Burung Perkutut

Burung Perkutut (Geopelia striata) banyak hidup di hutan-hutan dataran rendah. Sebagai burung yang masuk dalam suku Columbidae, perkutut mempunyai banyak kerabat dekat seperti peragam dan punai yang tersebar luas di seluruh dunia. Namun, khusus jenis perkutut penyebarannya hanya terbatas dari Semenanjung Malaya sampai Australia. Di Indonesia jenis perkutut cukup banyak. Penghobi membedakan perkutut yang ada sesuai dengan daerah asalnya, misalnya perkutut Sumatera, perkutut Jawa, perkutut Bali, dan perkutut Nusa Tenggara. Khusus untuk di Jawa, masih dibedakan lagi sesuai dengan asal daerah yang selama ini dikenal sebagai daerah penghasil perkutut berkualitas, misalnya perkutut Pajajaran, perkutut Mataram, perkutut Majapahit, perkutut Tuban, dan perkutut Madura. Di Jawa dulunya perkutut banyak dijumpai di daerah bersemak terbuka yang kering atau di pinggiran hutan yang berdekatan dengan pemukiman penduduk. Bahkan, dulu perkutut juga sering dijumpai mencari makan di ladang atau persawahan.

Umumnya perkutut hidup dan mencari makan secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Burung-burung ini biasanya makan di atas permukaan tanah. Tidak jarang ditemukan perkutut yang sedang minum secara bersamaan pada sumber air. Karena tidak mudah terganggu dengan kehadiran manusia dan bisa didekati dalam jarak beberapa meter, perkutut dikenal sebagai burung yang agak jinak. Bila merasa terancam, burung ini akan terbang cepat dan berhenti dalam jarak yang pendek atau bertengger di atas pohon yang tidak jauh dari tempat asalnya. Di alam bebas perkembang biakan perkutut tidak sebaik di breeding farm. Di alam bebas perkutut hanya bertelur dua sampai tiga kali setahun yang terjadi pada bulan Januari-September. Musim berbiak ditandai dengan pembuatan sarang oleh sepasang perkutut yang sedang berahi. Bentuk sarang agak datar dan tipis. Bagian bawah sarang dibuat dari kumpulan ranting yang agak kasar, sedangkan bagian atasnya dilapisi daun rerumputan kering atau serabut yang lebih halus. sarang umumnya diletakkan pada pohon atau semak yang tidak terlalu tinggi dari permukaan tanah.

Beberapa hari setelah sarang jadi, perkutut betina akan bertelur sebanyak dua butir. Telur ini berwarna putih dengan bentuk oval. Ukuran telur kurang lebih 22 X 17mm. Telur akan dierami secara bergantian oleh kedua induk selama kurang lebih dua minggu, setelah itu telur menetas. Anak perkutut yang baru menetas tampak berwarna merah, tidak mempunyai bulu, dan matanya masih tertutup. Pada saat seperti ini anakan masih memerlukan kehangatan dari tubuh induknya. Oleh karena itu, induk akan mengeraminya sampai tumbuhnya bulu (sekitar umur dua minggu). Anakan perkutut yang baru menetas oleh induknya diberi makan berupa susu yang dihasilkan oleh tembolok induknya. Proses penyusuan ini berjalan sesuai dengan naluri alamiah burung. Anak yang belum bisa melihat tersebut menyentuh-nyentuhkan paruhnya ke arah mulut induknya. Setelah mengena, anakan tersebut akan memasukkan kepalanya di tenggorokan induknya. Proses inilah yang dinamakan menyusu. Bersamaan masuknya kepala si anak ke tenggorokan induk, si induk akan memuntahkan isi tembolok yang berupa cairan dan langsung masuk ke mulut si anak. Proses penyusuan ini biasanya berlangsung sampai si anak keluar bulu atau sudah bisa terbang. Perkutut tangkapan hutan yang telah lama menjadi Hewan Peliharaan lazim disebut perkutut lokal. Perkutut tersebut biasanya sudah pandai manggung, tetapi sayang sulit diternak. Kendalanya perkutut lokal sangat lamban atau tidak mudah berkembang biak. Upaya menyilangkan induk jantan perkutut lokal dengan induk betina perkutut Bangkok juga lambat atau tidak selancar perkutut Bangkok murni. Akhirnya banyak yang memilih indukan jantan maupun betina perkutut Bangkok murni karena lebih efektif.

Perkutut-perkutut lokal tersebut sebenarnya dalam hal suara tidak terlalu berbeda jauh walaupun masing-masing mempunyai ciri khas. Perkutut dari satu daerah mempunyai perbedaan dengan perkutut dari daerah lain, tetapi perbedaannya tidak begitu mencolok. Bahkan, dalam hal ukuran atau berat badan hampir tidak berbeda. Perkutut tergolong dalam kelompok burung kecil (betina 19-21 cm dan jantan 20-24 cm) dengan berat antara 60-70 gram. Warna tubuh didominasi dengan warna cokelat dengan ekor agak panjang. Warna pada bagian kepala abu-abu dengan bagian belakang kecokelatan. Leher dan bagian sisinya bergaris halus. Bagian punggung berwarna cokelat dengan tepi-tepi bulu berwarna hitam. Bulu sisi terluar pada ekor berwarna agak kehitaman dan pada bagian ujungnya putih.

Iris (selaput pelangi mata) abu-abu agak kebiruan, paruh abu-abu, dan kaki merah jambu. Warna lain yang menjadi ciri khas perkutut adalah bulu pada punggung sayap, sisi leher, dada, dan bagian sisi badan berwarna cokelat agak keabu-abuan. Jenis perkutut lokal semakin hari semakin kurang diminati oleh penggemar perkutut terhadap suara yang semakin meningkat. Sekarang ini penggemar perkutut menuntut suara yang lebih bagus. Artinya, penggemar perkutut sekarang bukan hanya berpatokan pada munculnya suara depan, tengah, dan belakang saja, melainkan lebih berkembang lagi pada tarikan suara depan yang panjang, tekanan suara, bersihnya suara, dan sebagainya. Tambahan tuntutan tersebut jelas tidak bisa di peroleh dari burung tangkapan alam atau lokal, sebab umumnya suara burung lokal ringan dan datar. Oleh karena itu, tanpa disadari orang harus beralih pada perkutut hasil silangan. Hanya dengan cara silangan penggemar bisa memperoleh suara perkutut sesuai dengan yang diharapkan.

Dengan cara silangan inilah akhirnya penggemar perkutut di tanah air minded dengan perkutut keturunan asal Bangkok (silsilah keturunan). Perkutut asal Bangkok tersebut umunya mempunyai kualitas suara yang bisa diandalkan, baik pada irama dan tekanan suara (depan, tengah, dan belakang) maupun powernya. Hal itu tidak lepas dari kepiawaian dari penangkar di sana yang memang diakui cukup ahli dalam soal silang-menyilang perkutut.

Memilih bakalan burung perkutut ( bag.2 )

Membedakan antara burung tangkapan dari alam (hasil jaringan) dan hasilpenangkaran cukup mudah. Hasil tangkapandari alam biasanya kakinya tidakbercincin, sedangkan hasil penangkaran umunya bercincin. Karena harganya murah,biasanya penjual tidak mau menjamin perkutut tersebut bersuara bagus. Perludiketahui, sebelum dimasukkan ranji, pedagang telah menyeleksi burung-burungtersebut. Burung yang bersuaranya agak bagus biasanya langsung disangkarkantersendiri, dan dijual dengan harga lebih tinggi. tidak jarang burung hasilseleksi tersebut kemudian dipasangi cincin untuk meyakinkan pada calon pembelibahwa burung tersebut hasil penangkaran. Untuk itu, sebelum membeli burungperkutut sebaiknya kita mengetahui beda antara burung lokal dengan hasilsilangan perkutut Bangkok. Bila suara kungnya mantap dan terasa ada tekananyang tinggi, burung tersebut merupakan hasil silangan dengan perkutut Bangkokatau burung Import. kalau Kungnya datar atau ampang, jelas burung tersebutburung lokal.


Ciri burung lokal lain bila diperhatikan lebih teliti akan semakin tampak.Misalnya bulu mata agak kasar dan pada bola matanya terlihat seperti ada ringberwarna putih yang bisa membesar dan mengecil. Mata perkutut lokal agak besarsedangkan perkutut Bangkok tampak lebih sipit. perkutut lokal biasanya berbadankurus sedangkan perkutut bangkok atau hasil silangan biasanya lebih gemuk.Khusus perkutut lokal asal Nusa Tenggara justru paling mudah dikenali. pelupukmatanya memiliki ring berwarna kuning, bulu tubuh tampak hijau agak gelap dankakinya terlihat lebih hitam.

Hampir semua peternak Lokal maupun Import memberikan cincin pada kaki perkututhasil tangkarannya. Hal itu untuk memberikan tanda asal peternakan mana,kelahiran keberapa, dan keturunan siapa burung tersebut. Dengan demikian, kalausewaktu-waktu mau merunut induknya, bisa mengetahuinya dari cincin tersebut.Bagi peternak lokal, pemberian cincin tidak lepas dari himbauan P3SI (PersatuanPenggemar Perkutut Seluruh Indonesia) agar ternak lokal memberikan cincin padaperkutut hasil tangkarannya agar bisa diketahui bahwa perkutut tersebut hasiltangkaran, bukan hasil tangkapan dari alam. Untuk peternakan besar, biasanyasilsilah sangat diperhatikan. Setiap anakan yang dijual biasanya disertai denganSertifikat.

Cincin tidak menjamin kalau burung tersebut hasil tangkaran peternak. Sekarangini banyak pedagang atau bahkan peternak yang mencoba memalsu cincin burunghasil tangkarannya dengan cincin yang berkode peternakan terkenal yang seringmelahirkan burung juara. Mengetahui begitu berartinya sebuah cincin yangmelingkar dikaki perkutut, sampai-sampai muncul istilah cincin palsu atau jualbeli cincin. Munculnya kasus pemalsuan cincin tersebut tidak lepas darikeinginan peternak atau pedagang yang ingin meniru kesuksesan peternak lain.Misalakan saja perkutut milik si A di arena konkurs selalu menyabet juara akanlumrah bila para penggemar perkutut akan berbondong-bondong ke peternakan Autnuk memesan saudara atau turunan perkutut yang juara tadi. Karena banyaknyapesanan, biasanya harga saudara atau turunan perkutut juara tadi akan melambungtinggi. Tingginya harga perkutut tersebut tidak jarang digunakan aji mumpungoleh peternak itu. Misalnya ia membeli burung milik peternak lain yangkualitasnya lebih rendah dan harganya lebih miring, kemudian peternak tersebutmemasang ring atas nama peternakannya agar burung tersebut tampak sebagai hasiltangkaran peternakannya. burung ini kemudian dijual dengan harga yang tinggisetaraf dengan keturunan perkutut juara tadi. penggemar perkutut sendiri sulitmembedakan apakh burung tersebut asli anakan dari indukan yang melahirkananakan juara atau anakan perkutut lain karena cincin yang terpasang tersebutasli dari peternakan bersangkutan. Oleh karena itu membeli anakan perkututjuara, dipeternakan besar perlu hati-hati dan perlu meminta jaminan keasliandari peternaknya.

Untuk mengetahui apakah cincin yang melingkar dikaki perkutut asli atau tidak,tidak terlalu sulit. Kalau asli, cincin tersebut sulit dilepas karena agakngepress dengan kaki. kalau burung sudah berusia 1 bulan, cincin asli susahdilepas. kalau dipaksa dilepas atau dipasang akan membuat burung yangbersangkutan cedera. Oleh karena itu, pemasangan cincin atau ring asli biasanyadilakukan sebelum piyik perkutut berumur 15 hari. Lebih dari itu sudah susahkarena jari kaki piyik akan tumbuh membesar secara cepat. Mengingat cincintersebut mudah dipesan, belakangan muncul cincin yang berukuran sedikit agakbesar. Cincin semacam inilah biasanya digunakan untuk memalsu burung-burungkelas bawah agar tampak bagaikan burung kelas atas.

Ukuran cincin yang bisa dibongkar pasang pada kaki perkutut biasanyaberdiameter agak besar, dikenal dengan ukuran 44. Cincin tersebut bisa dikeluarmasukkan pada pergelangan kaki perkutut walaupun burung sudah dewasa. cincinasli diameternya lebih kecil, dikenal dengan ukuran 41.

Memilih bakalan burung perkutut

Membeliperkutut memang tidak seperti membeli jenis burung lainnya. Dalam memilihperkutut, selain perlu ketelatenan juga butuh kejelian agar tidak kecewa dikemudian hari. Sebelum membeli perkutut ada beberapa kriteria yang harusdiperhatikan. Pertama, kalau bakalan tersebut untuk konkurs, jelas harusjantan. Kemudian, karena bakalan perkutut tersebut diidentikkan dengan piyik, sedangkankriteria piyik dalam perkutut sendiri dikategorikan mulai burung baru menetassampai berumur lima bulan, maka untuk membeli bakalan di masing-masing umurdiperlukan pengetahuan dan perhatian sendiri-sendiri. Jadi, dalam membelibakalan perkutut kita bisa membeli piyik mulai yang baru menetas (berumurbeberapa hari) sampai burung mulai menampakkan suara aslinya ketika burungberumur lima bulan.

Para pembeli perkutut, baik untuk didengar suaranya maupun untuk lomba, pastimemilih perkutut jantan. Perkutut jantan mempunyai suara nyaring, tekanan baspada suaranya besar, dan power-nya besar sehingga kalau berbunyi akan terdengarlantang dan stabil. Bagi penggemar perkutut yang masih baru dan awam tentangperkutut, agak sulit untuk membedakan antara perkutut jantan dan betina.Apalagi kalau membelinya masih dalam tahap bakalan.

Untuk membedakan perkutut jantan dan betina, bisa dilakukan dengan melihatsupit (tulang di bawah dubur). Kalau supit tersebut rapat atau hampirbersentuhan, bisa dipastikan jantan. Sebaliknya kalau jarak tulang supittersebut lebar (sekitar 1 cm atau seukuran jari tangan), berarti betina. Caraini baru bisa digunakan setelah piyik menginjak umur empat bulan. Sebelum umurempat bulan supit pada piyik jantan relatif renggang sehingga penggemarperkutut yang awam akan kesulitan menentukan bakalan jantan dengan cara ini.

Setelah bakalan berumur empat bulan, apalagi kalau sudah di atas enam bulan,secara alami supit jantan akan menyempit sehinga mudah membedakannya denganyang betina. Selain itu perkutut jantan yang sudah menjelang dewasa juga bisadiketahui dari bentuk bola mata, bentuk kepala, bentuk fisik dan suara. Bolamata perkutut jantan tampak lebih menonjol denga sorot mata yang tajam,sedangkan yang betina tampak sayu dengan sorot mata lemah. Kepala perkututjantan berukuran lebih besar dan agak bulat, sedangkan yang betina lebih kecildan agak lonjong. Ukuran fisik tubuh juga demikian, yang jantan biasanya lebihbesar dibandingkan dengan yang betina. suara juga demikian, suara perkututjantan lebih keras dibandingkan yang betina.

Walaupun kita telah mengetahui bahwa perkutut tersebut jantan, tetapi tidak adasalahnya kalau kita melihat lagi kesempurnaan supitnya. Supit perkututdikatakan sempurna kalau panjangnya sama dan letaknya sejajar. Perlu diketahuibahwa tidak jarang ditemukan perkutut jantan yang mempunyai supit panjangsebelah (salah satu lebih pendek dan letaknya kurang sejajar). Perkutut denganciri demikian walaupun suaranya bagus umunya kurang disukai penggemar karenadianggap cacat dalam katuranggan, ada cacat dalam tubuhnya.

Bakalan perkutut yang baru berumur beberapa hari (masih di bawah umur satubulan) sulit diketahui baik atau tidak. Oleh karena itu, penggemar perkututjarang yang membeli perkutut pada umur ini. Membeli perkutut yang berumur dibawah satu bulan mempunyai resiko gambling cukup tinggi kecuali kalau sudahdiketahui pasangan induk di kandang tersebut telah dikenal sering melahirkanjuara. Tidak jarang anakan yang baru menetas langsung dibeli jika dari kandangtersebut sering lahir perkutut juara. Dengan demikian, pembeli lain yangmenginginkan anakan dari kandang tersebut harus memesan terlebih dahulu. Dalamdunia perkutut juga ada istilah inden atau booking untuk mendapatkan piyik.

Penggemar perkutut banyak yang memesan anakan perkutut pada peternak yang telahpunya nama karena ada jaminan kualitas. Bahkan, untuk menjamin nama baik birdfarm-nya ada peternak yang bersedia menukar kalau burung yang kita beliternyata kualitasnya jelek. Salah satu cara yang aman dalam membeli anakanperkutut yang baru lahir dan belum berbunyi adalah membeli dari peternakan yangsudah dikenal sering melahirkan perkutut juara. Kalau kita membeli piyik daripeternakan yang sering melahirkan juara, kita bisa mengetahui silsilah (garisketurunan) induknya. Kalau induknya bagus dan sering melahirkan anakan juara,bisa dipastikan anakan selanjutnya mempunyai kualitas yang tidak jauh berbedadengan kakak-kakaknya. Namun untuk membeli burung yang demikian selain harganyacukup tinggi, kita harus antre.

Bila mau lebih yakin lagi kita bisa membeli bakalan yang berumur antara 1-1,5bulan. Pada umur tersebut bunyi burung masih dalam bentuk suara angin. Bagipenggemar yang paham, dari suara tersebut sudah bisa diperkirakan suara dewasanya.Jika yang keluar bunyi pess-pess-pes, bisa dipastikan burung tersebut nantinyabersuara engkel atau jalan tiga. Kalau pess-pess-pess-pess, diperkirakantumpang sari atau dobel. Kalau suara piyik tersebut terdengarpess-pess-pess…pess..pess, diperkirakan burung tersebut nantinya bersuaradobel, tumpang sari, atau engkel. Oleh karena itu perlu kejelian dalammendengarkan panjang pendeknya suara angin sehingga dapat diketahui pess manayang menjadi suara tengah dan yang mana suara belakang. Kalau masih ragu dengankemampuan memilih, sebaiknya ditunggu sampai burung berumur 1,5-2 bulan. Padaumur ini suara angin yang dimiliki piyik akan berganti dengan suara perkututyang lebih jelas walaupun masih belum menunjukkan suara asli perkutut dewasa.

Bakalan dewasa banyak dijual dipeternakan , show room, atau pasar burung. Ditempat ini diperdagangkan bakalan dewasa dengan berbagai macam harga, jenis dankualitas. Untuk membeli bakalan dewasa, sebaiknya kita bertanya pada dirisendiri terlebih dahulu, apakah perkutut tersebut kita pelihara hanya didengarkungnya saja atau untuk diturunkan di arena konkurs perkutut. Kalau cuma maudipelihara hanya untuk petetan saja kita bisa mampir diperdagang yang jualperkutut pada tingkat harga antara Rp. 25.000,00 – Rp. 50.000,00 per ekor.Perkutut yang murah tersebut umumnya ditempatkan secara bergerombol dalam kotakbesar (ranji). Perkutut yang berada dikelas bawah tersebut kebanyakan hasiltangkapan dari alam, produk peternakan lokal, atau silangan burung lokal denganburung sortiran Bangkok.

Jenis jenis burung perkutut

Burung perkutut memiliki nama latin Geopelia Striata yang secara harfiahberarti merpati lurik. Di dunia internasional lebih dikenal dengan nama ZebraDove atau Barred Ground Dove karena warna bulunya bergaris-garis mirip kudazebra. Sementara di Malaysia dan Singapore dikenal dengan nama burung Ketitiratau Merbok. Dan di Thailand dikenal dengan nama burung Jawa atau NokkhaoChewa, karena memang berasal dari tanah Jawa. Dan burung perkutut ini termasukdalam kelas burung bangsa Columbidae atau bangsa merpati-merpatian dimana dikelas ini termasuk didalamnya adalah burung merpati, puter, derkuku/tekukur dansebangsanya.
Seperti yang kita ketahui bahwa ciri – ciri dari jenis burung merpati-merpatian adalah sbb:

  • Hidup berpasangan dan bertelur dua. 
  • Mempunyai tembolok (pemakan biji-bijian).
  • Mempunyai alat yang dapat menutup hidung,sehingga tidak perlu mengangkat kepalanya pada saat minum.
  • Burung jantan bertubuh dan bersuaralebih besar serta menyanyi / berbunyi (bukan berkicau) untuk memikat betina.
  • Suara nyanyian yang dihasilkan berasaldari selaput suara (syrinx) yang terletak pada bagian belakang tenggorokanyang berhubungan dengan paru-paru, yang tampak mengembung pada saat berbunyi.

Sub-Jenis Burung Perkutut
Bangsa perkutut (Geopelia Striata) sendiri terdiri dari beberapa jenis yaitu:

1. Geopelia Striata Striata
yaitu perkutut yang kita kenal dan biasa kitapelihara, termasuk perkutut lokal dan perkutut Bangkok, habitat aslinya diJawa, Bali dan Sumatera.

2. Geopelia Striata Mangeus

dikenal sebagai perkutut Bali/Sumba yaitu perkututyang habitat asalnya di Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa dan Timor. Perkutut inimemiliki ciri khas kelopak matanya berwarna kuning.

3. Geopelia Striata Audacis

perkutut yang habitat aslinya ada di kepulauan Keidan Tanimbar.

4. Geopelia Striata Papua

perkutut yang berasal dari Papua dan Papua NewGuinea

5. Geopelia Striata Placida

perkutut yang berasal dari Papua dan AustraliaUtara

6. Geopelia Striata Tranquila

perkutut yang berasal dari Australia Tengah

7. Geopelia Striata Clelaudi

perkutut yang berasal dari Australia Barat.

8. Perkutut Hawaii 

Di Hawaii ternyata banyak terdapat burung perkutut yanghidup bebas berkeliaran di hutan dan bahkan di kota-kota dekat dengan penduduk,seperti burung gereja saja yang ada di kota-kota di Indonesia. Perkutut Hawaiiini disebut sebagai Zebra Dove dan aslinya berasal dari tanah Jawa juga yangdibawa oleh orang-orang Jawa yang pergi ke Hawaii.

9. Perkutut Bangkok 

Dikenal di masyarakat kita kalau perkutut Bangkok bersuarabesar dan ngebass. Sementara perkutut yang biasa ditangkap dari hutan disebutperkutut lokal bersuara kecil. Hal ini hanya salah kaprah saja, salah tetapidianggap benar, karena perkutut Bangkok pun asalnya juga dari tanah Jawa yangsudah dikembangbiakkan dan diambil keturunannya yang bersuara besar dan banyakyang di ekspor ke Indonesia lagi. Dan saat ini hampir seluruh penghuni kandangternak di Indonesia adalah keturunan dari perkutut yang didatangkan dariBangkok. Trend terakhir 2008-2009 kembali perkutut dari Bangkok dan ThailandSelatan yang bersuara besar dan berujung panjang banyak didatangkan keIndonesia sebagai indukan. Kerabat Dekat PerkututKerabat terdekat perkutut adadua jenis yaitu bangsa Geopelia Humeralis atau perkutut raksasa karena memangukuran badannya sangat besar hampir dua kali lipat dibanding ukuran badanperkutut biasa. Berasal dari Australia bagian Utara. Dikenal juga sebagaiBarred Ground Dove dikalangan internasional.Kerabat berikutnya banyak dipeliharadi Indonesia yaitu Geopelia Cuneata atau lebih dikenal dengan nama DiamondDove. Ukuran tubuhnya hanya setengah dari ukuran tubuh perkutut biasa. Dan diIndonesia banyak dipakai sebagai induk asuh untuk meloloh piyik perkutut untukmempercepat proses produksi piyik perkutut.

Semua jenis perkutut di atasumumnya disebut sebagai perkutut lokal, sedangkan yang dimaksud perkututBangkok (Thailand)  adalah perkutut belang (G.S. Striata) yang jugaberasal dari Indonesia tepatnya di Pulau Jawa. Dan sudah mulai diternakkandi Thailand sejak  50 tahun yang lalu. Secara fisik perkutut lokal danbangkok hampir sama. Secara fisik hanya dapat dibedakan oleh orang yangsudah biasa melihatnya, yaitu dengan melihat matanya di mana mata perkututlokal mempunyai lingkaran mata warna putih lebih besar daripada mata perkututbangkok. 
Cara yang paling mudah adalah denganmendengarkan suaranya. Perkutut lokal mempunyai suara yang ringan dan datarserta tempo iramanya cepat, sedangkan suara perkutut bangkok lebih besar(nge-bass). 
Perkutut lokal terutama yang merupakantangkapan dari alam, makin hari makin berkurang peminatnya selain olehkarena mutu suaranya yang kurang baik juga disebabkan bakalan (anak/remaja)perkutut lokal untuk menjadi rajin manggung memerlukan waktu antara 2 hingga4 tahun, sedangkan perkutut bangkok usia 7 bulan sudah bocor jika perawatan,makanan dan keturunannya cukup baik.
PerkututJantan dan Betina
Kelamin perkutut dapat dibedakandengan cara meraba supit (tulang bagian perut bawah dekat dubur). Kalausupitnya dekat sekali, keras dan hampir rapat umumnya berkelamin jantan,sedangkan kalau renggang dan lunak umumnya berkelamin betina.
sumber: berbagai sumber