Jenis-Jenis Anggrek (1)

Abdominae minimiflora
  Spesies:
  Genus:   Abdominea
  Sub Family:   Epidendroideae
  Family:   Orchidaceae
  Ordo:   Asparagales
  Klas:   Liliopsida
  Subtribe:
  Tribe:
  Devisi:   Magnoliophyta
  Kingdom:   Plantae
Deskripsi

Genus Abdominea hanya terdiri dari satu spesies anggrek yang sangat langka, Abdominea minimiflora. Anggrek tersebut adalah tumbuhan epifit monopodial yang memiliki bunga berukuran kecil. Nama genus ini berasal dari kata Latin abdomen yang berarti peru

Sebaran

Anggrek ini tersebar du wilayah Thailand sampai Semenanjung Malaya, Jawa dan Philippina.

Acacallis hoehnei
  Spesies:
  Genus:   Acacallis
  Sub Family:   Epidendroideae
  Family:   Orchidaceae
  Ordo:   Orchidales
  Klas:   Liliopsida
  Subtribe:
  Tribe:
  Devisi:   Magnoliophyta
  Kingdom:   Plantae
Deskripsi

Acacallis Lindl. 1853, adalah genus dari famili Orchidaceae yang berasal dari Amerika Selatan dengan jumlah spesies yang sedikit. Nama genus tersebut berasal dari tokoh mitologi Yunani Akakallis. Berdasarkan database dari Royal Botanical Gardens, genus

Sebaran

Spesies-spesies awal yang ditemukan dari genus tersebut ditemukan di wilayah Brazil, Colombia, Venezuela, Guyana, dan Peru.

Keterangan

Contoh species Acacallis coerulea (Rchb. f.) Schltr. 1918 (sinonim dengan Aganisia fimbriata Rchb.f.) Acacallis cyanea Lindl. 1853 (Peru; Venezuela) (sinonim dengan Aganisia cyanea (Lindl.) Rchb.f) Acacallis fimbriata (Rchb. f.) Schltr. 1918 (Peru; V



Acampe Dentata
  Spesies:
  Genus:   Acampe
  Sub Family:   Epidendroideae
  Family:   Orchidaceae
  Ordo:   Asparagales
  Klas:   Liliopsida
  Subtribe:
  Tribe:
  Devisi:   Magnoliophyta
  Kingdom:   Plantae
Deskripsi

Genus ini merupakan tumbuhan anggrek epifit monopodial yang mirip dengan Vanda. Anggrek dari genus ini dapat tumbuh menjadi kelompok epifit yang besar. Bunga berbintik kecil dengan sepal dan petal yang sam. Labellum memiliki 4 polinia. Genus ini kuran

Sebaran

Genus anggrek ini tersebar mulai dari Afrika, Himalaya, Malaysia dan Cina bagian Selatan.

Keterangan

spesies: Acampe multiflora [Lindley]Lindley 1853 = Acampe rigida [Buch.- Ham. ex J.E.Smith]P.F. Hunt 1970 Acampe carinata (Griff.) S.G. Panigrahi 1985 Acampe papillosa (Lindley) Lindl. 1853 Acampe crassifolia (Lindl. & Paxton) Szlach. 2003 Acamp




Acanthephippium javanicum
  Spesies:  
  Genus:   Acanthephippium
  Sub Family:   Epidendroideae
  Family:   Orchidaceae
  Ordo:   Asparagales
  Klas:   Liliopsida
  Subtribe:  
  Tribe:  
  Devisi:   Magnoliophyta
  Kingdom:   Plantae
     
Deskripsi

Acanthephippium adalah genus anggrek yang beranggotakan 12 spesies. Nama genus ini berasal dari bahasa Yunani acanthos yang berarti berputar dan ephippion yang berarti pelana, sesuai dengan bentuk labellum pada bunga yang menyerupai pelana. Spesies-spe

Sebaran

Genus ini tumbuh di tanah (teresterial) dan sebagian bersifat myco-heterotrophic . Genus ini terdistribusi mulai dari daerah tropis dan subtropis India hingga Cina hingga barat daya Pasifik.

Acanthephippium mantinianum
  Spesies:  
  Genus:   Acanthephippium
  Sub Family:   Epidendroideae
  Family:   Orchidaceae
  Ordo:   Asparagales
  Klas:   Liliopsida
  Subtribe:  
  Tribe:  
  Devisi:   Magnoliophyta
  Kingdom:   Plantae
     
Deskripsi

Genus anggrek terdiri dari 15 spesies anggrek tanah dan beberapa anggrek litofit. Akar anggrek ini menyerupai akar tumbuhan epifit yang panjang dan kasar. Pseudobulb sukulen dengan daun yang berbentuk plicata dan pada beberapa spesies ditemui daun yang

Sebaran

Anggrek ini memiliki daerah penyebaran di Asia, Malaysia dan di Kepulauan Fiji.

Keterangan

Spesies: Acanthephippium mantinianum Linden & Cogn. 1897 Acanthephippium pictum Fukuy. 1935 Acanthephippium ringiflorum Griff. 1851 Acanthephippium simplex Aver. 1994 Acanthephippium sp. Borneo Acanthephippium striatum Lindley 1838 Acanthephi

Keterangan

Species: Acanthephippium bicolor (S. India, Sri Lanka, New Guinea). Acanthephippium chrysoglossum (W. Sumatra). Acanthephippium curtisii (Borneo – Sarawak). Acanthephippium eburneum (N. Sumatra, Borneo – Sarawak). Acanthephippium gougahensis

Jaringan Pada Tumbuhan

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macam-macam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan.
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem
2. Jaringan dewasa
JARINGAN MERISTEM
jaringan-meristem

jaringan-meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah.
Jaringan meristem dapat dibagi 2 macam
1. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio.
Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang.
Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer.
2. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium.
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem.
Aktivitas kambium  menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu.
Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral.
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu  menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae). Pertumbuhan sel  meristem  interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya  akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.
JARINGAN DEWASA
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam :
1 Jaringan Epidermis
jaringan-epidermis

jaringan-epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya.
2. Jaringan Parenkim
jaringan-perenkim

jaringan-perenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:
1. Parenkim asimilasi (klorenkim).
2. Parenkim penimbun.
3. Parenkim air
4. Parenkim penyimpan udara (aerenkim).
1. Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.
2. Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma.
3. Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen.
4. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.
3. Jaringan Penguat/Penyokong

Nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim.
a. Kolenkim
Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
b. Sklerenkim
Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4. Jaringan Pengangkut
jaringan-pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan trakeid.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
5. Jaringan Gabus
jaringan-gabus

jaringan-gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

Khasiat Lidah Buaya

Lidah Buaya (Aloe Vera Linn)
Nama Latin :Aloe Vera Linn.Nama Daerah :Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues (Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina).
Habitat :Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias.

Deskripsi :Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas, tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm, bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga), Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek. Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan. Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin, dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 – 75 cm, dengan berat 0,5 kg – 1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 – 100 cm. Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.


Kandungan Lidah Buaya :
Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin.
Lidah Buaya (Aloe Vera Linn)
Khasiat Lidah Buaya :Khasiat Lidah buaya adalah sebagai Anti radang, pencahar (Laxative), parasitiside. Anti inflamasi, Laksatif; Stomakik, Ekspektoran

Resep Tradisional Lidah Buaya:Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai pilis), caries dentis (gigi berlubang), penyubur rambut.
Manfaat lidah buaya bagi rambut :Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan.
Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan) : Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api/air panas.

Bisul :Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.
Radang tenggorokan : 1 daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong-potong atau diblender. Tambahkan 1 sendok makan madu murni. Minum 3 kali sehari.
Ambeien : Setengah (1/2) batang daun lidah buaya dibuang durinya, dicuci, lalu diparut. Beri setengah (1/2) gelas air panas, kemudian peras. Tambahkan 2 sendok makan madu. Dalam keadaan hangat, minum 3 kali sehari.

Sembelit : Setengah (1/2) batang daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong kecil-kecil. Seduh dengan setengah (1/2) gelas air. Beri 1 sendok makan madu. Hangat-hangat dimakan 2 kali sehari.
Diabetes melitus : 2 batang daun lidah buaya, dicuci, dibuang durinya, dipotong-potong. Rebus dengan 3 gelas air, lalu saring. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing setengah gelas.
Penurun kadar gula darah : 1 pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) dibersihkan dengan mengupas kulit dan durinya. Rendam sekitar 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir (air kran). Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Dinginkan. Minum sebanyak 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.

Batuk (yang membandel) : 20 g daun lidah buaya dicuci, dikupas, dipotong-potong. Beri 2 sendok makan madu murni. Minum 2 kali sehari. Ulangi selama 10 hari.

Kultur jaringan

Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.
Teori Dasar Kultur Jaringan
a. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
b. Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.

Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
a. Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
b. Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
c. Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
d. Produksi metabolit sekunder.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi
1. Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll
2. Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
3. Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.
Komposisi media Murashige dan Skoog (MS)
Bahan Kimia Konsentrasi Media (mg/l)
1. NH4NO3 1650
2. KNO3 1900
3. CaCL2.2H20 440
4. MgSO4.7H20 370
5. KH2PO4 170
6. FeSO4.7H20 27
7. NaEDTA 37,3
8. MnSO4.4H20 22,3
9. ZnSO4.7H2O 8,6
10. H3BO3 6,2
11. KI 0,83
12. Na2MoO4.2H20 0,25
13. CuSO4.5H20 0,025
14. CoCl2.6H20 0,025
15. Myoinositol 100
16. Niasin 0,5
17. Piridoksin-HCL 0,5
18. Tiamin -HCL 0,1
19. Glisin 2
20. Sukrosa 30.000
4. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman
Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
5. Lingkungan Tumbuh
Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.

Kebun Plasma Nutfah Pisang

Daerah itu berada di Malangan, Giwangan, Umbulharjo, Jogja. Merupakan wilayah paling selatan Jogja atau bisa di sebut juga perbatasan antara Jogja dan Bantul. Setelah sampai di tempat tujuan, terlihat hamparan pohon pisang yang menghijau. 

Kebun plasma nuftah pisang nama daerah itu. Di sekitar perkebunan itu, tampak  gedung perkantoran, tempat para pengelola kebun memantau areal sekitar. Kebun plasma nutfah pisang merupakan tempat wisata yang kini cukup sering dikunjungi. Museum tanaman itu telah berdiri sejak 1988.Pendirian kebun itu diprakarsai oleh Pemkot Jogja yang kala itu memiliki konsep akan menghijaukan daerah kota. Melihat lahan yang memadai, Pemkot memiliki pemikiran untuk menghijaukan Jogja.
Dengan menempati lahan 1,9 hektare, keberadaan kebun plasma nutfah pisang  tersebut, kini telah menjadi aset nasional dengan koleksi pohon terlengkap di Republik ini.
“Hingga saat ini, kebun plasma nutfah pisang telah mampu mengoleksi 346 kultivar pisang dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara,” kata Bambang Dwi Atmoko, penanggung jawab kebun plasma dari Kantor Pertanian dan Kehewanan Kota Jogja.
Pengumpulan lebih lanjut jenis pisang, kini terus digiatkan pengelola kebun plasma nutfah pisang di bawah tanggung jawab Kantor Pertanian dan Kehewanan Kota Jogja.
Dalam istilah pertanian, plasma nutfah pisang memiliki arti tumbuhan pisang yang diprotoplasmakan dari sel-sel mengandung kromoson-kromoson atau gen-gen yang dapat meneruskan keanekaragaman sifat yang dimilikinya untuk diteruskan kepada keturunan pisang.
Pada kesehariannya kebun plasma nutfah pisang ini selain sebagai tempat wisata  pendidikan juga sangat baik bagi masyarakat umum maupun siswa sekolah. Di kawasan  ini juga dijadikan media belajar bagi kalangan sekolah, perguruan tinggi terutama yang menyangkut studi lapangan dan penelitian.
Selain untuk pengembangan ilmu pengetahuan, daerah itu juga dijadikan sebagai basis teknologi olahan pisang, teknologi perbanyakan bibit pisang secara kultur jaringan, teknologi konservasi pisang secara kultur jaringan.
Dari sejak pembibitan sampai produksi dapat dilihat pada kebun plasma nutfah pisang ini. Selain mengambil bibit pisang asli dari daerah-daerah juga diadakan suatu penyilangan antarpohon pisang, yang dilakukan oleh pengelola kebun plasma nutfah pisang sehingga dapat menambah jumlah koleksi jenis pohon.
Masyarakat umum yang tidak memperoleh pisang di pasar umum, dapat mendapatkannya di kebun plasma tersebut. Selain untuk mencari bibit, mereka juga sering terlihat mencari pisang untuk obat.
Keberadaan kebun plasma nutfah pisang hingga sekarang telah diakui oleh pihak keraton Ngayogyakarta.
Dalam setiap acara tertentu di keraton, seperti labuhan salah satu uba rampe dibuat dari pisang dari daerah itu. Yang diborong keraton tidak melulu buah melainkan bunga, hingga daun pisang.
Perkebunan tersebut kini hadir tak sekadar sebagai pemasok kebutuhan masyarakat Jogja, sebagai wahana pendidikan, namun juga sebagai paru-paru kota. Indahnya kotaku Jogja.

Pohon Gebang sebagai Bahan Kerajinan Agel

Sering melihat bule menenteng tas , atau ibu-ibu dan kaum hawa berangkat ke acara resmi..? Pernahkah anda menyangka kalau tas-tas yang dipakai atau diperjual belikan di mall-mall terkenal itu berasal dari bahan baku pohon gebang…?
Pohon jenis palem bernama gebang awalnya bukan lah pohon yang bernilai istimewa. Namun pohon berbatang tunggal setinggi 15-20 sentimeter dengan daun berbentuk kipas dan bertangkai panjang tersebut ternyata punya nilai ekonomis. Dan telah mampu menjadi bahan dasar produk Export andalan dengan tujuan negara Australia dan Jerman.
Bagi Tusiran warga Desa JantiKecamatan NanggulanKabupaten Kulon Progo,Yogyakarta  pohon itu terbilang berharga karena merupakan sumber bahan baku kerajinan serat tumbuhan. Ya kerajinan yang sekarang ini telah mampu menghidupi keluarganya serta mampu menciptakan lapangan kerja bagi lingkungan sekitarnya.
Serat tumbuhan yang kuat atau lebih dikenal dengan nama “agel” dihasilkan dari tangkai daun pohon gebang. Setelah dibelah, direndam, dan dijemur, serat itu dirangkai menjadi tali berukuran kecil. Dari bahan baku tersebut, sejumlah produk kerajinan dapat dihasilkan. 
Menurut cerita penduduk, konon pada masa penjajahan Jepang helai-helai pita dari olahan janur pohon bernama Latin Corypha utan lamk itu ramai diperdagangkan. Selain sebagai bahan pembuat bagor (karung beras) dan tas, olahan daun gebang juga bisa menjadi substitusi bahan baku pakaian. Saat itu benang memang sulit didapat. Bagor juga identik dengan pakaian pekerja Romusha atau kerja paksa pada masa Jepang. Akan tetapi sayangnya saat ini pohon gebang sangat jarang sekali bisa dijumpai di sini akibat dari Kebijakan pemerintah pusat perihal peningkatan tanaman pangan sekitar tahun 1970-1980, petani pohon gebang pada waktu itu akhirnya mesti mengorbankan lahannya untuk ditanami tanaman pangan.
Akhirnya saat ini pemerintah kabupaten pun merintis pengembangan agel menjadi aneka produk kerajinan bernilai ekonomis, seperti tas, keranjang, sandal, dan topi.  Kebutuhan bahan baku agel didatangkan dari luar daerah, seperti Semarang dan Jawa Timur. Hingga kini, keterampilan menganyam agel tetap dimiliki sebagian penduduk, termasuk mereka yang berusia remaja.  
Tempat aktivitas kerajinan agel, enceng gondok, dan pandan telah terbentuk secara alami. Rumah di pinggir Jalan Raya Wates-Magelang telah dipermak menjadi ruang pajang hasil produksi sekaligus tempat usaha.
Berikut ini adalah beberapa contoh gambar hasil kerajinan tas berbahan agel dari Bapak Tusiran

Irigasi Sistem Subak

Subak (organisasi petani bali)merupakan salah satu organisasi tradisional Bali yang memelihara dan mengatur system irigasi pertanian yang sudah ada sejak dulu, seperti yang disebutkan dalam Museum Subak Mandala Mathika di desa Sungulan Tabanan.

Didalam kompleks terdapat ruang pameran, ruang audio visual, ruang belajar, fasilitas penginapan, perpustakaan, kantor dan miniatur sistem irigasi. Museum ini diresmikan mantan Gubernur Bali, Prof Dr Ida Bagus Mantra tanggal 13 Oktober 1981. Berdirinya museum ini digagasi oleh I Gusti Ketut Kaler, pakar adat dan agama yang waktu itu menjabat Kanwil Departemen Agama Propinsi Bali. Ia melihat perlu adanya lembaga adat Subak yang berupaya melestarikan warisan luhur budaya bangsa sejak abad XI ini. Upaya itu akhirnya terwujud. 
Pada mulanya disebut “Cagar Budaya Museum Subak”.Museum ini merupakan museum khusus tentang sistem pertanian di Bali berciri khas kemandirian atas landasan kekal “Tri Hita Krana”, tiga penyebab kebahagiaan (Tuhan, manusia dan alam). Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dikhawatirkan akan berpengaruh pula terhadap kehidupan Subak.

Untuk itu upaya melestarikan Subak beserta peralatan tradisional Bali termasuk di dalamnya bangunan rumah petani tradisional yang mengikuti aturan pembangunan asta bumi dan asta kosala-kosali, tata ruang, tata letak menurut tradisi masyarakat di Bali perlu digalakkan. Disamping menyelamatkan, menggali, mengamankan dan memelihara berbagai benda yang berkaitan dengan subak dan menyuguhkan berbagai informasi, pendidikan dan dokumentasi tentang Subak, Subak ini ternyata menjadi objek wisata yang menarik.

Museum Subak terdiri dari dua bagian. Ada museum induk dan museum terbuka. Di museum induk ada bangunan atau kompleks suci dengan Padmasana, Bedugul dan lain-lainnya.
Tata ruang dan tata letak bangunan disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya dengan tetap berpegang pada pembangunan tradisional : Tri Mandala, Tri Angga dan Asta Kosala Kosali. Sedangkan museum terbuka berwujud “Subak Mini” yang dipakai sebagai peragaan kegiatan subak, dari sistem irigasi hingga proses kegiatan petani di sawah.

Pestisida Organik Mengendalikan Hama dan Penyakit secara Efektif, Efisien dan Aman

Untuk pencegahan sampai tehnik mengatasi beberapa OPT tanaman Padi, saya menyarankan Anda menggunakan produk PESSO PLUS (Pestisida Organik Mengendalikan Hama dan Penyakit secara Efektif, Efisien dan Aman). Produk ini dikemas secara sempurna sebagai Fungisida dan Pestisida yang berspectrum luas dengan daya kerja dan peneterasi selaras alam yang digali dari kearifan tradisional (etnobotani) melalui proses bioteknologi. Efektif mengendalikan OPT pada cabai, tomat, kubis dan tanaman sayuran, pangan, perkebunan, srta tanaman kehutanan lainnya. PESSO PLUS bersifat sistemik dan kontak, mengendalikan berbagai jenis hama, mulai dari kutu daun sampai dengan ulat, penyakit phytoptora infenstans (busuk daun, lodoh, embun tepung) dan layu fusarium. Produk ini juga dilengkapi dengan formula yang cepat menyerap ke dalam jaringan tanaman serta dapat menembus sampai ke lapisan bawah daun sehingga efektif untuk mengendalikan hama-hama yang tersembunyi di balik daun, dilengkapi denagn perata dan perekat organik sehingga tidak mudah tercuci oleh air hujan.
Untuk Insektisida Organik, silahkan gunakan PONOMU. Mengendalikan Ulat Grayak, Ulat Kubis, Cabai, Tembakau dan sejenisnya secara efektif dan ramah lingkungan.
Silahkan lengkapi setiap pengggunaan Pestisida Organik atau Pupuk Organik Cair dengan Perekat Organik yang berfungsi sebagai PEREKAT,PERATA,PENEMBUS dan PEMBAWA. 4PLUS, tidak beracun, Irit, mudah penggunaannya. Berlakulah Hemat pada semua penggunaan Pupuk Cair, Hormon, Enzim, Pestisida dan lain-lain dengan menggunakan 4PLUS. Sempurna bekerja mulai dari perekat-penembus-pembawa bagi pestisida (fungisida, insektisida, herbisida), pupuk cair organik dan hormon. TElah terbukti menghemat 30 s.d. 50 persen pemakaian pestisida, pupuk, hormon karena lebih banyak dan lebih lama melekat/diserap daun. Meningkatkan daya kerja pestisida untuk hama berperisai dan hama kulitnya mengandung lilin karena kemampuan memecah daya kekebalan (resistensi) srangga terhadap pestisida. Membantu membersihkan alat semprot dan tidak mengakibatkan penyumbatan pada nosel.

PUPUK ORGANIK MANFAAT DAN APLIKASINYA

Apa itu pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yangberasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman.
Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisapanen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa),serbuk gergaji, kotoran hewan,limbah media jamur, limbah pasar,limbah rumah tangga dan limbahpabrik, serta pupuk hijau.
Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian
Karena bahan dasar pembuatan pupuk organic bervariasi, kualitas pupuk yang dihasilkan juga beragam sesuai dengan kualitas bahan asalnya. Pemakaian pupuk organik terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga perlu ada regulasi atau peraturan mengenai persyaratan yang harus dipenuhi oleh pupuk organic agar memberikan manfaat maksimalbagi pertumbuhan tanaman dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.Pupuk organik dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar ataukompos. Pemakaian pupuk organic segar memerlukan jumlah yangbanyak, sulit dalam penempatannya,serta waktu dekomposisinya relatif lama. Namun dalam beberapa hal, cara ini justru sangat bermanfaat untuk konservasi tanah dan air yaitu sebagai mulsa penutup tanah. Pupuk organik yang telah  dikomposkan relatif lebih kecil volumenya dan mempunyai kematangan tertentu sehingga sumber hara mudah tersedia bagi tanaman.Pembuatan pupuk organik dengan cara dikomposkan banyak dilakukan oleh industri skala besar  karena minimnya tenaga kerja di pedesaan. Hanya sedikit petani yang dapat memproduksi kompos untuk memenuhi kebutuhannya.
Sebagian petani membeli kompos dari pabrik lokal atau impor. Pengomposan antara lain bertujuan untuk menghasilkan pupuk organic dengan porositas, kepadatan serta kandungan air tertentu, menyederhanakan komponen bahan dasar yang mudah didekomposisi, membunuh patogen seperti E. coli dan Meskipun kandungan haranya rendah, penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan tekstur tanah

Teknologi pembuatan bokasi secara praktis

Latar Belakang
Pembangunan pertanian secara alami yang ramah lingkungan saat ini banyak dilakukan untuk menghasilkan bahan makanan yang aman, serta bebas dari bahan-bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Pembangunan pertanian alami ini semula hanya menerapkan sistem pertanian organik, tetapi ternyata hasilnya hanya sedikit. Dalam tahun 1980-an, Prof Dr. Teruo Higa memperkenalkan konsep EM atau Efektive Mikroorganisms pada praktek pertanian alami tersebut. Teknologi EM ini telah dikembangkan dan digunakan untuk memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menyebabkan penyakit, dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Pada pembuatan bokashi sebagai salah satu pupuk organik, bahan EM meningkatkan pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Beberapa pengaruh EM yang menguntungkan dalam pupuk bokashi tersebut adalah sebagai berikut:
–  memperbaiki perkecambahan bunga, buah, dan kematangan hasil tanaman
– memperbaiki lingkungan fisik, kimia, dan biologi tanah serta menekan pertumbuhan hama dan penyakit dalam tanah
– meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman
– menjamin perkecambahan dan pertumbuhan tanaman yang lebih baik
– meningkatkan manfaat bahan organik sebagai pupuk
Berbicara mengenai masalah penurunan produksi, tentunya bukan saja menjadi masalah petani atau masyarakat, tetapi juga merupakan masalah bagi pemerintah daerah dalam rangka mempertahankan ketahanan pangan dan ekonomi rakyat. Hal ini seyogyanya harus menjadi bahan pemikiran bagi pemerintah daerah dalam mengatasinya secara bijak.
Untuk dapat mengatasi hal tersebut, pada tahun anggaran 2003 ini Pemda Kabupaten BONE BOLANGO secara khusus mengalokasikan dananya melalui Proyek Peningkatan Produksi Padi Palawija dan Sayuran. Pada kegiatan Proyek ini terdapat pertemuan teknis yang berisikan materi pengaruh penggunaan pupuk bokashi terhadap produksi padi palawija dan sayuran, dan materi tehnik pembuatan bokashi. Kegiatan ini tentunya bertujuan untuk menambah wawasan dan keterampilan petani dalam masalah penggunaan pupuk bokasi secara praktis di lapangan.
Manfaat Bokashi
Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Tehnologi tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.
Penggunaan pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk kandang, samapah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Bagi petani yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.
Bahan dan Cara Pembuatan Bokashi
a.Pembuatan Bokashi Pupuk Kandang
– Bahan-bahan untuk ukuran 500 kg bokashi :
1.
Pupuk kandang
=
300 kg
2.
Dedak
=
50 kg
3.
Sekam padi
=
150 kg
4.
Gula yang telah dicairkan
=
200 ml
5.
EM-4
=
500 ml
6.
Air secukupnya
– Cara Pembuatannya :
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
2. Pupuk kandang, sekam padi, dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
4. Bila adonan dikepal dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah (megar)
5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
6. Kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-7 hari
7. Petahankan gundukan adonan maksimal 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
8. Kemudian tutp kembali dengan karung goni
9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
11. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik
b. Pembuatan Bokashi Jerami Padi
– Bahan-bahan untuk ukuran 1000 kg bokashi :
1.
Jerami padi yang telah dihaluskan
=
500 kg
2.
Pupuk kotoran hewan/pupuk kandang
=
300 kg
3.
Dedak halus
=
100 kg
4.
Sekam/Arang Sekam/Arang Kelapa
=
100 kg
5.
Molase/Gula pasir/merah
=
1 liter/250 gr
6.
EM-4
=
1 liter
7.
Air secukupnya
– Cara Pembuatannya:
Membuat larutan gula dan EM-4
1. Sediakan air dalam ember sebanyak 1 liter
2. Masukan gula putih/merah sebanyak 250 gr kemudian aduk sampai rata
3. Masukan EM-4 sebanyak 1 liter ke dalam larutan tadi kemudian aduk hingga rata.
Membuat pupuk bokashi
1. Bahan-bahan tadi dicampur (jerami, pupuk kandang, arang sekam dan dedak) dan aduk sampai merata
2. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan (campuran bahan organik) secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %
3. Bila adonan dikepal dengan tangan air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan masih tampak menggumpal
4. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
5. Kemudian ditutup dengan karung berpori (karung goni) selama 3-4 hari
6. Agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik perhatikan agar suhu tidak melebihi 500 C, bila suhunya lebih dari 500 C turunkan suhunya dengan cara membolak balik
7. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
8. Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk organik.