BERAGAM JENIS TANAMAN PAGAR

Terkadang kita masih susah memilih jenis tanaman untuk pagar. Bisa saja kita memilih jenis tanaman yang sudah ada di seputar kita dan mudah didapatkannya. Sebab pada dasarnya, sekali lagi, yang penting adalah perawatan dan pemangkasan. Beberapa tanaman yang lazim digunakan untuk pagar tanaman antara lain:
1. Beluntas
Tanaman beluntas (Pluchea indica) termasuk suku Asteraceae dan masih sering tampak tumbuh liar di tanah tegal. Beluntas bisa mencipta keindahan saat ditanam sebagai tanaman pagar. Tingginya sekitar 1 – 2 meter, daunnya hijau terang, pinggirnya bergerigi, dan letaknya berseling. Bunga bertandan, warnanya putih agak kecokelat-cokelatan.
Daun beluntas mengandung zat-zat seperti amino (triptofan, treonin, lesusin, isoleusin), lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A dan C. Oleh sebab itu, daun beluntas dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional, seperti:
Mengusir Bau Badan
Ambil 15 helai daun beluntas yang masih muda, lalu kukus. Santaplah sebagai lalapan.
Menghilangkan pegal-pegal dan demam
Sediakan 15 helai daun beluntas, lalu seduh dengan segelas air panas. Jika sudah dingin, saring dan minum 1 – 2 kali sehari.
Menyembuh ganguan pencernaan
Ambil 8 helai daun beluntas, cuci bersih, lalu letakkan di atas nasi yang akan dibuat tim. Resep ini cocok untuk anak-anak yang terganggu pencernaannya.
2. Kemuning
Tanaman kemuning (Murraya paniculata) sering ditanam di pekarangan rumah, tapi ada juga yang tumbuh liar di antara semak-semak belukar. Kemuning termasuk ta-naman perdu, tingginya sekitar 3 – 7 meter.
Batangnya berkayu cukup keras, berwarna kekuning-kuningan. Kulit batang juga berwana ke-kuning-kuningan. Berdaun majemuk, menyirip ganjil. Bunganya tunggal atau majemuk tandan semu, setiap tandan berjumlah 8 bunga. Daun mahkota bunga berwarna putih. Bunganya sangat harum di senja hari.
Buahnya berbentuk bulat telur atau lonjong, dengan pangkal dan ujungnya lancip dan berwarna merah mengkilap.
Kemuning sangat menyukai sinar matahari. Jadi, cocok ditanam di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Sebagaimana perawatan tanaman hias pada umumnya, kemuning juga perlu disiram dan dipupuk sesuai kebutuhan. Dengan demikian tanaman akan hidup sehat, dan akan selalu berbunga.
Perbanyakan kemuning dapat dilakukan dengan stek batang, pencangkokan, atau dengan bijinya. Ambil biji-biji yang tua, lalu semaikan dalam polybag. Setelah tumbuh sekitar 30 – 50 cm, bibit kemuning dapat ditanam sebagai tanaman pagar.
3. Melati
Dari sekitar 200 jenis melati yang diketahui, baru sekitar 15 jenis saja yang telah dibudidayakan. Tanaman melati (Jasminum sambac) punya banyak manfaat, misalnya sebagai bunga tabur, tanaman hias pekarangan dan pot, bunga taman, industri parfum, dan pengobatan tradisional. Melati termasuk tanaman setahun yang berbentuk perdu tegak atau merambat.
Melati dapat tumbuh sampai ketinggian 2,5 meter, dengan sistem perakaran serabut yang menyebar di dalam tanah.
Bunga tumbuh di atas tunas, berbentuk tunggal atau berkelompok, dengan warna dan bentuk yang beraneka ragam. Setiap tangkai bunga terdiri atas 3 – 15 kuntum bunga bergantung jenis melatinya. Bunga mengeluarkan aroma wangi, sehingga sering dijadikan bahan pewangi rambut, parfum atau minyak, yang diperoleh dengan cara penyulingan.
Perbanyakan tanaman melati dapat dilakukan dengan cara stek, rundukan, atau cangkokan. Dengan ketiga cara ini, bibit akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang sifatnya sama dengan induknya.
Tanaman melati mengandung zat-zat bensil, indol, dan livalilasetat. Oleh sebab itu tanaman melati dapat digunakan untuk beragam pengobatan, seperti:
Melegakan sesak napas
Ambil 10 lembar daun melati, lantas rebus ke dalam 3 gelas air sampai mendidih. Sisakan 2 gelas. Bila sudah dingin, saring air rebusan, lalu tambahkan sedikit garam. Minum 2 kali sehari, pagi dan sore.
Menghilangkan bengkak akibat sengatan lebah
Ambil segenggam bunga melati, lalu remas-remas sampai halus. Tempelkan pada bagian yang tersengat lebah.
Mengurangi produksi ASI
Sediakan segenggam daun melati, lalu tumbuk sampai halus. Tempelkan hasil tumbukan di seputar payudara setiap pagi sebelum mandi.
4. Soka
Tanaman soka (Ixora spp) termasuk jenis tanaman perdu tegak, dengan tinggi sekitar 2 – 4 meter. Ada beberapa jenis soka yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar, antara lain:
Ixora paludosa, jenis soka yang paling banyak ditanam di Indonesia, berupa tanaman perdu, berbunga putih.
Ixora javanica berupa tanaman perdu berbunga merah.
Ixora finlaysoniana berupa pohon kecil, bunganya berwarna putih.
Perbanyakan tanaman soka dapat dilakukan dengan cara stek, pencangkokan, atau dengan peremajaan yang tumbuh sekitar pangkal batang.
Sumber : Tabloid Nova

Bunga Balsam, Warna Memikat Sarat Manfaat

Warna-warna cantik menjadi ciri khas tanaman asli Asia ini. Ciri khas lainnya, tanaman ini mudah tumbuh dan tidak rewel. Selain itu beberapa bagian tanamannya bisa dipakai sebagai obat P3K.
Di dunia, tanaman Impatiens balsamina Linn. dikenal sebagai bunga balsam. Di Indonesia lebih dikenal dengan nama bunga pacar air. Memiliki bunga dengan beragam warna, semisal merah muda, merah, putih, oranye, peach, atau salem. Sepintas, bentuk bunganya mirip anggrek dalam ukuran kecil dengan daun yang bergerigi.
Impatiens cukup populer sebagai tanaman hias dan banyak dijumpai di dataran tinggi, misalnya Puncak, Jawa Barat. Tingginya mencapai 30-80 centimeter. Setiap daerah di Indonesia memiliki nama lain untuk pacar air ini. Di Minangkabau (Sumatera Barat), pacar air dikenal dengan nama paruinai. Pacar cai (Sunda), kimhong (Jakarta), pacar banyu (Jawa), pacar foya (Bali), dan bunga jebelu (Halmahera Selatan).
Tanaman ini menyukai tempat teduh dan air. “Jadi, kalau rumah Anda banyak terkena sinar matahari, letakkan tanaman pacar air di bawah pohon,” papar Ida Widaningsih, General Manager PT Bina Usaha Flora. Meski warna bunganya banyak, pacar air tak bagus dipakai untuk landscape. “Biasanya bagus digantung atau diletakkan di pot. Mungkin karena senang di tempat teduh untuk landscape jadi kurang bagus.”
Meski Impatiens lokal pun ada di Indonesia, para pengusaha bunga masih mengimpor bibitnya dari luar negeri. “Bunga ini kan biasanya tumbuh di pinggir sungai. Tanaman yang lokal lebih tinggi, bunganya kecil, ruas batangnya kekar. Dan warna bunga tidak sebanyak dibanding bibit dari luar dengan warna yang beragam,” ujar Ida.
Media tanam untuk tanaman ini tidak sulit. Pakai saja campuran tanah, kompos, sekam atau tanah, cocopeat. “Boleh juga memakai pupuk kandang.” Meskipun tergolong bukan tanaman rewel, ada satu musuh utamanya, yaitu hama. Begitu terkena hama, tanaman akan langsung busuk. Jadi, awasi tanaman pacar air Anda dari segalahama pengganggu.

Tanaman Pengusir Nyamuk

Tak heran, sejak kasus pertama ditemukan di Surabaya tahun 1969 hingga sekarang, penyakit DB sepertinya tak pernah bisa ditekan. Demikian juga jumlah korbannya.
Seiring dengan merebaknya kasus DB, biasanya orang memilih cara praktis, yakni menggunakan obat antinyamuk cair maupun bakar.

Meski cukup efektif, obat antinyamuk jenis ini berisiko karena kandungan bahan kimianya.
Karena itu, tak ada salahnya kita memilih cara yang lebih ramah lingkungan, yakni memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk. Tanaman hidup pengusir nyamuk adalah jenis tanaman yang dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk.

Kemampuan jenis tanaman ini sebagai pengusir nyamuk bisa dianggap istimewa. Penyebabnya adalah bau menyengat tanaman ini, yang diduga tidak disukai serangga.

Penggunaan tanaman ini cukup mudah, yaitu cukup diletakkan di dalam ruangan atau ditanam di pekarangan rumah. Ada juga yang menggunakannya sebagai bahan baku obat gosok dan cairan antinyamuk.

Beberapa jenis tanaman pengusir nyamuk di antaranya serai wangi, akar wangi, zodia, geranium, dan lavender.

Serai Wangi
Meski lebih populer dipakai untuk bumbu masak dan bahan campuran jamu, batang dan daun serai wangi bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk. Tanaman ini mengandung zat geraniol, metilheptenon, terpen, terpen-alkohol, asam-asam organik, dan terutama sitronelal. Zat sitronelal ini memiliki sifat racun kontak (aroma). Sebagai racun kontak, ia dapat menyebabkan kematian pada nyamuk karena kehilangan cairan secara terus-menerus.

Akar wangi
Berdasarkan hasil penelitian, pemanfaatan ekstrak akar wangi dalam bentuk minyak terbukti efektif mengendalikan nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles aconitus. Uji toksitas menunjukkan, ekstrak akar wangi dengan konsentrasi 0,20 dan 0,25 persen mampu membunuh larva nyamuk Aedes aegypti kurang lebih dalam waktu dua jam.

Zodia
Masyarakat Papua terbiasa menggosok kulitnya dengan dedaunan tertentu sebelum masuk ke hutan. Maksudnya agar mereka terlindungi dari serangan serangga, khususnya nyamuk. Daun-daun tersebut berasal dari tanaman yang disebut zodia (Evodia suaveolens). Beberapa tahun belakangan ini, zodia populer sebagai tanaman hias sekaligus penolak nyamuk.

Kenapa nyamuk takut zodia? Tanaman zodia termasuk famili Rutaceae, yang mengandung zat evodiamine dan rutaecarpine. Menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro), minyak yang disuling dari daun zodia mengandung linalool 46 persen dan apinene 13,26 persen. Linalool inilah yang berfungsi sebagai pengusir nyamuk. Bagian daun zodia mampu menghalau nyamuk selama 6 jam, dengan daya proteksi sebesar lebih dari 70 persen.

Zodia secara alami akan mengeluarkan aroma bila daunnya saling bergesekan. Letakkan tanaman di sekitar jendela atau pintu di mana angin bisa masuk dalam ruangan. Bisa juga diletakkan di sudut ruangan, kemudian tiup dengan kipas angin. Aromanya yang cukup wangi pun akan keluar. Meski demikian, kita harus waspada, bila tanaman zodia diletakkan di ruangan sempit dengan sirkulasi udara sedikit, bisa-bisa orang yang ada di dalamnya pun pusing atau mabuk.

Geranium
Penelitian tentang daya tolak ekstrak Geranium radula terhadap nyamuk Aedes aegypti penyebab DB dilakukan di laboratorium Uji Insektisida Balai Penelitian Vektor Reservoar Penyakit Salatiga, Jawa Tengah. Untuk melihat berapa konsentrasi yang efektif dari ekstrak Geranium radula, diamati jumlah nyamuk yang hinggap di bagian atas kepalan tangan yang tidak dan telah diolesi oleh ekstrak tumbuhan itu.

Eksrak Geranium radula yang digunakan tersebut tidak menimbulkan iritasi pada kulit setelah diujicobakan kepada lima orang. Selama pengujian berlangsung diukur pula faktor abiotik seperti suhu tubuh, suhu udara, dan kelembaban udara. Data yang didapat diolah menggunakan uji Two Ways Anava dilanjutkan uji Tukey’s. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi yang efektif menolak nyamuk Aedes aegypti adalah 80 persen.

Lavender
Dari penampilannya, lavender memang amat menarik. Bunganya berwarna ungu kecil-kecil, dan mengeluarkan aroma wangi. Bunga ini sering digosok-gosokkan ke tubuh untuk menghindari gigitan nyamuk. Tak heran, beberapa produk obat antinyamuk oles memanfaatkan lavender sebagai salah satu bahannya.

Kandungan minyat atsiri dalam lavender juga sering digunakan untuk terapi aroma

Obat Amandel Tradisional

Obat amandel bengkak untuk anak dan dewasa dapat dilakukan secara medis maupun tradisional alami herbal. Terasa sakit pada kerongkongan dan susah menelan jika amandel kita mengalami pembengkakan. Untuk membuat obat amandel tradisional ampuh dapat dilihat dibawah ini :

Buah Mengkudu
Daun sambiloto dan cocor bebek
Siapkan 30 gram sambiloto segar dan 10 lembar daun cocor bebek segar direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Setelah disaring maka gunakan airnya untuk berkumur-kumur sebanyak 2 kali sehari.
Parutan kunyit
Parut sekitar 25 gram kunyit kemudian tambahkan 2 sendok makan air minum. Aduk hingga rata lalu diperas. Setelah diperas maka ditambahkan dengan satu butir kuning telur ayam dan sedikit air kapur sirih. Kocok hingga merata, lalu di minum sebanyak 2 kali sehari.
Buah mengkudu
Untuk anda yang memiliki buah mengkudu, dapat dimanfaatkan untuk obat amandel tradisional alami. Caranya sangat mudah hanya dengan menyiapkan beberapa buah mengkudu masak dijus lalu ditambahkan madu secukupnya kemudian diminum 2 kali sehari.
Jeruk nipis dan kunyit
Peras 1 buah jeruk nipis dan parut 1,5 rimpang kunyit sebesar ibu jari, lalu peras. Campurkan air jeruk nipis dengan air perasan kunyit, lalu tambahkan 2 sendok makan madu dan ½ gelas air. Aduk campuran tersebut sampai merata, kemudian saring dan diminum 2 hari sekali.
Untuk lebih jelasnya mengenai cara membuat obat amandel tradisional anda bisa konsultasikan dengan ahli herbal dan jika sakit berlanjut segera hubungi dokter.

TAPAK LIMAN

Nama latin :ElephantopusScaber linn.
Nama lokal :Tutup bumi, Tapak tangan, Balagaduk, Jukut cancang, Talpak tana.
Diskripsi tanaman :Tanamanherbal tapak liman ini termasuk tanaman dalam golongan rumput-rumputan,bisa bertahan hidup lama, dengan akar yang cukup besar. Tanaman herbal inibanyak ditemukan didaerah dengan ketinggian sampai 1200 m diatas permukaanlaut. Tanaman ini juga dapat ditemukan  dipadang rumput. Tanaman iniberbulu seperti pohon sikat.

Ciri-ciri tanamanTapak liman :
  • Batang : Batang tanamanherbal Tapak liman ini berbentuk seperti garpu.
  • Daun : Biasanya daundari tanaman herbal tapak liman ini berbaring ditanah, berwarna hijau tua,berseling dibawah, dan mengumpul seperti akar.
  • Daun akar : Berbentuksudip, yang berada dipangkal seperti biji dan bergerigi.
  • Daun batang :Jumlahnya termasuk sedikit.
  • Bunga : Bunga ini akanmuncul ari jantung daun, berwarna ungu dan dalam gerombolan seperti tukal, dandiliputi oleh 3 lembar dan pelindung yang berbentuk seperti jantung. berbungakaku.

Kandungan zat yangterdapat dalam tanamam herbal Tapak Liman : Zat semacam glycosida.

Tanaman herbal Tapakliman ini banyak digunakan sebagi ramuan obat ataupun pengobatan herbal,antara lain :
  1. Pengobatan kurangdarah/Anemia : Ambil 1 genggam daun tapak liman bersihkan terbih dahuludengan dicuci, haluskan dengan ditumbuk dan campur dengan 1/2 cangkir airmatang. Kemudian seduk dengan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu.Minum ramuan ini satu hari sekali, selama 1 minggu.
  2. Untuk pengobatan cacarair : Ambil temulawak seukuran 2 jempol,  dikupas dan dipotong.Gunakan 1 jari kencur yang telah dikupas kulitnya, jahe dan kunyitmasing-masing 1 jari yang telah dikupas kulitnya, 2 pohon tapak liman seutuhnyadibersihkan dan dipotong-potong, 1 sendok  teh asam kawak, dan 1 sendokgula jawa yang telah disisir halus. Rebus semua bahan dengan 4 gelas air denganapi sedang. Saringlah dan minum setelah dingin dengan ditambah gula jawa, 3 x sehari masing-masing setengah gelas.
  3. Pengobatan demamkarena lelah : Ambil daun tapak liman, pegagan, masing- masing satu 1 genggam,temulawak yang telah dikupas dan dipotong-potong 2 jari, 1 sendok teh adhas dan1 jari pulosari.  Semua bahan direbus dengan 4 gelas air dan sisakan 2gelas. Minum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
  4. Pengobatan demam biasa :Ambil 1 daun pepaya yang masih muda,  5 lembar daun waru yang masih muda,setengah genggam daun sembung yang telah dikeringkan, dan 2 pohon tapak limangunakan seluruh bagian tanaman, 3 pohon meniran yang masih kecil,  satugenggam pegagan yang masih segar, kira-kira 1 jari jahe dan kayu manis. Semuabahan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian rebus dengan 4 gelas air dansisakan 2 gelas. Saring dan minumlah sehari 3 kali masing-masing 1/2 gelas.
  5. Pengobatan keputihan :Gunakan 1 pohon tapak liman seutuhnya  yang masih segar, 1/4 genggamsambiloto, tambahkan 1/4 genggam meniran, daun sirih 3 lembar , 1 jari kunyitdan 1 jari temu kunci. Setelah semua bahan dibersihkan terlebih dahulu, rebusdengan 4 gelas air dan sisakan setengahnya. Minum 3x sehari masing-masing 1/2gelas.
  6. Nyeri karena haid :Gunakan 1 pohon tapak liman segar seutuhnya, dua jari temulawak yang telahdibersihkan, daun sambang colok 1/2 genggam dan 1 sendok tek asam lama, kunyit1 jari, dan 1 sendok makan gula jawa yang telah disisir halus.  Setelahsemua bahan dibersihkan rebus dengan 4 gelas air diatas api sedang dan sisakansetengahnya. Minum 3 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
  7. Untuk Memperbesarpayudara: Haluskan 1 genggam daun tapak liman,  1 genggam daun hareuga,dan 1 genggam pinang yang masih muda. Kemudian balurkan pada bagian payudara,kecuali bagian puting.

Berbagai Khasiat Jarak Pagar

Tanaman jarak pagar (Jatropha Curcas) tentu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Secara tradisional pemanfaatan daun jarak ini merupakan warisan kepercayaan dari nenek moyang sejak zaman dulu kala. Tidak sedikit ibu-ibu memanfaatkan daun jarak buat bayinya. Apalagi jika bayinya mengalami masuk angin atau perut kembung. Bisa dipastikan menggunakan daun jarak di perut sang bayi. Tak heran, ibu-ibu pun sangat percaya akan khasiat daun jarak. Jarak pagar merupakan tumbuhan yang berasal dari kawasan tropis dan subtropis, dan tumbuh subur di kawasan Amerika Selatan, Amerika Utara, Afrika, dan di Asia. Tanaman ini mempunyai struktur ketinggian berkisar 4-5 meter dengan ranting yang mengandung banyak cairan getah.
Sesuai namanya, jarak pagar memang banyak ditanam sebagai pembatas halaman rumah alias pagar. Tanaman ini menyebar hampir di seluruh bagian dunia beriklim tropis. Jarak pagar juga dapat tumbuh di wilayah yang kurang subur serta kering sehingga dapat berperan dalam penghijauan lahan kritis.

Ciri daunnya berkisar 15 cm dengan bunga kecil berwarna kuning kehijauan dan tumbuh berkelompok. Sedangkan buahnya berbentuk bujur telur, licin, dengan warna hijau dan kuning. Jika sudah masak, buahnya akan merekah dan mengeluarkan biji berwarna hitam.
Menurut Dr. A. Setiawan Wirian, salah seorang pendiri Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI), jarak pagar berkhasiat sebagai pencahar dan toksik lektin. Tanaman yang dikembangbiakkan dengan biji dan stek batang ini mempunyai rasa pahit, astrigent, sejuk, dan beracun.
Selain itu, tambah Dr. Setiawan, jarak pagar juga mampu melancarkan darah, menghilangkan bengkak, menghentikan perdarahan, serta menghilangkan gatal. Secara kimiawi, jarak pagar mengandung n-l-triakontanol, alpha-amirin, kampesterol, stigmast-5-ene-3 beta, 7 alpha-diol, stigmasterol, beta-sitosterol, iso-viteksin, viteksin, 7-keto-beta sitosterol, dan HCN.

Johar

Johar

(Cassia siamea Lamk,)

Sinonim :
Cassia florida Valh.
Familia :
Caesalpiniceae (Leguminosae).
Uraian :
Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang, gundul, bercabang, panjang lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal rompang, panjang 3-15 cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat. 

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA: Cassiae siameae Folium; Daun Johar.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, SU. Apt. dan Drs. Imono Argo Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan daun Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternya ta air rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) kadar glukosa darah terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa (DMTTI – UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang tidak diberi beban glukosa (DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK kadar glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh hepatoprotektif. Daun Johar mengandung senyawa yang dapat menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N., 1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur penyebab penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai pengaruh antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum canis.


Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan 
Daun muda.

Kegunaan 
1. Demam. 
2. Kencing manis. 
3. Malaria.
4. Tonik.
5. Luka (obat luar) .

RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis dan Malaria 
Ramuan:
Daun Johar segar   1 genggam
Air   220 ml
Cara pembuatan: 
Dibuat infus.

Cara pemakaian: 
Diminum 2 hari sekali 200 ml.

Lama pengobatan: 
Diulang selama 7 hari.
Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.

Peringatan
Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung bahan beracun (alkaloid).

Komposisi :
Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar: Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: Minyak lemak dan sitosterin.


Jintan/Ajeran

Jintan/Ajeran

(Coleus amboinicus, Lour.)

Sinonim :
Plectranthus amboinicus, Spreng.
Familia :
Labiatae

Uraian :

Jintan (COLEUS AMBOINICUS) merupakan suatu tumbuhan jenis rumpu-rumputan, mempunyai batang dan tangkai berkayu. Jintan biasanya ditanam di kebun-kebun di daerah dataran rendah sampai ketingginan 1000 meter di atas permukaan laut. Batangnya lunak dan berair, bentuk daunnya mirip bed pingpong dan tepinya bergerigi. Daun Jintan memiliki bau yang khas dan bermanfaat untuk pengobatan. Pengembangbiakan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara stek dan dapat ditanam dalam pot maupun ditanam langsung di tanah. Jintan tumbuh di tempat-tempat yang tidak terlalu banyak kena sinar matahari dan airnya cukup (tidakterlalu kering). 

Nama Lokal :
Jintan (Indonesia), Daun jinten (Jawa), Ajeran (Sunda); Majanereng (Madura), Iwak (Bali), Golong (Flores); Kuwuetu (Timor); 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Asma, Batuk, Perut kembung, Sakit kepala, Sariawan, Demam; Luka, Borok;

Pemanfaatan :
1. Asma dan batuk
    Bahan: 3-7 gagang daun kelor, 1 sendok makan madu dan 1 gelas 
    air kelapa hijau;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa 
    dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk 
    sampai merata.
    Cara menggunakan : diminum, dan dilakukan secara rutin sampai 
    sembuh.

2.  Perut Kembung
     Bahan: 2-3 gagang daun kelor, 1/2 sendok makan kapur sirih;
     Cara Membuat: Kedua bahan tersebut ditumbuk halus; 
     Cara menggunakan: dipakai untuk obat gosok (param).

3. Sakit Kepala dan sariawan
    Bahan: 3 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diseduh dengan 1 gelas 
    air masak dan disaring. Kemudian dicampur dengan madu dan diaduk
    sampai merata.
    Cara menggunakan: diminum sebelum tidur.

4. Demam Tinggi
    Bahan: 3 gagang daun kelor;
    Cara Membuat: Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air dan 
    diaduk sampai merata. Kemudian didiamkan sejenak sampai 
    ampasnya mengendap;
    Cara menggunakan : air ramuan tersebut digunakan sebagai obat
    tetes mata.

5. Luka/Borok
    Bahan: 1 sendok sari daun kelor dan sari buah ketimun atau wortel 
    yang telah diparut dalam jumlah yang sama;
    Cara Membuat  : Bahan-bahan tersebut dicampur dan ditambah 
    dengan 1 gelas air, kemudian disaring. 
    Cara menggunakan : diminum setiap hari.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa pahit, agak dingin, penurun panas (antipiretik), anti radang (anti inflamasi), menghentikan perdarahan, melancarkan peredaran darah, astringen. KANDUNGAN KIMIA : Phytosterin-B.


CARA BUDIDAYA LADA

PENDAHULUAN
Tanaman lada termasuk tanaman rempah yang banyak dikembangkan di Indonesia. PT. Natural Nusantara berupaya membantu meningkatkan produksi tersebut secara kuantitas, kualitas dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan(Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim

– Curah hujan 2.000-3.000 mm/th.
– Cukup sinar matahari (10 jam sehari).
– Suhu udara 200C – 34 0C.
– Kelembaban udara 50% – 100% lengas nisbi dan optimal antara 60% – 80% RH.
– Terlindung dari tiupan angin yang terlalu kencang.
2.2. Media Tanam
– Subur dan kaya bahan organik
– Tidak tergenang atau terlalu kering
– pH tanah 5,5-7,0
– Warna tanah merah sampai merah kuning seperti Podsolik, Lateritic, Latosol dan Utisol.
– Kandungan humus tanah sedalam 1-2,5 m.
– Kelerengan/kemiringan lahan maksimal ± 300.
– Ketinggian tempat 300-1.100 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan

– Terjamin kemurnian jenis bibitnya
– Berasal dari pohon induk yang sehat
– Bebas dari hama dan penyakit
– Berasal dari kebun induk produksi yang sudah berumur 10 bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ± 2.000 bibit tanaman perhektar)
3.2. Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1, pembalikan tanah sedalam 20-30 cm.
b. Taburkan kapur pertanian dan diamkan 3-4 minggu.
Dosis kapur pertanian :
– Pasir dan Lempung berpasir: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
– Lempung: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 1,7 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 0,9 ton/ha.
– Lempung Berdebu: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 2,6 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 3,2 ton/ha.
– Lempung Liat: pH Tanah 3,5 ke 4,5 = 0,6 ton/ha; pH Tanah 4,5 ke 5,5 = 3,4 ton/ha; pH Tanah ke 6,5 = 4,2 ton/ha.
c. Cangkul 2, haluskan dan ratakan tanah
3.3. Teknik Penanaman
– Sistem penanaman adalah monokultur (jarak tanam 2m x 2m). Tetapi juga bisa ditanam dengan tanaman lain.
– Lubang tanam dibuat limas ukuran atas 40 cm x 35 cm, bawah 40 cm x 15 cm dan kedalaman 50 cm.
– Biarkan lubang tanam 10-15 hari barulah bibit ditanam.
– Waktu penanaman sebaiknya musim penghujan atau peralihan dari musim kemarau kemusim hujan, pukul 6.30 pagi atau 16.30-18.00 sore.
– Cara penanaman : menghadapkan bagian yang ditumbuhi akar lekat kebawah, sedangkan bagian belakang (yang tidak ditumbuhi akar lekat) menghadap keatas.
– Taburkan pupuk kandang 0,75-100 gram/tanaman yang sudah dicampur NATURAL GLIO.
– Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian atas yang sudah dicampur pupuk dasar :
– NPK 20 gram/tanaman
– Untuk tanah kurang subur ditambahkan 10 gram urea, 7 gram SP 36 dan 5 gram KCl per tanaman.
– Segera setelah ditutup, disiram SUPERNASA :
– Alternatif 1 : 0,5 sendok makan/ 5 lt air per tanaman.
– Alternatif 2 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 20 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.
– Pemberian SUPERNASA selanjutnya dapat diberikan setiap 3 – 4 bulan sekali.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Pengikatan Sulur Panjat

Panjatkan pada tiang panjat menggunakan tali. Ikatkan dengan dipilin dan dilipat hingga mudah lepas bila sulur tumbuh besar dan akar lekatnya sudah melekat pada tiang panjat.
3.4.2. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan sekali. Pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
3.4.4. Perempalan
Perempalan atau pemangkasan dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak produktif, atau terserang hama dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak memiliki dahan yang produktif
Batang yang sudah tua agar meremajakan tanaman menjadi muda kembali.
I. 
3.4.5. Pemupukan Susulan
Penyemprotan POC NASA (4-5 tutup) atau POC NASA (3- 4 tutup) + HORMONIK (1 tutup) per tangki setiap 3 – 4 minggu sekali.
Pupuk makro diberikan sebagai berikut :
Umur
(bln)
Pupuk makro (gram/pohon)
Urea
SP 36
KCl
3-4
35
15
20
4-5
35
20
25
5-6
35
25
30
6-17
35
30
35

3.4.6. Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau penyiraman sehari sekali di sore hari. Pada musim hujan tidak boleh tergenang.
3.4.7. Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami berupa dedaunan tanaman tahunan ataupun alang-alang.
3.4.8. Penggunaan Tajar ( Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar mati dari bahan kayu. Pangkal tajar diruncingkan, bagian ujung dibuat cabang untuk menempatkan batang lada yang panjangnya telah melebihi tinggi tajar. Panjang tajar 2,5-3 m..
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama

a. Hama Penggerek Batang (Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5 mm. Serangga dewasa lebih suka menyerang bunga, pucuk daun dan cabang-cabang muda. Akibat lain bila Nimfanya (serangga muda) berupa ulat akan menggerek batang dan cabang tanaman. Pengendalian: memotong cabang batang; penyemprotan PESTONA.
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna hitam, sayap seperti jala, terdapat tonjolan pada punggungnya, ukuran panjang tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm. Gejala: serangga dewasa/nimfanya menyerang bunga berakibat bunga rusak dan menimbulkan kegagalan pembuahan, siklus hidupnya sekitar 1 bulan. Pengendalian: penyemprotan PESTONA, serta dapat juga dilakukan pemotongan pada tandan bunga.
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau kecoklatan, nimfanya tidak bersayap, berwarna bening dan empat kali ganti kulit. Serangga dewasa atau nimfanya menyerang buah sehingga isi buah kosong. Telurnya biasa diletakkan pada permukaan daun atau pada tandan buah, siklus hidupnya sekitar 6 bulan. Pengendalian: musnahkan telur dipermukaan daun, cabang, dan yang ada pada tandan buah. Gunakan PESTONA.
3.5.2. Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal batang (BPP)
Penyebab: jamur Phytopthora Palmivora Var Piperis. Gejala: awal serangan sulit diketahui. Bagian yang mulai terserang pada pangkal batang memperlihatkan garis-garis coklat kehitaman dibawah kulit batang. Daun berubah warna menjadi layu (berwarna kuning). Pencegahan : penanaman jenis lada tahan penyakit BPB. Pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya berbagai persyaratan agronomis serta serangan cacing halus (Nematoda) Radhophalus similis yang mungkin berasosiasi dengan nematoda lain seperti Heterodera SP, M incognita dan Rotylenchus Similis. Gejala: menyerang akar tanaman lada, ditandai menguningnya daun lada, akar rambut mati, membusuk dan berwarna hitam. Cepat lambatnya gejala daun menguning tergantung berat ringannya infeksi dan kesuburan tanaman. Pengendalian: Pemberian pupuk kandang, pengapuran, pemupukan tepat dan seimbang, pemberian Natural Glio sebelum dan sesudah tanam.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya berubah agak kuning dan sudah ada buah yang masak (berwarna kuning atau merah).
3.6.2. Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian bawah hingga buah bagian atas, dengan mematahkan persendian tangkai buah yang ada diketiak dahan.
3.6.3. Periode Panen
Periode panen sesuai iklim setempat, jenis lada yang ditanam dan intensitas pemeliharaan.

Manfaat Air Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman yang sangat banyak manfaatnya, hampir seluruh bagian dari tanaman ini memiliki manfaat. Batangnya bisa dipakai sebagai bahan meubel, daunnya dipakai untuk membuat bungkus makanan (ketupat), tulang daunnya bisa dibuat sapu lidi, daging buah mudanya dibuat minuman, daging buah tuanya dibuat santan dan minyak kelapa, air buah yang tua bisa dibuat nata de coco, air buah yang muda bisa dijadikan minuman segar.
Kandungan air kelapa antara lain:
95,5 % air
0,05 % nitrogen
0,56 % asam folat
0,25 % kalium
0,69 % kalium oksida
0,59 % magnesium oksida
sedikit zat besi dan gula.
Air kelapa muda selain dijadikan minuman segar bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat antara lain untuk:
Penetral Racun
Ketika kita keracunan makanan atau keracunan obat, minumlah air kelapa muda untuk menetralkan racun dalam tubuh.
Obat Cacingan
Campurkan air kelapa muda dengan sari jeruk sitrun, berikan pada anak yang menderita cacingan.
Obat Luka Bakar
Satu sendok teh bubuk kunyit dan air kapur sirih dicampurkan dengan sedikit air kelapa bisa digunakan sebagai obat oles luka bakar.
Demam Berdarah
Minumlah air kelapa muda dicampur dengan air perasan jeruk nipis, tambahkan sedikit garam dapur dan madu, diminum sehari 3 kali.
Disentri
Minumlah air kelapa muda pada pagi dan sore hari.
Gatal Eksim
Rendam satu genggam beras dalam air kelapa muda yang masih dalam tempurung selama 6-7 jam, angkat beras tadi lalu giling (haluskan), Oleskan pada bagian kulit yang sakit
Memperlancar Buang Air Kecil
Air kelapa bersifat diuretik. Minumlah setiap setengah jam agar kencing menjadi lancar.
Minuman Isotonik
Air kelapa merupakan cairan isotonik alami, sangat bagus untuk menggantikan cairan tubuh yang keluar dan penambah energi alami.

Sumber : Banjarmasin Post, 28 Juli 2011