MENGENAL PANCING RAWAI

PANCING RAWAI
Pancing jenis Rawai ini merupakan salah satu jenis alat tangkap yang cukup popular dan alat ini sudah banyak Diaplikasikan di beberapa Daerah seperti (Kabupaten Yapen Waropen, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Seluma, Kabupaten Kaur dan  kabupaten Mukomuko)

Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.Pancing rawai terdiri dari sejumlah mata kail yang dipasangkan pada panjangnya tali yang mendatar. Tali yang mendatar ini merupakan tali utama dari suatu rangkaian pancing rawai. Jenis pancing rawai terdiri dari pancing rawai kolom perairan, dan pancing rawai dasar. Pancing rawai kolam perairan dan pancing rawai dasar masing-masing terdiri dari pancing rawal vertikal dan pancing rawai horizontal.
Konstruksi pancing
Seperangkat alat rawai mempunyai susunan bagian-bagian dan ukuran sebagai berikut; tali utama ukuran 3-4 mm, panjang 450-500 m, cabang dengan panjang 30 cm s/d 100 cm jarak antara tali cabang 3-4 m. Ukuran mata pancing nomor 7 atau 9 untuk di perairan pantai, dan nomor 4 s/d 1 untuk perairan lepas pantai. Tail pelampung dengan ukuran 20-80 cm, dengan panjang 8 cm. Pada setiap 50 mata pancing dipasang 1 pelampung. 
Metode pengoperasian
Metode pengoperasian dari pancing rawai adalah dengan cara menset pancing di perairan, kemudian dibiarkan untuk beberapa lama. Untuk rawai yang dioperasikan siang hari, kapal bersama alat tangkap dibiarkan hanyut, sedangkan untuk yang dioperasikan malam hari, setelah pancing diset, kapal dijangkar.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan adalah daerah penangkapan yang sebelumnya diperkirakan akan ikan yang akan dijadikan target tangkapan (berdasarkan data hasil tangkapan sebelumnya), kedalaman perairan, mulai dari perairan dangkal sampai dengan perairan dalam.
Musim penangkapan
Bisa dilakukan sepanjang tahun.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan pancing bisa dibeli di toko jaring, atau di toko perlengkapan nelayan.
Perkiraan harga satuan peralatan
Perkiraan harga satu set (perahu dan pancing) Rp 3.000.000,- s/d Rp 10.000.000,-
Sumber : Dit PMP, DKP
Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta

MENGENAL JARING INGSANG GIRING

JARING INGSANG GIRING

Konstruksi
Bahan jaring ada yang terbuat dari nylon, amilan atau bahan sintetis lainnya, ukuran mata jaring berkisar antara 1 s/d 2 inchi, no. benang 2100/6 s/d 8.
Metode operasi
Metode pengoperasian jaring insang giring adalah dengan cara membentangkan atau melingkarkan jaring dalam bentuk lengkung, setengah lingkaran, lurus atau membuat sudut terhadap arus di perairan yang diperkirakan ada ikan, selanjutnya untuk mempercepat proses penangkapan, ikan digiring dari hilir arus atau digiring dari depan dengan cara memukul – mukul perairan atau memukul-mukul bagian kapal agar ikan cepat memasuki mata jaring atau terjerat pada jaring.
Jenis hasil tangkapan
Ikan-ikan yang beruaya ke perairan pantai.
Perahu dan nelayan
Perahu yang digunakan bisa perahu tanpa motor, perahu motor tempel atau perahu motor, jumlah nelayan bisa 1 orang 2 sampai 3 orang.
Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat beroperasinya jaring insang Iingkar adalah perairan yang sebelumnya sudah diperkirakan banyak dihuni ikan, Kedalaman antara 2-6 m dengan dasar perairan berpasir, berlumpur atau pasir berlumpur.
Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan cara digantungkan di tempat yang tidak kena sinar matahari langsung.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan jaring bisa dibeli di toko jaring, atau di toko perlengkapan nelayan.
Kisaran harga satuan peralatan
Perahu motor Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-. Satu tingting dengan panjang 100 meter, Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.000.000,- 

Sumber : Dit PMP, DKP
Nama TTG   Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta

MENGENAL JARING INGSANG GIRING

JARING INGSANG GIRING

Konstruksi
Bahan jaring ada yang terbuat dari nylon, amilan atau bahan sintetis lainnya, ukuran mata jaring berkisar antara 1 s/d 2 inchi, no. benang 2100/6 s/d 8.
Metode operasi
Metode pengoperasian jaring insang giring adalah dengan cara membentangkan atau melingkarkan jaring dalam bentuk lengkung, setengah lingkaran, lurus atau membuat sudut terhadap arus di perairan yang diperkirakan ada ikan, selanjutnya untuk mempercepat proses penangkapan, ikan digiring dari hilir arus atau digiring dari depan dengan cara memukul – mukul perairan atau memukul-mukul bagian kapal agar ikan cepat memasuki mata jaring atau terjerat pada jaring.
Jenis hasil tangkapan
Ikan-ikan yang beruaya ke perairan pantai.
Perahu dan nelayan
Perahu yang digunakan bisa perahu tanpa motor, perahu motor tempel atau perahu motor, jumlah nelayan bisa 1 orang 2 sampai 3 orang.
Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat beroperasinya jaring insang Iingkar adalah perairan yang sebelumnya sudah diperkirakan banyak dihuni ikan, Kedalaman antara 2-6 m dengan dasar perairan berpasir, berlumpur atau pasir berlumpur.
Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan, kemudian dikeringkan dengan cara digantungkan di tempat yang tidak kena sinar matahari langsung.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan jaring bisa dibeli di toko jaring, atau di toko perlengkapan nelayan.
Kisaran harga satuan peralatan
Perahu motor Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 3.000.000,-. Satu tingting dengan panjang 100 meter, Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.000.000,- 

Sumber : Dit PMP, DKP
Nama TTG   Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta

MENGENAL JARING PURSE SEINE

PURSE SEINE
A. PENDAHULUAN
I. Definisi Purse Seine
Purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang sangat efektif dan paling Modern te3rutama untuk para Nelayan, mulai nelayan tradisional sampai dengan nelayan modern.
Alat tangkap Purse seine di Kabupaten Mukomuko memang belum pernah dilakukan uji coba dan memang tidak digunaka oleh nelayan , hal ini disebabkan karena kapal  nelayan Mukomuko masih tergolong belum memenuhi persyaratan, baik dari segi besarnya muatan , maupun kecepatan. namun  demikian kita perlu mengetahui apa yang dinamakan alat purse seine, dan setidaknya kita perlu mengenal alat tersebut.
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) One Boat Horse Sardine Purse Seine
2) Two Boat Sardine Purse Seine
3) One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4) Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5) One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6) Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.

DESAIN PURSE SEINE MINI
II. Sejarah Purse Seine
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).
Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat sistem. Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
5. Bahan dan Spesifikasinya
v Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”
jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
jaring kantong, #3/4”
srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
v Tali temali
tali pelampung.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
tali ris bawah.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
tali kolor bahan.
Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
tali slambar
bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
v Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
v Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
v Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
C. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) A spring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2) Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3) Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dll).
D. Alat Bantu Penangkapan
I. Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.
II. Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes)
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
DAFTAR PUSTAKA
~        Au. Ayodya. DASEN FAKULTAS PERIKANAN. Cetakan Pertama. Penerbit :
~        Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
~        Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN
~        UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

MENGENAL JARING PURSE SEINE

PURSE SEINE
A. PENDAHULUAN
I. Definisi Purse Seine
Purse seine merupakan salah satu alat penangkap ikan yang sangat efektif dan paling Modern te3rutama untuk para Nelayan, mulai nelayan tradisional sampai dengan nelayan modern.
Alat tangkap Purse seine di Kabupaten Mukomuko memang belum pernah dilakukan uji coba dan memang tidak digunaka oleh nelayan , hal ini disebabkan karena kapal  nelayan Mukomuko masih tergolong belum memenuhi persyaratan, baik dari segi besarnya muatan , maupun kecepatan. namun  demikian kita perlu mengetahui apa yang dinamakan alat purse seine, dan setidaknya kita perlu mengenal alat tersebut.
Purse Seine disebut juga “pukat cincin” karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin untuk mana “tali cincin” atau “tali kerut” di lalukan di dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut / tali kolor ini penting terutama pada waktu pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tersebut jaring yang tadinya tidak berkantong akan terbentuk pada tiap akhir penangkapan.
Prinsip menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong. Dengan kata lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan. Ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya tertangkap. Fungsi mata jaring dan jaring adalah sebagai dinding penghadang, dan bukan sebagai pengerat ikan.
Di Jepang purse seine dapat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) One Boat Horse Sardine Purse Seine
2) Two Boat Sardine Purse Seine
3) One Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
4) Two Boat Horse Mackerel and Mackerel Purse Seine
5) One Boat Skipjack and Tuna Purse Seine
6) Two Boat skipjack and Tuna Purse Seine
Dari keenam macam purse seine di atas no (2), (3), (5) merupakan purse seine yang banyak digunakan.

DESAIN PURSE SEINE MINI
II. Sejarah Purse Seine
Purse seine, pertama kali diperkenalkan di pantai uatara Jawa oleh BPPL (LPPL) pada tahun 1970 dalam rangka kerjasama dengan pengusaha perikanan di Batang (Bpk. Djajuri) dan berhasil dengan baik. Kemudian diaplikasikan di Muncar (1973 / 1974) dan berkembang pesat sampai sekarang. Pada awal pengembangannya di Muncar sempat menimbulakan konflik sosial antara nelayan tradisional nelayan pengusaha yang menggunakan purse seine. Namun akhirnya dapat diterima juga. Purse seine ini memang potensial dan produktivitas hasil tangkapannya tinggi. Dalam perkembangannya terus mengalami penyempurnaan tidak hanya bentuk (kontruksi) tetapi juga bahan dan perahu / kapal yang digunakan untuk usaha perikanannya.
III. Prospektif Purse Seine
Pentingnya pukat cincin dalam rangka usaha penangkapan sudah tidak perlu diragukan untuk pukat cincin besar daerah penangkapannya sudah menjangkau tempat-tempat yang jauh yang kadang melakukan penangkapan mulai laut Jawa sampai selat Malaka dalam 1 trip penangkapan lamanya 30-40 hari diperlukan berkisar antara 23-40 orang. Untuk operasi penangkapannya biasanya menggunakan “rumpon”. Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagik kecil (kembung, layang, selat, bentong, dan lain-lain).
Hasil tangkapan terutama lemuru, kembung, slengseng, cumi-cumi.
1. Karakteristik
Dengan menggunakan one boat sistem cara operasi menjadi lebih mudah. Pada operasi malam hari lebih mungkin menggunakan lampu untuk mengumpulkan ikan pada one boat sistem. Dengan one boat sistem memungkinkan pemakaian kapal lebih besar, dengan demikian area operasi menjadi lebih luas dan HP akan lebih besar, yang menyebabkan kecepatan melingkari gerombolan ikan juga akan lebih besar. Oleh sebab itu dapat dikatakan tipe one boat akan lebih ekonomis dan efisien jika kapal mekaniser, karena dengan menggunakan sistem mekaniser pekerjaan menarik jaring, mengangkat jaring, mengangkat ikan dll pekerjaan di dek menjadi lebih mudah.
5. Bahan dan Spesifikasinya
v Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan “jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
jaring utama, bahan nilon 210 D/9 #1”
jaring sayap, bahan dari nilon 210 D/6 #1”
jaring kantong, #3/4”
srampatan (selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (selvedge) dipasang pada bagian atas, bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”). Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
v Tali temali
tali pelampung.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 420m.
tali ris atas.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 420m.
tali ris bawah.
Bahan PE Ø 6mm dan 8mm, panjang 450m.
tali pemberat.
Bahan PE Ø 10mm, panjang 450m.
tali kolor bahan.
Bahan kuralon Ø 26mm, panjang 500m.
tali slambar
bahan PE Ø 27mm, panjang bagian kanan 38m dan kiri 15m
v Pelampung
Ada 2 pelampung dengan 2 bahan yang sama yakni synthetic rubber. Pelampung Y-50 dipasang dipinggir kiri dan kanan 600 buah dan pelampung Y-80 dipasang di tengah sebanyak 400 buah. Pelampung yang dipasang di bagian tengah lebih rapat dibanding dengan bagian pinggir.
v Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
v Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
B. Hasil Tangkapan
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan), berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.
Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung (Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dll.
C. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) A spring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2) Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3) Kondisi laut bagus
Purse seine banyak digunakan di pantai utara Jawa / Jakarta, cirebon, Juwana dan pantai Selatan (Cilacap, Prigi, dll).
D. Alat Bantu Penangkapan
I. Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan berbagai alat tangkap, seperti purse seine.Jenis lampu yang digunakan bermacam-macam, seperti oncor (obor), petromaks, lampu listrik (penggunaannya masih sangat terbatas hanya untuk usaha penangkapan sebagian dari perikanan industri).
Ikan-ikan itu tertarik oleh cahaya lampu kiranya tidak terlalu dipermasalahkan sebab adalah sudah menjadi anggapan bahwa hampir semua organisme hidup termasuk ikan yang media hidupnya itu air terangsang (tertarik) oleh sinar / cahaya (phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu berusaha mendekati asal / sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya.
II. Rumpon
Rumpon merupakan suatu bangunan (benda) menyerupai pepohonan yang dipasang (ditanam) di suatu tempat ditengah laut. Pada prinsipnya rumpon terdiri dari empat komponen utama, yaitu : pelampung (float), tali panjang (rope) dan atraktor (pemikat) dan pemberat (sinkers / anchor).
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m. Setelah dipasang kedudukan rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap tergantung pemberat yang digunakan.
Dalam praktek penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat itu diatur sedemikian rupa setelah purse seine dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan bantuan perahu penggerak (skoci, jukung, canoes)
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini yang disebut “pranggoan” (jatim) atau “leret” (Sumut, Sumtim). Pada waktu penangkapan mulai diatur begitu rupa, diusahakan agar ikan-ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan ke rumpon mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-pelampungnya. Cara lain yang ditempuh yaitu seakan-akan meniadakan rumpon induk untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau mengangkat separo dari rumpo yang diberi daun nyiur ke atas permukaan air. Terjadilah sekarang ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa sama sekali mengubah kedudukan rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali slambar lainnya ditarik melingkar di depan rumpon. Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam air untuk mengusir ikan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring. Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu setelah jaring dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan di dekat rumpon di halau engan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
E. Teknik Penangkapan (Sitting dan Moulting)
Pada umumnya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi pada dini hari sebelum matahari keluar atau senja hari setelah matahari terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikan teraktif untuk naik ke permukaan laut. Tetapi dewasa ini dengan adanya berbagai alat bantu (fish finder, dll) waktu operasipun tidak lagi terbatas pada dini hari atau senja hari, siang haripun jika gerombolan ikan diketemukan segera jaring dipasang.
b) Pada operasi malam hari, mengumpulkan / menaikkan ikan ke permukaan laut dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah posisi ini tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya. Juga pada sifat phototxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah fishing shoal diketemukan perlu diketahui pula swimming direction, swimming speed, density ; hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus, sesudah hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain sebagainya. Tidak boleh luput pula dari perhitungan ialah keadaan dasar perairan, dengan dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar) yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan kemungkinan ikan-ikan tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan diri. Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line serta tubuh jaring (wing) dan ikan-ikan yang terkumpul diserok / disedot ke atas kapal.
F. Hal-hal yang Mempengaruhi Keberhasilan Penangkapan
1. Kecerahan Perairan
Transparasi air penting diketahui untuk menentukan kekuatan atau banyak sedikit lampu. Jika kecerahan kecil berarti banyak zat-zat atau partikel-partikel yang menyebar di dalam air, maka sebagian besar pembiasan cahaya akan habis tertahan (diserap) oleh zat-zat tersebut, dan akhirnya tidak akan menarik perhatian atau memberi efek pada ikan yang ada yang letaknya agak berjauhan.
2. Adanya gelombang
Angin dan arus angin. Arus kuat dan gelombang besar jelas akan mempengaruhi kedudukan lampu. Justru adanya faktor-faktor tersebut yang akan merubah sinar-sinar yang semula lurus menjadi bengkok, sinar yang terang menjadi berubah-ubah dan akhirnya menimbulkan sinar yang menakutkan ikan (flickering light). Makin besar gelombang makin besar pula flickering lightnyadan makin besar hilangnya efisiensi sebagai daya penarik perhatian ikan-ikanmaupun biota lainnya menjadi lebih besar karena ketakutan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan penggunaan lampu yang kontruksinya disempurnakan sedemikian rupa, misalnya dengan memberi reflektor dan kap (tudung) yang baik atau dengan menempatkan under water lamp.
3. Sinar Bulan
Pada waktu purnama sukar sekali untuk diadakan penangkapan dengan menggunakan lampu (ligth fishing) karena cahaya terbagi rata, sedang untuk penangkapan dengan lampu diperlukan keadaan gelap agar cahaya ;ampu terbias sempurna ke dalam air.
4. Musim
Untuk daerah tertentu bentuk teluk dapatmemberikan dampak positif untuk penangkapan yang menggunakan lampu, misalnya terhadap pengaruh gelombang besar, angin dan arus kuat. Penangkapan dengan lampu dapat dilakukan di daerah mana saja maupun setiap musim asalkan angin dan gelombang tidak begitu kuat.
5. Ikan dan Binatang Buas
Walaupun semua ikan pada prinsipnya tertarik oleh cahay lampu, namun umumnya lebih didominasi oleh ikan-ikan kecil. Jenis-jenis ikan besar (pemangsa) umumnya berada di lapisan yang lebih dalam sedang binatang-binatang lain seperti ular laut, lumba-lumba berada di tempat-tempat gelap mengelilingi kawanan-kawanan ikan-ikan kecil tersebut. Binatang-binatang tersebut sebentar-sebentar menyerbu (menyerang) ikan-ikan yang bekerumun di bawah lampu dan akhirnya mencerai beraikan kawanan ikan yang akan ditangkap.
6. Panjang dan Kedalaman Jaring
Untuk purse seine yang beroperasi dengan satu kapal digunakan jaring yang tidak terlalu panjang tetapi agak dalam karena gerombolan ikan di bawah lampu tidak bergerak terlalu menyebar . jaring harus cukup dalam untuk menangkap gerombolan ikan mulai permukaan sampai area yang cukup dalam di bawah lampu.
7. Kecepatan kapal pada waktu melingkari gerombolan ikan
Jika kapal dijalankan cepat maka gerombolan ikan dapat segera terkepung.
8. Kecepatan Menarik Purse Line
Purse line harus ditarik cepat agar ikan jangan sampai melarikan diri ke bawah.
DAFTAR PUSTAKA
~        Au. Ayodya. DASEN FAKULTAS PERIKANAN. Cetakan Pertama. Penerbit :
~        Yayasan Dewi Sri. IPB. Bogor.
~        Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN
~        UDANG LAUT DI INDONESIA. Balai Penelitian Perikanan Laut. Jakarta.

Jaring Ingsang Lingkar

sudah banyak Diaplikasikan di
Kabupaten Seluma,
Kabupaten Seram Bagian Timur,
Kabupaten Kaur

Jaring insang lingkar biasanya hanya dioperasikan di perairan pantai yang tidak begitu dalam atau di perairan yang kedalamannya tidak melebihi dari tinggi jaring yang akan dioperasikan. Pemasangan jaring (setting) biasanya dilakukan pada siang hari meskipun ada juga yang pemasangannya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat bantu cahaya (light fishing).
Konstruksi jaring
Kontruksi jaring insang lingkar ada yang terdiri dari jaring insang satu lembar dan ada juga yang terdiri dari jaring insang tiga lembar, untuk jaring insang satu lembar memakai ukuran mata jaring 1 inchi s/d 3 inchi, dan untuk jaring insang tiga lembar, bagian dalamnya memakai ukuran mata jaring 1-1.5 inchi, dan bagian luamya memakai ukuran mata jaring 5-6 inchi. Nomer benang untuk jaring bagian dalam memakai no. 2 10D/6, dan bagian luamya 210D/10-12. Panjang jaring dalam satu tingting bervariasi mulai dan 100-40 Dm.
Metode Pengoperasian Jaring Insang Lingkar (Martasuganda S. 2001) bisa dilihat pada gambar
Metode pengoperasian yang dilakukan pada slang hari
Metode pengoperasian jaring insang lingkar yang dioperasikan pada siang hari yaitu dengan cara; Melingkarkan jaring insang 1 lembar (gilinet) atau campuran dari jaring insang 1 lembar dan jaring insang 3 tembar (trammel net dengan hanya satu perahu atau dua perahu pada gerombolan ikan, atau melingkarkan jaring insang 1 lembar (gilinet) atau campuran dari jaring insang 1 lembar dan jaring insang 3 lembar (trammel net) dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian setelah ikan terkurung, selanjutnya dilakukan pengangkatan jaring (hauling).
Melingkarkan jaring insang dengan hanya dengan satu perahu atau dua perahu pada gerombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian setelah ikan terkurung, untuk mempercepat proses penangkapan di bagian dalam dan perairan yang terkurung dipasang jaring insang 1 lembar (gillnet} atau dengan jaring insang 3 lembar (trammel net).
Melingkarkan jaring insang dengan hanya satu perahu atau dua perahu pada gorombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian setelah ikan terkurung, untuk mempercepat proses penangkapan di bagian daam dan perairan yang terkurung ditakut-takuti dengan cara memukul -mukul permukaan perairan.
Melingkarkan jaring insang dengan hanya satu perahu atau dua perahu pada gorombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian jaring ditarik supaya ikan terjerat atau terpuntal pada jaring.
Metode pengoperasian yang dilakukan pada malam hari
Metode pengoperasian jaring insang lingkar yang dioperasikan pada malam yaltu dengan cara :
Pertama-tama ikan dikumpulkan dengan memakai alat bantu cahaya pengumpul ikan (light fishing), setelah ikan diperkirakan sudah terkumpul, jaring dilingkarkan dan untuk mempercepat proses penangkapan, ikan yang telah terkurung ditakut-takuti, selanjutnya dilakukan pengangkatan jaring (hauling).
Jumlah setting dan hauling untuk jaring insang lingkar yang dioperasikan pada siang hari dan pada malam hari, akan berbeda untuk setiap nelayan yang mengoperasikannya.
Jenis hasil tangkapan
Ikan yang beruaya ke perairan pantai.
Perahu dan nelayan
Jenis perahu yang digunakan bisa perahu motor tempel atau perahu motor, jumlah nelayan bisa mulai dan 2 s/d 3 orang.
Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat untuk pengoperasian jaring insang lingkar adalah perairan pantai dengan kedalaman mulai dari 2 s/d 6 m.
Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan, dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, bagian yang rusak diperbaiki.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan jaring bisa dibeli di toko perlengkapan nelayan atau toko jaring, untuk partai besar bisa dibeli di PT Anida atau PT Indoneptun.
Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor/perahu motor tempel Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-. Satu ting-ting jaring dengan panjang 100 m, dan tinggi 4 m, mulai dan Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 3.000.000,-
Sumber : Dit PMP, DKP
Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta

Jaring Ingsang Lingkar

sudah banyak Diaplikasikan di
Kabupaten Seluma,
Kabupaten Seram Bagian Timur,
Kabupaten Kaur

Jaring insang lingkar biasanya hanya dioperasikan di perairan pantai yang tidak begitu dalam atau di perairan yang kedalamannya tidak melebihi dari tinggi jaring yang akan dioperasikan. Pemasangan jaring (setting) biasanya dilakukan pada siang hari meskipun ada juga yang pemasangannya dilakukan pada malam hari dengan menggunakan alat bantu cahaya (light fishing).
Konstruksi jaring
Kontruksi jaring insang lingkar ada yang terdiri dari jaring insang satu lembar dan ada juga yang terdiri dari jaring insang tiga lembar, untuk jaring insang satu lembar memakai ukuran mata jaring 1 inchi s/d 3 inchi, dan untuk jaring insang tiga lembar, bagian dalamnya memakai ukuran mata jaring 1-1.5 inchi, dan bagian luamya memakai ukuran mata jaring 5-6 inchi. Nomer benang untuk jaring bagian dalam memakai no. 2 10D/6, dan bagian luamya 210D/10-12. Panjang jaring dalam satu tingting bervariasi mulai dan 100-40 Dm.
Metode Pengoperasian Jaring Insang Lingkar (Martasuganda S. 2001) bisa dilihat pada gambar
Metode pengoperasian yang dilakukan pada slang hari
Metode pengoperasian jaring insang lingkar yang dioperasikan pada siang hari yaitu dengan cara; Melingkarkan jaring insang 1 lembar (gilinet) atau campuran dari jaring insang 1 lembar dan jaring insang 3 tembar (trammel net dengan hanya satu perahu atau dua perahu pada gerombolan ikan, atau melingkarkan jaring insang 1 lembar (gilinet) atau campuran dari jaring insang 1 lembar dan jaring insang 3 lembar (trammel net) dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian setelah ikan terkurung, selanjutnya dilakukan pengangkatan jaring (hauling).
Melingkarkan jaring insang dengan hanya dengan satu perahu atau dua perahu pada gerombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian setelah ikan terkurung, untuk mempercepat proses penangkapan di bagian dalam dan perairan yang terkurung dipasang jaring insang 1 lembar (gillnet} atau dengan jaring insang 3 lembar (trammel net).
Melingkarkan jaring insang dengan hanya satu perahu atau dua perahu pada gorombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian setelah ikan terkurung, untuk mempercepat proses penangkapan di bagian daam dan perairan yang terkurung ditakut-takuti dengan cara memukul -mukul permukaan perairan.
Melingkarkan jaring insang dengan hanya satu perahu atau dua perahu pada gorombolan ikan, atau melingkarkan jaring dengan hanya satu perahu atau dua perahu di perairan yang sudah diperkirakan ada ikan, kemudian jaring ditarik supaya ikan terjerat atau terpuntal pada jaring.
Metode pengoperasian yang dilakukan pada malam hari
Metode pengoperasian jaring insang lingkar yang dioperasikan pada malam yaltu dengan cara :
Pertama-tama ikan dikumpulkan dengan memakai alat bantu cahaya pengumpul ikan (light fishing), setelah ikan diperkirakan sudah terkumpul, jaring dilingkarkan dan untuk mempercepat proses penangkapan, ikan yang telah terkurung ditakut-takuti, selanjutnya dilakukan pengangkatan jaring (hauling).
Jumlah setting dan hauling untuk jaring insang lingkar yang dioperasikan pada siang hari dan pada malam hari, akan berbeda untuk setiap nelayan yang mengoperasikannya.
Jenis hasil tangkapan
Ikan yang beruaya ke perairan pantai.
Perahu dan nelayan
Jenis perahu yang digunakan bisa perahu motor tempel atau perahu motor, jumlah nelayan bisa mulai dan 2 s/d 3 orang.
Musim penangkapan
Musim penangkapan umumnya dilakukan sepanjang tahun.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan yang umum dijadikan tempat untuk pengoperasian jaring insang lingkar adalah perairan pantai dengan kedalaman mulai dari 2 s/d 6 m.
Pemeliharaan alat
Untuk memelihara alat tangkap supaya tahan lama, setiap setelah dipergunakan sebaiknya dibersihkan, dikeringkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, bagian yang rusak diperbaiki.
Pengadaan alat dan bahan
Bahan dan alat untuk pembuatan jaring bisa dibeli di toko perlengkapan nelayan atau toko jaring, untuk partai besar bisa dibeli di PT Anida atau PT Indoneptun.
Kisaran harga satuan peralatan
Perahu tanpa motor/perahu motor tempel Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 5.000.000,-. Satu ting-ting jaring dengan panjang 100 m, dan tinggi 4 m, mulai dan Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 3.000.000,-
Sumber : Dit PMP, DKP
Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta

Jaring Insang 3 Lembar (TRAMEL-NET)

Masih juga sekitar Jaring insang,  Jaring insang tiga lembar atau disebut juga dengan trammel net adalah jaring yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar jaring. Jaring ini umumnya dipergunakan untuk menangkap ikan dasar termasuk jenis udang.

Penangkapan ikan kakap merah
Salah satu dari alat tangkap yang cocok untuk menangkap ikan kakap merah dan ikan di perairan pantai adalah alat tangkap yang disebut dengan jaring insang tiga lembar atau dalam bahasa asingnya disebut dengan “trammel net”.
Konstruksi jaring
Konstruksi dari trammel net terdiri dari tiga lembar jaring, satu lembar jaring dengan ukuran mata yang kecil (jaring bagian dalam) dan dua lembar jaring dengan ukuran mata yang besar (jaring bagian luar). Jaring yang ukuran matanya kecil diapit dengan jaring yang ukuran matanya besar
Jaring bagian luar
Bahan Amilan No.210D/6, besar mata jaring (mesh size) 8.89 cm (3 inci), jumlah mata ke arah tinggi jaring 4.5 mata. Jumlah mata ke arah panjang 21 mata/m.
Jaring bagian dalam
Bahan Amilan No.210D/3-210D/6, besar matajaning (mesh size) 5.08 (2 inci)-6.35 cm (2.5 mci) dan jumlah math ke arab tinggi janing 50 mata. Jumlah mata ke arab panjang 32 math/rn.
Panjang jaring
Panjang jaring dalam satu tingting (piece) yang terbaik adalah 40.5 m.
Metode pengoperasian
Jumlah piece yang harus dipakai disesuaikan dengan kondisi modal yang ada atau disesuaikan dengan kondisi daerah penangkapan. Jaring diset menetap di dasar perairan, pemasangan jaring sebaiknya dilakukan 30-bc sebelum matahari terbit dengan lama perendaman selama 2-3 jam.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan terbaik adalah daerah penangkapan sebelumnya sudah diketahui adanya keberadaan ikan kakap merah, biasanya di perairan berkarang kemudian jaring dipasang melingkari karang atau dipasang di dekat karang. Jaring ini bisa dioperasikan sampai kedalaman 80-120 m
Musim penangkapan
Musim penangkapan sepanjang tahun.
Pemeliharaan alat
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih.
Pengadaan alat dan bahan jaring
Alat dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko perlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan dari pabrik jaring “PT. Arida” di Cirebon atau “PT Indoneptun” di Ranca Ekek Bandung.

sumber:
DITJEN KP3K – KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
Kp3k.kkp.go.id
bacaan terkait:


Jaring Insang 3 Lembar (TRAMEL-NET)

Masih juga sekitar Jaring insang,  Jaring insang tiga lembar atau disebut juga dengan trammel net adalah jaring yang konstruksinya terdiri dari tiga lembar jaring. Jaring ini umumnya dipergunakan untuk menangkap ikan dasar termasuk jenis udang.

Penangkapan ikan kakap merah
Salah satu dari alat tangkap yang cocok untuk menangkap ikan kakap merah dan ikan di perairan pantai adalah alat tangkap yang disebut dengan jaring insang tiga lembar atau dalam bahasa asingnya disebut dengan “trammel net”.
Konstruksi jaring
Konstruksi dari trammel net terdiri dari tiga lembar jaring, satu lembar jaring dengan ukuran mata yang kecil (jaring bagian dalam) dan dua lembar jaring dengan ukuran mata yang besar (jaring bagian luar). Jaring yang ukuran matanya kecil diapit dengan jaring yang ukuran matanya besar
Jaring bagian luar
Bahan Amilan No.210D/6, besar mata jaring (mesh size) 8.89 cm (3 inci), jumlah mata ke arah tinggi jaring 4.5 mata. Jumlah mata ke arah panjang 21 mata/m.
Jaring bagian dalam
Bahan Amilan No.210D/3-210D/6, besar matajaning (mesh size) 5.08 (2 inci)-6.35 cm (2.5 mci) dan jumlah math ke arab tinggi janing 50 mata. Jumlah mata ke arab panjang 32 math/rn.
Panjang jaring
Panjang jaring dalam satu tingting (piece) yang terbaik adalah 40.5 m.
Metode pengoperasian
Jumlah piece yang harus dipakai disesuaikan dengan kondisi modal yang ada atau disesuaikan dengan kondisi daerah penangkapan. Jaring diset menetap di dasar perairan, pemasangan jaring sebaiknya dilakukan 30-bc sebelum matahari terbit dengan lama perendaman selama 2-3 jam.
Daerah penangkapan
Daerah penangkapan terbaik adalah daerah penangkapan sebelumnya sudah diketahui adanya keberadaan ikan kakap merah, biasanya di perairan berkarang kemudian jaring dipasang melingkari karang atau dipasang di dekat karang. Jaring ini bisa dioperasikan sampai kedalaman 80-120 m
Musim penangkapan
Musim penangkapan sepanjang tahun.
Pemeliharaan alat
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih.
Pengadaan alat dan bahan jaring
Alat dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko perlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan dari pabrik jaring “PT. Arida” di Cirebon atau “PT Indoneptun” di Ranca Ekek Bandung.

sumber:
DITJEN KP3K – KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
Kp3k.kkp.go.id
bacaan terkait:


JARING INSANG SATU LEMBAR

Alat tangkap Gill net yang dalam hal ini di bilang Jaring insang satu lembar   adalah jaring yang konstruksinya terdiri dari hanya satu lembar jaring. Besar mata jaring semuanya sama, pada bagian atasnya dilengkapi dengan pelampung dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan pemberat. Jenis jaring ini ada yang dipasang di dasar perairan atau di permukaan perairan.


Penangkapan kepiting (rajungan)
Alat tangkap yang cocok untuk menangkap jenis-jenis kepiting yang ada di perairan pantai adalah alat tangkap yang disebut dengan Jaring insang satu lembar (jaring kejer) atau dalam bahasa asingnya disebut dengan ‘gillnet net’.

Konstruksi jarring
Konstruksi dari jaring kejer terdiri dari hanya satu lembar jaring (badan jairing) di mana ukuran matanya adalah sama, Pada bagian atas dilengkapi dengan beberapa pelampung dan pada bagian bawah dilengkapi dengan pemberat.

Badan jarring
Bahan PA Monofilament d. 0.2 mm, besar mata jaring (mesh size) 8.89 cm (3.5 inci), jumlah mata ke arah tinggi jaring 6-7 mata dan jumlah mata dalam satu meter ke arah panjang jaring 16.5 mata/meter

Panjang jarring
Panjang jaring dalam satu tingting (piece) untuk bagian tali ris atas adalah 40-50 m dan untuk bagian tali ris bawah adalah 42-52 m.

Metode pengoperasian
Jumlah piece disesuaikan dengan besar kapal, modal dan kemampuan nelayan yang mengoperasikannya, tetapi umumnya memakai 10-20 piece. Pemasangan jaring (setting) dilakukan setelah matahari terbenam dengan cara diset menetap di dasar perairan selama 10-12 jam.

Daerah penangkapan
Daerah penangkapan terbaik adalah di daerah penangkapan yang sebelumnya sudah diketahui adanya keberadaan kepiting (rajungan).

Biasanya di perairan yang dangkal (5 10 m), datar dengan dasar perairan lumpur bercampur pasir. Sangat cocok di perairan yang berdekatan dengan muara sungai atau perairan yang di sekitarnya banyak ditumbuhi pohon rnangrup (mangrove).

Pemeliharaan alat

Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih.

Pengadaan alat dan bahan jarring
Alat dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko perlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan dan pabrilc janing “PT. Arida” di Cirebon atau “PT Indoneptun” di Ranca Ekek Bandung.

Musim penangkapan

Musim penangkapan sepanjang tahun.
Kisaran harga satuan peralatan
Kapal motor tempel Rp. 10,000,000-15,000,000,- Jaring 20-30 piece Rp. 1,000,000-1,500,000.-

untuk mendetail kembali 


Sumber : Dit PMP, DKP

Kontak : Departemen Kelautan dan Perikanan
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Lantai 9 Tel. (021)3519070 (Hunting) Fax. (021) 3522560 Jakarta