Keunggulan
Secara alamiah, cumi-cumi dan sotong menempatkan telurnya pada substrat di dasar laut dan benda-benda yang menggantung di air, seperti rumput laut, dan lambun. Tingkah laku ini dapat dimanfaatkan oleh nelayan dengan cara menyediakan tempat yang disukainya, di antaranya adalah atraktor cumi-cumi. Di tempat-tempat yang tidak banyak memiliki benda-benda menggantung, pemasangan atraktor cumi-cumi akan menjadi tempat tersebut daerah pemijahan. Biasanya, cumi-cumi memijah dan bertelur bersama-sama pada tempat dan waktu tertentu. Dengan demikian, suatu kawasan akan dapat menampung cumi-cumi Iebih banyak jika dijadikan tempat pemasangan cumi-cumi. Jika, tempat pemasangan cumi-cumi ini dilindungi, maka siklus hidup cumi-cumi semakin terjamin. Cumi-cumi telah menetas kemudian akan tumbuh dewasa dan sebagian darinya tentu dapat ditangkap.
Cumi-cumi yang sebelumnya tersebar di habitat alaminya akan berkumpul pada atraktor ini sehingga nelayan dengan mengetahui posisi cumi-curni. Hal ini akan memudahkan pengelolaan perikanan cumi-cumi, misalnya dimana dan kapan cumi-cumi boleh ditangkap, cumi-cumi ukuran berapa yang boleh ditangkap atau yang tidak boleh ditangkap, dimana saja atraktor cumi-cumi akan dipasang dan sebagainya.
Telur cumi-cumi yang menempel dapat dipindahkan sebagai benih budidaya cumi-cumi. Peralatan ini cukup sederhana, dan nelayan dapat mengerjakan pembuatan atraktor cumi-cumi dengan bahan-bahan yang cukup mudah diperoleh di berbagai pesisir di IndonesiaIndonesia.
Spesifikasi
Konstruksi atraktor cumi-cumi dapat berbagai bentuk, namun sebuah komponen yang penting di antaranya adalah: (1) atraktor yang terbuat dari untaian tali-temali (kelapa atau tali ijuk) yang akan dgunakan cumi-cumi untuk menempelkan dirinya dan telur-telurnya, dan (2) naungan yang melindungi cumi-cumi dari sorotan matahri Iangsung ketika menempel pada atraktor. Rangka atraktor cumi-cumi dapat terbuat dari berbagai jenis bahan, seperti kawat, tali plastik, bambu dan ban bekas, jumlah penggunaan ban bekas sebaiknya dilakukan terbatas. Bahan naungan tersebut dapat berupa lembaran plastik atau karung goni.
Prinsip Kerja
Cumi-cumi akan mendekati dan menempel pada atraktor ketika akan memijah dan bertelur.
Cara Pembuatan
Atraktor cumi-cumi cukup mudah dibuat. Kegiatan pertama, tentu membuat rancangan bentuk, ukuran dan menentukan kebutuhan bahan yang akan digunakan. Setelah itu, pembuatan komponen-komponen atraktor cumi-cumi, yaitu rangka, atraktor, pelampung, pemberat, tali-temali dan jangkar. Gambar 4 menyajikan contoh proses pembuatan salah satu jenis atraktor cumi-cumi.
SaIah satu konstruksi berbentuk seperti bunga dengan diameter 120 cm dan tinggi 35 cm, dibuat dari bahan kawat plastik yang dilengkapi dengan untaian tali dan pada bagian atasnya ditutupi lembaran plastik hitam (Gambar 1).
Cara Penggunaan
Atraktor cumi-cumi dapat ditempatkan di dasar laut, di tengah kolom air pada jarak tertentu dari dasar taut, dan di dekat permukaan laut (TaIIo 2006). Pemasangan atraktor cumi-cumi dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah masing-masing dipasang secara terpisah, sedangkan cara kedua adalah dipasang dalam rangkaian seperti rawai. Agar posisi atraktor cumi-cumi stabil dan mudah diketahui Iokasinya, maka diperlukan tali-temali, pemberat, pelampung, jangkar dan pelampung tanda.
Pada cara kedua, setiap atraktor cumi-cumi dihubungkan dengan atraktor cumi-cumi terdekat sehingga penurunan ke air untuk pemasangan dan Pengangkatannya dapat dilakukan secara berurutan.
Penangkapan cumi-cumi dapat dilakukan dengan menggunakan pancing cumi-cumi (squid jig) di tempat yang ditentukan. Pemanenan telur yang menempel dilakukan dengan cara mengangkat atraktor.
Cara Pemeliharaan
Jika pemasangan atraktor cumi-cumi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk perbaikan habitat perikanan, maka tidak memerlukan pemeliharaan karena setelah beberapa waktu (sekitar 6-8 bulan) atraktor cumi-cumi akan dihuni oleh berbagai macam biota laut seperti yang terjadi pada terumbu buatan (artificial reefs).
Jika pemasangan atraktor cumi-cumi dimaksudkan sebagai sumber benih untuk budidaya cumi-cumi, maka bahan atraktor perlu diperbaiki sesuai dengan kebutuhan. Kondisi bahan atraktor ini dapat diketahui setiap pengangkatan untuk mengambil telur cumi-cumi.
Pembelajaran
Penelitian uji coba telah dilakukan di teluk Pelabuhan ratu, Sukabumi (Jawa Barat) pada tahun 2005 untuk atraktor yang terbuat dari rangka kawat, jenis yang berkumpul adalah sotong dengan hasil 67% efektif. Penelitian uji coba di teluk Alor, Nusa Tenggara Timur pada tahun 2005 untuk atraktor yang terbuat dari rangka bambu, jenis yang berkumpul adalah cumi-cumi dengan hasil 85% telur menetas dan hidup. Penelitian uji coba pada tahun 2006 di pulau Pari dan teluk Kaca untuk atraktor yang terbuat dari rangka ban bekas dan kawat.
Atraktor cumi-cumi sudah diperkenalkan kepada khalayak ramai melalui Departemen Kelautan dan Perikanan, dan serangkaian sosialisasi dan pelatihan pembuatan model atraktor cumi-cumi di pulau Batam, pulau Barranglompo dan pulau Moyo, serta kepulauan Raja Ampat, Irian Jaya Barat.
Jika akan diterapkan secara besar-besaran, perlu serangkaian kajian atau penelitian untuk mengatur penggunaan atraktor cumi-cumi ini, termasuk penetapan lokasi dan pengalokasian kawasan di antara pihak-pihak yang berminat mengembangkan usaha ini. Kajian mi seyogyanya diarahkan dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya perikanan dan manfaat maksimum bagi kesejahteraan masyarakat luas.
Sumber : Dit PMP, DKP
Kontak : Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, MSc Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telepon: 0251-8622935, Fax: 0251-8421732, email: iwashi_maguro@yahoo.com









