulin.
9. Kubis
Terdiri dari kubis savoy dan kubis keriting yang mengandung antioksidan-indole-3-karbinol yang dapat menetralisir radikal bebas dan antikanker payudara.
10. Tomat
Mengandung antioksidan-karotenoid lycopene, vitamin C dan asam p-kumarat, asam klorogenat yang berguna menetralisir radikal bebas dan antikanker pankreas.
11. Wortel
Kaya akan antioksidan-karotenoid yang dapat menetralisir radikal bebas, antikanker dan menetralisir jerawat. Wortel juga mengandung kalsium pektat yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol darah.

Tanaman Toga

TOGA adalah kependekan dari Tanaman Obat Keluarga. Taman toga pada intinya adalah pekarangan  rumah, kebun maupun ladang yang dimanfaatkan untuk membudidayakan tanaman yang mempunyai khasiat sebagai obat untuk memenuhi kebutuhan obat atau pencegahan penyakit di dalam keluarga.
Beberapa manfaat tanaman toga adalah sebagai alternatif  untuk mengenalkan tanaman obat atau tanaman herbal terhadap usaha kesehatan warga seperti usaha pencegahan penyakit, meningkatkan tingkat kesehatan dan usaha menyembuhkan penyakit. Selain itu tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai sarana untuk memperbaiki status nutrisi warga masyarakat, pelestarian alam sekitar, penyebaran gerakan penghijauan, untuk pemertaan tingkat pendapatan dan sebagai sarana keindahan lingkungan.
Jenis tanaman obat keluarga terdiri dari :
  • Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
  • Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
  • Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
  • Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak
  • Jenis tanaman yang hampir punah
  • Jenis tanaman yang masih liar

Inggu

Inggu

(Ruta angustifolia [L.] Pers.)

Sinonim :
= R. chalepensis L. var. angustifolia. = R. graveolens.
Familia :
Rutaceae
Uraian :
lnggu berasal dari Eropa Selatan dan Afrika Utara. Di Jawa, tumbuhan yang dapat menimbulkan iritasi lokal ini sering ditanam di kebun pada daerah pegunungan sampai ketinggian 1.000 m dpl. Terna, tumbuh tegak, tinggi mencapai 1,5 m, batang berkayu, silindris, ramping. Percabangan banyak, lemah, seluruh bagian bila diremas berbau tidak sedap. Daun majemuk menyirip ganda, letaknya berseling, dengan anak daun lanset atau bulat telur sungsang, pangkal menyempit, ujung tumpul, tepi rata, pertulangan tidak jelas, panjang 8 – 20 mm, lebar 2 – 6 mm, warnanya hijau muda. Bunga majemuk dalam malai rata, keluar di ujung ranting, dengan mahkota berbentuk rnangkok warna kuning terang. Buah kecil, lonjong, terbagi menjadi 4 – 5 kotak, warnanya cokelat. Biji kecil berbentuk ginjal, warnanya hitam. Di Eropa dikenal sebagai turnbuhan obat penolak guna-guna. Minyak esensialnya digunakan untuk pembuatan parfum dan kosmetik. Perbanyakan dengan setek batang. 

Nama Lokal :
Inggu (Sunda), godong minggu (Jawa). aruda (Sumatera).; Anruda busu (Makasar).; Raute (Jerman), ruta (Italia), wijnruit (Belanda),; Common rue herb, rue, herb of grace (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, influenza, batuk, radang paru, ayan (epilepsi), hepatitis; Kejang pada anak, kecikutan (singultus, hiccup), kolik, cacingan,; Histeri (hysteria), nyeri ulu hati, nyeri dada dan hernia, bisul,; Haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrrhea),; Radang kulit bernanah, memar akibat benturan benda keras, ; Gigitan ular berbisa dan serangga, Keracunan obat atau racun,; Pelebaran pembuluh darah balik (vena varikosa),; Radang vena (flebitis).;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Seluruh herba dapat digunakan baik dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan cara dijemur memakai naungan. Herba ini rasanya memualkan. 

INDIKASI :
Herba ini dapat mengatasi: 
– demam, influenza,
– batuk, radang paru, 
– kejang pada anak, ayan (epilepsi), 
– kecikutan (singultus, hiccup), kolik,
– histeri (hysteria), 
– menghilangkan nyeri, seperti nyeri ulu hati, dada, dan hernia, 
– hepatitis, 
– haid tidak teratur, tidak datang haid (amenorrhoea), 
– ekzema pada anak, bisul, radang kulit bernanah, 
– memar akibat terbentur benda keras, 
– gigitan ularberbisa dan serangga, 
– keracunan obat atau racun lain yang mematikan, 
– radang vena (flebitis), pelebaran pembuluh darah balik (vena 
  varikosa), dan 
– cacingan. 

CARA PEMAKAIAN :
Herba sebanyak 10 – 15 g direbus, lalu minum. Untuk pemakaian luar, herba segar digiling atau ditemas-remas, lalu dibubuhkan pada bagian tubuh yang sakit seperti pengobatan pada sakit kepala, kejang pada anak, ketombe, gudig, sakit telinga, sakit gigi, bisul, memar, dan rematik. Oleh karena herba ini rasanya pedas maka pemakaian lokal yang terlalu banyak dapat menyebabkan warna kulit menjadi merah, membengkak, dan kadang timbul lepuh (buila). Minyak asirinya juga dapat digunakan sebagai minyak gosok untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh yang sakit. 

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam 
    Sebanyak 1/2 genggam herba inggu segar dicuci bersih lalu direbus 
    dengan 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 3/4 bagian. 
    Setelah dingin Lalu disaring, dapat ditambah madu sebelum diminum. 
    Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 

2. Kejang pada anak 
    a. Sebanyak 15 – 20 g daun inggu segar dicuci bersih Lalu potong- 
       potong seperlunya. Rebus dengan 2 gelas air bersih sampai 
       tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk 2 kali minum, 
       yaitu pagi dan sore hari. 

    b. Sebanyak 10 lembar daun inggu dicuci bersih dan digiling sampai 
       halus. Tambahkan cuka seperlunya, remas sampai merata. Setelah
       selesai, adonan tadi dipakai untuk mengompres ubun-ubun anak 
       yang sedang kejang. 

3. Nyeri ulu hati :
    Sebanyak 1 5 g herba inggu segar dicuci dan direbus dengan 3 
    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Lalu 
    diminum sekaligus. 

4. Merangsang haid :
    Sebanyak 28 g herba inggu kering direbus dengan 3 gelas air bersih 
    sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, siap untuk dirninum. 
    Setiap kali minum cukup 1/2 gelas. 

5. Kecikukan :
    Sebanyak 3/5 genggam daun inggu dicuci, Lalu direbus dengan 3 
    gelas air bersih sampai airnya menjadi 3/4 bagian. Setelah dingin 
    disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 
    Setiap kali minum dapat ditambah madu secukupnya. 

6. Sakit telinga 
    Tiga genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu dibilas dengan air 
    matang. Tumbuk sampai halus, kemudian peras dengan sepotong 
    kain. Air perasannya diteteskan pada telinga yang sakit. 

7. Sakit kepala :
    Satu genggam daun inggu segar dicuci bersih lalu ditumbuk sampai 
    lumat. Hasilnya dibagi dua sama banyak, tempelkan pada kedua 
    pelipis. 

8. Sakit gigi :
    Tiga lembar daun inggu segar dicuci bersih Lalu dibilas dengan air 
    matang. Lumatkan dengan jari sampai lunak. Masukkan ke dalam 
    lubang gigi lalu ditutup dengan kapas. 

9. Ketombe, gudig :
    Segenggarn daun segar, sepotong kunyit dan 1 sendok teh beras 
    dicuci bersih Lalu digiling halus sampai seperti bubur. Gosokkan 
    pada kulit kepala atau kulit yang terkena gudig. 

10. Bisul 
     Segenggam daun inggu dicuci bersih lalu digiling halus. Hasil 
     gilingannya diperas dan air perasannya ini dicampur dengan bubuk 
     indigo. Gunakan untuk memoles bisul. 

11. Hepatitis ;
     Daun inggu segar sebanyak 1/3 genggam dicuci bersih, Lalu 
     tambahkan 3 gelas air bersih kemudian direbus sampai aimya tersisa
     separo. Set



Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba rasanya pedas, agak pahit, dingin. Minyak asirinya mengandung oleum rutae, rasanya pahit, pedas dan memualkan, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alkohol dan eter. . KANDUNGAN KIMIA : Minyak asiri mengandung metil-nonilketone sampai 90%, ketone, pinena, 1-limonena, cineol, asam rutinat, kokusaginin, edulinine, skimmianine, bergapten, graveoline, graveolinine, asam modic, rutin, rhamno glikosid, quersetin flavenol, xanthotoxin, sedikit tanin. Minyak asiri digunakan juga pada industri kosmetika, seperti pembuatan sabun, krim, dan wangi-wangian. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian 1. Sejurnlah percobaan pada binatang menunjukkan bahwa zat berkhasiat furoquinoline alkaloid skimmianine dapat menyebabkan keguguran. Hal ini diduga akibat efek stimulasi langsung pada otot kandungan (uterus). 2. Dari penelitian perkembangan folikel ovarium mencit pada periode pasca-lahir yang diberikan suntikan ekstrak daun inggu dengan dosis 8 mg/100 g bb, temyata pada ovarium mencit berumur 21, 35, dan 49 hari terjadi penurunan jumiah folikel primer, sekunder dan de Graaf, sedangjumlah folikel atresia meningkat. Hal ini diduga karena inggu bersifat estrogenik (Maria Esti Taruni, Fakultas B iologi UGM, 1993). 3. Pemberian ekstrak daun inggu subkutan pada mencit dengan kehamilan 4 – 5 hari dengan dosis 0,08 mglg bb, pada uterus tampak peningkatan vaskularisasi, hemoragi, hiperplasia endometrium, perubahan glandula uterina, edema lamina propria endometrium, tidak terbentuknya sel raksasa, dan tebal miometrium bertambah. Keadaan tersebut hampir sama dengan pemberian estradiol benzoas (Flora Rumiati, Fakultas Biologi UGM, 1993).







Iler

Iler

(Coleus scutellarioides, Linn,Benth)

Sinonim :
Coleus atropurpureus, Benth. C. blumei, Benth. C. ingratus, Benth. C. laciniatus, Benth. C. hybridus, Hort. Plectranthus scutellariodes, (Linn.), Benth.
Familia :
Labiatea
Uraian :
Morfologi Iler: Batang : Batang Pohon herba tegak dan merayap dengan tinggi batang pohonnya berkisar 30 cm sampai 150 cm, mempunyai penampung batang berbentuk berbentuk segi empat dan termasuk katagori tumbuhan basah yang batangnya mudah patah. Daun : Berbentuk hati dan pada setiap tepiannya dihiasi oleh jorong-jorong atau lekuk-lekuk tipis yang bersambungan dan didukung oleh tangkai daun dan memiliki warna yang beraneka ragam. Bunga : Berbentuk untaian bunga bersusun, bunganya muncul pada pucuk tangkai batang. Syarat Tumbuh: Iler dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Iler bisa didapat disekitar sungai atau pematang sawah dan tepi-tepi jalan pedesaan sebagai tumbuhan liar.

Nama Lokal :
Iler (Indonesia), Kentangan (Jawa), Jawer Kotok (Sunda); 


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Ambeien, Diabetes melitus, Demam, Diare (Sakit perut); Datang bulan terlambat, Bisul;

Pemanfaatan :

1. Ambeien
    Bahan: 17 lembar daun iler,  7 lembar daun ngokilo, 3 rimpang umbi 
    kunyit (3 cm)
    Cara membuat: seluruh bahan direbus dengan 5 gelas air sampai 
    mendidih.
    Cara menggunakan: diminum  1 kali sehari 1 gelas

2. Diabetes melitus
    Bahan: Tumbuhan iler lengkap (Batang, daun, bunga), adas 
    pulawaras secukupnya.
    Cara membuat: Seluruh  bahan direbus dengan 1 liter air sampai 
    mendidih.
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari 1/2 gelas, pagi dan sore.

3. Demam dan sembelit
    Bahan: 1 potong daun dan batang iler 
    Cara membuat: bahan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih 
    hingga tinggal 2 gelas
    Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

4. Sakit Perut
    Bahan: 3 potong akar iler
    Cara membuat: bahan direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih  
    hingga tinggal 1 gelas.
    Cara menggunakan: diminum pagi dan sore.

5. Datang bulan terlambat 
    Bahan:  Daun iler secukupnya
    Cara membuat:  Bahan  direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih 
    hingga tinggal 1 gelas
    Cara menggunakan: diminum menjelang tanggal bulan haid.

6. Bisul
    Bahan: Daun Iler secukupnya, Minyak kelapa
    Cara membuat: daun iler diolesi minyak kelapa, kemudian 
    dipanggang.
    Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan 
    pada bagian bagian yang bisul.


Komposisi :
Iler mempunyai komposisi kandungan senyawa kimia yang bermanfaat antara lain : – alkaloid – etil salisilat – metil eugenol – timol – karvakrol – mineral






Halia

Halia

(Zingeber officinale, Rosc.)

Sinonim :
Familia :
Zingiberaceae
Uraian :
Halia (Zingeber officinale) adalah tumbuhan liar di ladang-ladang yang mempunyai kadar tanah agak basah (lembab) dan banyak memperoleh sinar matahari. Halia termasuk jenis tumbuhan herba menahun. Ciri-ciri tumbuhan ini antara lain mempunyai batang tegak, bearakar serabut dan berumbi dengan rimpang mendatar. Sedang besar kecilnya rimpang tumbuhan halia sangat ditentukan oleh varitasnya. Rimpang halia berkulit agak tebal membungkus daging umbi yang berserat dan mempunyai warna coklat dengan aroma khas. Bentuk daunnya berbentuk bulat panjang dan tidak begitu lebar. Bunganya berbentuk malai dan mempunyai 2 kelamin serta mempunyai 1 benang sari dan 3 putik bunga. Bunga Halia muncul pada ketiak daun dengan posisi duduk. Halia merupakan tumbuhan daerah subtropis sampai tropis dan cocok ditanam pada daratan rendah sampai daaran tinggi (1500 meter di atas permukaan laut). Halia berbatang basah dan diduga berasal dari RRC dan India. Halia dapat mencapai ketinggian berkisar 0,75-1 meter.

Nama Lokal :
Ginger (Inggris), Halia (Indonesia), Jae (Jawa), Jahe(Sunda); Jae, Jahya (Bali), Sipodeh (Minang), Melito (Gorontalo); Jhai (Madura), Lia (Flores), Goraka (Ternate), Late (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Reumatik/Encok, Impoten, Keracunan udang, Pegal, Batuk; Sakit pinggang, Sakit Kepala, Mencret dan muntah-muntah;

Pemanfaatan :

1. Reumatik dan Encok
    a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya
       Cara membuat: dibakar, kemudian dicuci bersih dan diparut
       Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit dan 
       dilakukan secara teratur sampai sembuh.

    b. Bahan: 4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 2 rimpang umbi 
       lengkuas sebesar ibu jari dan 2 sendok makan buah cengkeh 
       kering.
       Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus dan 
       ditambah dengan 2-3 sendok makan air tajin.
       Cara menggunakan: dioleskan sebagai obat gosok pada bagian 
       yang sakit dan dilakukan 3-5 hari secara berturut-turut. 

2.  Mencegah Impoten
     Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 1 
     butir telur ayam kampung, 1 sendok teh bubuk kopi, 1 sendok 
     makan kecap, 1 sendok makan madu, dan seujung sendok teh
     bubuk merica.
     Cara membuat: umbi halia diparut dan diperas dengan 1 gelas air 
     masak, kemudian disaring; jeruk nipis dibelah dan diperas untuk 
     diambil airnya; telur ayam mentah dipecah dan diambil kuningnya; 
     kemudian dioplos dengan semua bahan lainnya dan diaduk sampai 
     merata.
     Cara menggunakan: diminum 1 kali seminggu dilakukan secara 
     teratur

3. Keracunan Udang 
    Bahan: 3-7 rimpang halia sebesar ibu jari dan minyak tanah.
    Cara membuat: umbi halia diparut dan ditambah minyak tanah 
    secukupnya. 
    Cara menggunakan: dioleskan pada bagian badan yang terasa gatal.

4. Sakit Pinggang dan keseleo 
    Bahan: 4-8 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan buah asam jawa 
    yang sudah masak secukupnya.
    Cara membuat: umbi halia diparut dan campur dengan buah asam 
    jawa sampai merata.
    Cara menggunakan: dioleskan (bobok) pada bagian badan yang 
    terasa sakit.

5. Capai dan Pegal-pegal 
    a. Bahan:  2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari dan susu perah 
       secukupnya.
       Cara membuat:  umbi halia dibakar dan dibersihkan,  kemudian 
       direbus bersama dengan susu perah.
       Cara menggunakan:  diminum biasa. 

    b. Bahan: 2 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 rimpang kencur 
       sebesar ibu jari, 1 ikat daun kemangi, 1 genggam beras yang 
       sudah direndam air dan sedikit garam dapur.
       Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis) 
       bersama-sama.
       Cara menggunakan: dioleskan sebagai param. 

    c. Bahan: 3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, tepung terigu 
       secukupnya, dan 1 potong asam jawa yang sudah masak.
       Cara membuat: umbi halia diparut, kemudian ditambah tepung 
       terigu dan asam jawa untuk dibuat adonan dengan ditambah air 
       hangat secukupnya.
       Cara menggunakan: dioleskaskan sebagai param.
6. Sakit Kepala
    Bahan: 2-3 lbar daun halia; 
    Cara membuat: ditumbuk halus dan ditambah sedikit air. 
    Cara menggunakan: digunakan sebagai kompres dahi. Sakit 
    Pinggang dan keseleo.

7. Batuk 
    a. Bahan: 2-3 rimpang umbi halia sebesar ibu jari.
       Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai  mendidih 
       hingga tinggal 1 gelas. 
       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore. 

    b. Bahan: 3-4 rimpang umbi halia sebesar ibu jari, 1 butir jeruk nipis, 
       1 sendok teh kayu putih.
       Cara membuat: umbi halia diparut, jeruk nipis dibakar dan diperas 
       untuk diambil airnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur
       dan diremas-remas. 
       Cara menggunakan: dioleskan pada bagian dada anak balita yang
       sakit pada pagi dan sore hari setelah mandi atau menjelang tidur.

8. Mencret dan Muntah-muntah. 
    a. Bahan: rimpang umbi halia secukupnya, bunga dan buah pala 
       secukupnya, jintan putih secukupnya, 1 gelas santan kelapa, 1 
       sendok the minyak kayu putih. 

    b. Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus (dipipis), 
       kemudian dicampur dengan santan kelapa dan minyak kayu putih 
       sampai merata.

    c. Cara menggunakan: digunakan sebag


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Zat-zat yang terdapat pada halia (Zingeber officinale) terutama rimpangnya, antara lain mengandung minyak atsiri, damar, mineral, sineol, fellandren, kamfer, borneo, zingiberin, zingiberol, gingerol, zingeron, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A dan protein.


Gude

Gude

(Cajanus cajan [Linn.] Millsp.)

Sinonim :
= Cajanus cajan. (Linn.), Huth. = C.indicus. Spreng.
Familia :
Papilionaccae (Leguminosae)
Uraian :
Gude atau kacang gude di Jawa dibudidayakan sebagai tanaman pangan atau digunakan sebagai pupuk hijau. Tumbuhan ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpl. Pertumbuhannya memerlukan banyak cahaya matahari dan tidak tahan terhadap kondisi lembap. Tumbuh sebagai perdu tegak, tinggi 1 – 2 m. Batang berkayu, bulat, beralur, berbulu, hijau kecokelatan. Daun berkumpul tiga, bertangkai pendek. Helai daun bulat telur sampai elips, tersebar, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau. Perbungaan majemuk, keluar dari ketiak daun, bentuk tandan, karangan bunga 15.- 30 cm, mahkota bentuk kupu-kupu, kuning. Buah polong, panjang 4 – 10 cm, berbulu, pipih, hijau. Biji kecil, bulat. Warna kulit biji bisa putih keabu-abuan, kuning, cokelat atau hitam. Polong muda dapat dimakan. Polong tua dipanggang atau dibuat sejenis tempe. Daun muda bisa dimakan mentah sebagai lalab, direbus atau dikukus. Perbanyakan dengan biji. 

Nama Lokal :
Kacang hiris (Sunda), kacang bali, ritik lias (Sumatera). ; Kacang gude, gude, kacang kayu (Jawa), kance (Bugis). ; Kacang bali, ritik lias (Sumatera). kacang kaju (Madura).; Kekace, undis (Bali). lebui, legui, kacang iris, kacang turis; Puwe jai (Halmahera), fou hate (Ternate, Tidore).; Shu tuo (China), kagios, kalios, kadios, gablas (Tagalog),; Straucherbse (Jerman), pigeon pea (Inggris).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit kuning (jaundice), sariawan, batuk, diare, gangguam perut, ; Cacingan, batuk berdahak, luka, memar.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, akar, dan biji. 

KEGUNAAN :
Daun berkhasiat untuk mengatasi: 
– sakit kuning (jaundice), 
– sakit di dalam mulut, 
– batuk, dan diare, gangguan perut. 

Akar berkhasiat untuk mengatasi: 
– cacingan, 
– batuk berdabak, dan luka.

Biji berkhasiat untuk mengatasi: 
– memar. 

DOSIS PEMAKAIAN :
Daun segar sebanyak 1 – 2 genggam direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun segar digiling halus, lalu digunakan untuk menutup kelainan seperti kurap, herpes zooster, gatal-gatal, dan ruam kulit.

CONTOH PEMAKAIAN : 
1. Kurap :
    Daun gude segar sebanyak 5 g dicuci bersih lalu ditumbuk halus. 
    Tambahkan 1/4 sendok teh kapur sirih, aduk merata, lalu dioleskan       pada kudisnya. 

2. Herpes zooster :
    Siapkan daun gude segar secukupnya, cuci bersih dan digiling 
    halus. Balurkan pada gelembung-gelembung herpes lalu ditutup 
    dengan kain kasa. Diganti 3 – 4 kali sehari. 

3. Batuk, diare, dan gangguan perut :
    Ambil daun gude segar sebanyak 2 genggam, cuci dan rebus 
    dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin 
    disaring, minum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas. 

4. Sakit di dalam mulut :
    Ambil daun gude muda secukupnya, cuci bersih dan kunyah. 
    Biarkan beberapa saat, baru ampasnya dibuang.

5. Sakit kuning:
    Ambil daun gude segar secukupnya, cuci dan giling halus. Air 
    perasannya ditampung sampai terkumpul 1/2 cangkir. Tambahkan 
    garam seujung sendok teh. Aduk, lalu diminum. Lakukan 2 kali 
    sehari, sampai sembuh. 

6. Memar :
    Ambil biji gude secukupnya lalu giling sampai halus. Tambahkan 
    sedikit air sampal menjadi seperti bubur. Turapkan pada bagian 
    tubuh yang memar. 


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun gude mengandung flavonoida, saponin, dan polifenol. Sedangkan batang mengandung flavonoida, saponin, dan tanin.





Greges Otot

Greges Otot

(Equisetum debile Roxb.)

Sinonim :
Familia :
Equisetaceae
Uraian :
Tumbuh ditempat terbuka atau sedikit ternaungi, berkumpul pada tanah lembah berpasir dan berbatu-batu yang banyak digenangi air, sepanjang aliran air di pegunungan, tepi sungai, selokan atau di rawa-rawa. Herba ini dapat ditemukan dari 300-2.700 m dpl. Tanaman pakuan yang tumbuh tegak atau tumbuh ke atas diantara tumbuhan lain, tinggi sekitar 1 m. Pangkal kadang merayap, ujung berjuntai, batang agak lemas, berongga dengan diameter 2-10 mm, bergaris-garis, beruas panjang. Cabang-cabang berkarang keluar dari buku-bukunya, selalu hijau dengan akar rimpang yang merayap. Daun keluar di atas buku, tersusun berkarang, kecil, lancip, berbentuk sisik dan merupakan sebuah kelopak tipis. Kantong spora terletak di ujung batang, berupa bulir, panjang 1-2,5 cm bentuknya lonjong dengan ujung yang tajam. Daun spora berbentuk perisai segi enam, bertangkai, di tengah-tengah berangkai dan susunannya berkeliling. Perbanyakan dengan spora. 

Nama Lokal :
Bibitungan, tata-ropongan (Sunda), lorogan haji, petungan,; sempol, tepung balung, tikei balung, tropongan (Jawa),; Sodlisoan (Madura). rumput betung, sendep-sendep (Sumatera); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata, Influenza, demam, diare, radang usus, hepatitis; Kencing atau berak berdarah, bengkak, tulang patah, wasir; Rematik;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh herba. Tanaman dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya. Jemur untuk disimpan. 

KEGUNAAN: 
– Radang mata merah (acute conjunctivitis). 
– Radang saluran air mata (ductus lacrimalis). 
– Menghambat pembentukan selaput pada mata (pterygium). 
– Influenza, demam. 
– Diare, radang usus. Hepatitis. 
– Kencing berdarah (hematuria), berak darah, darah haid banyak. 
– Kencing kurang lancar, bengkak (edema). 
– Tulang patah, rematik. 
– Wasir (hemorrhoid). 

PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 10-15 g herba kering, rebus. 
Pemakaian luar: Dibuat parem. Digunakan untuk sakit pada persendian, digosokkan pada anak untuk memperkuat anggota gerak dan obat luka. 

CARA PEMAKAIAN:   
1. Tulang patah: 
    Bila kedudukan tulang baik, ambil 2 batang herba segar seutuhnya, 
    dicuci lalu ditumbuk halus, remas dengan air garam secukupnya. 
    Ramuan ini dipakai untuk menurap bagian yang cedera, lalu dibalut. 
    Diganti 2 kali sehari. 

2. Hepatitis, wasir: 30 g herba,greges otot direbus, minum sebagai teh. 

3. Acute conjunctivitis, radang mata: 
    Greges otot, biji boroco (Celosia argentea L.), bunga chrysant 
    (Chrysanthemum indicum), kulit sejenis jangkrik (Cryptotympana 
    atrata = cicada), masing-masing 10 g, rebus. Setelah dingin 
    disaring, minum. 

4. Rematik: 
    15 g herba kering dan sebutir asam (Tamarindus indica) direbus 
    dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin 
    disaring, minum pagi dan sore hari, sampai sembuh. 

5. Wasir: 
    30 g herba segar greges otot dicuci bersih lalu digiling halus. 
    Tempelkan pada wasirnya. 

CATATAN : Pemakaian lama, dapat mengganggu fungsi ginjal. 



Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, sedikit pahit, netral. Anti radang, peluruh kencing (diuretik), pengobatan radang mata, menghilangkan angin dan panas, astringent, antihemorrhoid, menghentikan perdarahan. KANDUNGAN KIMIA: Asam kersik 5%-10%, asam oksalat, asam malat, asam akonitat (equisetic acid), asam tanat, kalium, natrium, thiaminase dan saponin.











Ginjean

Ginjean

(Leonurus sibiricus L.)

Sinonim :
= L. artemisia (Lour.) S.YHU. = L. heterophyllus, Sweet.
Familia :
Labiatae .
Uraian :
Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, kadang ditanam di kebun. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpi. Terna semusim, tumbuh tegak, berambut, tinggi 60-100 cm. Batang berongga, beralur, beruas, bercabang, warnanya hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, letak berhadapan bersilang, warnanya hijau. Bunga tersusun dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bergigi tajam, warnanya putih atau lembayung. Buahnya buah kotak, beruang 2- 4, coklat kehitaman. Biji berbentuk segitiga, kecil, warnanya hitam. Akarnya akar tunggang. Yang dimaksud dengan herba leonuri atau I mu cao dan dikenal juga dengan nama chongwei adalah tanaman yang berkhasiat sama dari tanaman yang bernama L.sibiricus, L.heterophyllus, L.artemisia atau L. turkestanicus V.Krecz.et Kuprian. 

Nama Lokal :
Padang derman, dendereman (Sunda), seranting (Sumatera). ; Ginjean, ginjeran (Jawa). gofu hairan roriha (Ternate), ; Laranga kohori (Tidore).; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Haid tidak teratur, radang ginjal, bengkak, kencing berdarah; Rabun senja, radang mata, hipertensi, keputihan, terlambat haid;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: 
Seluruh tanaman atau buah, pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. 

KEGUNAAN: 
Seluruh herba: 
– Haid tidak teratur (Menstrual irregularities). 
– Tidak datang haid (amenorrhea). 
– Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), Haid terlalu banyak. 
– Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-parturn 
  haematoma) 
– Radang ginjal (nephritis). 
– Bengkak (edema). 
– Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria). 
– Badan terasa lemah (General weakness). 
– Tidak subur (infertility) pada wanita. 
– Rabun senja, radang mata (conjunctivitis). 
– Darah tinggi. Pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis). 

Biji:
– Tekanan darah tinggi. 
– Keputihan. 
– Terlambat haid. 

PEMAKAIAN: 
Untuk minum: 
Seluruh tanaman: 1-30 g, 
biji: 5-15 g, rebus. 
Pemakaian luar: Herba segar setelah dicuci bersih 1alu digiling halus, atau yang telah dijadikan bubuk, dibubuhkan pada borok dan radang kulit bernanah. 

CARA PEMAKAIAN: 
1. Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, Peranakan (uterus) tidak 
   mengecil sempurna setelah malahirkan atau setelah dikuret 
   (currattage): 
    Ginjean dan Millettia reticulata masing-masing 60 g, dicuci dan 
    dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya 
    lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. 
    Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. 

2. Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan setelah 
   melahirkan, Peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan: 
    15-20 g ginjean dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai 
    tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 2 x 
    3/4 gelas. 

3. Nyeri haid:
    20 g ginlean kering dan 10 g Corydalis ambigua (yen hu so) kering
    direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas.Setelah      dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. Minum selama haid. 

4. Radang ginjal akut (Glomerulonephritis akut) dan bengkak: 
    180-240 g ginjean segar setelah dicuci bersih lalu direbus dengan 
    700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring, 
    minum. Sehari 2 x 1 1/2 gelas. 

5. Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita: 
    30-60 g ginjean segar dicuci bersih, rebus dengan telur atau ayam. 
    Setelah dingin dimakan. 

6. Peluruh haid: 
    10 g serbuk biji ginjean diseduh dengan 1 cangkir air panas, 
    tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk sampai merata.
    Setelah dingin diminum sekaligus. 

CATATAN :
– Herba leonuri tidak beracun, pemakaian lama lidak menimbulkan efek 
  samping.
– Buah beracun. Pemakaian sebanyak 30 gram dapat menyebabkan 
  keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam 
  12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram. 
– Gejala keracunan buah: Rasa lemah seluruh badan, kaki sukar 
  digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang 
  sangat berat tampak keringat sangat banyak dan lemah tak berdaya. 
– Wanita hamil dilarang memakai tanaman obat ini. 


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba: Pahit, pedas, sejuk. Melancarkan sirkulasi, membuat haid menjadi teratur, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan dan menciutkan rahim. Buah : Manis, sejuk, beracun. Biji: Manis, pedas. Memperbaiki penglihatan, peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), melebarkan pembuluh darah (vasodilator). KANDUNGAN KIMIA: 1. L.sibiricus: Leonurine, stachydrine, leonuridine, leonurinine, rutin, benzoic acid, lauric acid, linolenic acid, oleic acid, arginine, 4-guanidino-1-butanol, 4-guanidinobutytic acid, sterol, stachyose, vitamin A dan potassium chloride. 2. L.heterophyllus: Leonurine A, leonurine B, stachydrine, lauric acid, oleic acid. Buah (Leonuri fructus): Mengandung leonurinine C10 HI4 O3 N2, alkaloid I,II dan Ill, oleic acid, linoleic acid dan vitamin A.