ikan hiu | cucut | sekilas info

Hiu atau cucut adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. 
Hiu samudra berujung putih, Carcharhinus longimanusHiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air.  
Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan hiu pigmi, Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar, yang bertumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. 

Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta

di share dari wikipedia, 
rujukan :

  1. Budker, Paul (11 Juni 1971). The Life of Sharks. London: Weidenfeld and Nicolson. SBN 297003070. 
  2. ^ Allen, Thomas B. (11 Juni 1999). The Shark Almanac. New York: The Lyons Press. ISBN 1-55821-582-4. 
  3. Hamlett, W. C. (11 Juni 1999). Sharks, Skates and Rays: The Biology of Elasmobranch Fishes. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6048-2. 
  4. Hawaiian Mitologi”. http://www.sacred-texts.com/pac/hm/hm32.htm. Diakses pada 13 September 2006. 
  5. “Pele, Goddess of Fire (Pele, Dewi Api)”. http://www.mythicalrealm.com/legends/pele.html. Diakses pada 13 September 2006.  
  6. “Do Sharks Hold Secret to Human Cancer Fight?”. National Geographic. http://news.nationalgeographic.com/news/2003/08/0820_030820_sharkcancer.html. Diakses pada 8 September 2006.

 

agar-agar dari rumput laut

Agar-agar, agar atau agarosa adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput laut atau alga. Di (Jepang) dikenal dengan nama kanten dan oleh orang Sunda disebut lengkong. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah Eucheuma spinosum (Rhodophycophyta). 

Beberapa jenis rumput laut dari golongan Phaeophycophyta (Gracilaria dan Gelidium) juga dapat dipakai sebagai sumber agar-agar.

abalon

Abalon (berasal dari bahasa Spanyol, Abulón) ialah suatu spesies kerang-kerangan (moluska) dari familia Haliotidae dan genus Haliotis. Ia dikenal pula sebagai kerang mata tujuh atau siput balik batu, ormer di Jersey dan Guernsey, perlemoen di Afrika Selatan, dan pāua di Selandia Baru.


Kulit abalon MerahAbalon tergolong dalam kelas Gastropoda yang besar. Terdapat hanya satu genus dalam famili Haliotidae dan kira-kira 4 – 7 subgenus. Taksonominya agak membingungkan. Spesiesnya berjumlah antara kira-kira 100 hingga 130 (karena adanya hibrida).


Abalon memiliki ciri-ciri permukaan kulit sebelah dalam yang berwarna-warni yang terbuat dari nakre. Daging moluska ini dianggap sebagai salah satu makanan istimewa di sebagian Amerika Latin (khususnya Chili), Asia Tenggara, dan Asia Timur (khususnya di Republik Rakyat Cina, Jepang, dan Korea)

tiram

Tiram Crassostrea gigas

Tiram adalah sekelompok kerang-kerangan dengan cangkang berkapur dan relatif pipih. Tiram sejati adalah semua bivalvia yang termasuk keluarga Ostreidae. Namun demikian, nama tiram dipakai pula untuk beberapa hewan lain di luar kelompok itu.
Dagingnya rendah kalori dan mengandung kalsium dan vitamin A.

cara berenang Gurita

Gurita bergerak dengan cara merangkak atau berenang. Gurita cukup merangkak ditambah sedikit berenang jika ingin bergerak secara perlahan dan hanya berenang jika ingin bergerak cepat-cepat. Gurita bisa bergerak cepat sekali sewaktu sedang lapar atau sewaktu dalam bahaya. Kadar oksigen dalam darah diperkirakan hanya sekitar 4% sehingga gurita mempunyai stamina rendah yang akibatnya merugikan kehidupan gurita di alam bebas.
Gurita merangkak dengan setiap lengan yang dimiliki, dan sering menggerakkan beberapa lengan secara sekaligus sewaktu bergerak pada permukaan yang padat sambil sekaligus menyangga bagian badan. Pada tahun 2005 ada laporan yang menulis bahwa sebagian gurita bisa berjalan dengan dua lengan pada permukaan yang padat sambil meniru bentuk buah kelapa atau kumpulan rumput laut.
Gurita berenang dengan semburan air seperti mesin jet yang berasal dari hasil kontraksi bagian mantel, sedangkan arah semburan air diatur dengan menggunakan tabung siphon.


reproduksi gurita

Gurita jantan bereproduksi dengan meletakkan kantong spermatofora ke dalam rongga mantel gurita betina menggunakan lengan istimewa yang disebut hectocotylus
Lengan kanan ketiga biasanya menjadi hectocotylus. Pada beberapa spesies, gurita betina bisa menjaga sperma agar tetap hidup sampai telur menjadi matang. Setelah dibuahi, gurita betina bisa bertelur hingga sekitar 200.000 butir. Jumlah telur gurita bisa berbeda-beda bergantung pada masing-masing individu, familia, genus atau spesies. 
Gurita betina menggantung kumpulan telur berbentuk kapsul yang membentuk untaian di langit-langit sarang. Setelah telur menetas, larva gurita untuk sementara waktu melayang bersama kawanan plankton sambil memangsa pakan berupa copepod, larva kepiting dan larva bintang laut sampai cukup besar dan berat untuk berada di dasar laut. 
Beberapa spesies gurita dengan habitat di laut dalam tidak perlu melewati siklus melayang bersama kawanan plankton. Periode sebagai larva merupakan saat penuh bahaya karena larva gurita mudah dimangsa pemakan plankton sewaktu menjadi bagian dari kawanan plankton. di kutip dari Wikipedia

Gurita dan alat indra

Gurita memiliki penglihatan yang baik. Pupil gurita berbentuk seperti lubang celengan sehingga dikuatirkan menderita kelainan refraksi berupa astigmat, tapi ternyata tidak jadi masalah bagi gurita yang berburu dengan penerangan yang kurang. Mata gurita “bisa” membedakan polarisasi cahaya tapi sepertinya buta warna. Dua organ khusus yang disebut statocyst yang terhubung dengan otak berfungsi sebagai alat pendeteksi posisi horizontal. Orientasi mata gurita dijaga oleh gerak otonomik (refleks) sehingga bukaan pupil selalu horizontal.
Gurita memiliki indera perasa yang luar biasa tajam. Alat hisap pada lengan gurita dilengkap dengan kemoreseptor sehingga gurita bisa merasakan benda yang disentuh. Lengan-lengan gurita memiliki sensor tekanan untuk mendeteksi lengan mana saja yang sedang dijulurkan, tapi memiliki kemampuan proprioseptif (perasaan posisi dan pergerakan badan) yang sangat rendah. Sensor tekanan tidak cukup memberi informasi ke otak perihal posisi badan dan lengan gurita. Sebagai akibatnya, gurita tidak memiliki kemampuan mengenal benda secara tiga dimensi (stereognosis) dari benda yang disentuhnya. Gurita bisa merasakan variasi tekstur pada benda yang disentuh tapi tidak bisa memadukan informasi untuk menerka bentuk benda yang sedang disentuh.
Gurita sedang merangkak
 
 
Susunan saraf otonom yang dimiliki setiap lengan menyebabkan gurita sulit mengetahui akibat dari gerakan yang dilakukan. Otak gurita mengeluarkan perintah tingkat tinggi untuk menggerakkan lengan, tapi instruksi yang lebih terinci untuk menggerakkan lengan diberikan oleh tali syaraf. Gurita tidak memiliki susunan syaraf yang memberi umpan balik ke otak tentang keberhasilan perintah otak untuk menggerakan lengan, sehingga mengamati gerakan lengan secara visual merupakan satu-satunya cara bagi gurita untuk mengetahui lengan yang diinginkan sudah bergerak atau belum.

penangkapan ikan tuna

Seorang pemancing dengan tuna tangkapannya

Tuna merupakan ikan komersial, komoditas perikanan tangkap yang penting. LSM International Seafood Sustainability Foundation telah menyusun laporan terinci mengenai stok ikan tuna dunia pada 2009, yang direvisi secara teratur. Menurut laporan itu,
“Jenis-jenis tuna yang terpenting untuk perikanan tangkap dan olahraga memancing adalah madidihang, tuna mata besar, tuna-tuna sirip biru dan tatihu, albakor, dan cakalang.
Antara 1940 dan pertengahan 1960an, tangkapan perikanan dunia terhadap lima spesies tuna terpenting telah meningkat dari angka sekitar 300 ribu menjadi sekitar sejuta ton pertahun, kebanyakan di antaranya dengan alat pancing. Dengan perkembangan teknologi alat tangkap pukat cincin (purse-seine), dalam beberapa tahun terakhir tangkapan tuna melonjak hingga lebih dari 4 juta ton pertahun. Sekitar 68 persen dari angka tersebut berasal dari Samudra Pasifik, 22 persen dari Samudra Hindia, dan 10 persen sisanya terbagi antara Samudra Atlantik dan Laut Tengah. Tangkapan cakalang mendominasi hingga 60% tangkapan, diikuti oleh madidihangmata besar (10%) dan albakor (5%). Sekitar 62% produksi dunia ditangkap dengan menggunakan pukat cincin, sebesar 14% dengan menggunakan pancing rawai tuna (longline), 11% dengan pancing huhate (pole and line), selebihnya dengan alat lain-lain.” (24%),
Pada 2006 Pemerintah Australia menuduh bahwa Jepang telah memanen tuna secara berlebihan (overfishing) dan ilegal, dengan menangkap 12–20 ribu ton pertahun, jauh di atas kuota yang disepakati sebesar 6 ribu ton pertahun. Nilai kelebihan tangkapan itu ditaksir mencapai 2 milyar dolar (Amerika) Kelebihan penangkapan itulah yang diduga telah merusak stok tuna sirip biru.

rujukan :

  1. Carpenter, Kent E. & Volker H. Niem. 2001. FAO Species Identification Guide: The Living Marine Resources of The Western Pacific. Vol. 6 : 3721. Food and Agriculture Organization, Rome.
  2. “Tuna – Biology Of Tuna”. http://science.jrank.org/pages/7020/Tuna-Biology-tuna.html. Diakses pada 12 September 2009. 
  3.  “Status of the World Fisheries for Tuna”. ISSF. 10 November 2009. http://www.iss-foundation.org/files/b45a4eb2-f9d7-4ed6-87a1-2efe2519baf6/ISSF_A-1%20Introduction.pdf. Diakses pada 10 November 2009. 
  4. Bradford, Gillian. “Bluefin Tuna Plundering Catches Up With Japan.” ABC News. October 16, 2006.
  5. Eilperin, Juliet. “Saving the Riches of the Sea.” Washington Post. November 29, 2009.

mengolah ikan bandeng

Bandeng bakar, salah satu cara pengolahan bandeng.

Ikan bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Kelemahan bandeng ada dua: dagingnya ‘berduri’ dan kadang-kadang berbau ‘lumpur’/’tanah’.
Duri bandeng
Duri bandeng sebenarnya adalah tulang dari bandeng. Duri ini mengganggu kenikmatan dalam memakan dagingnya. Gangguan ini dapat diatasi dengan penggunaan panci bertekanan tinggi (presto atau autoklaf) dalam waktu tertentu, sehingga duri ini menjadi lunak dan dapat dihancurkan jika dikunyah.
Bau lumpur
Bau lumpur pada bandeng banyak dialami pada bandeng yang diambil dari tambak. Bandeng yang dipelihara di karamba hampir tidak berbau. Penyebab gejala bau lumpur adalah beberapa plankton Cyanobacteria, terutama dari genus Oscillatoria, Symloca, dan Lyngbia, yang menghasilkan geosmin. Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton ini, dagingnya akan memiliki cita rasa tanah.
Bau lumpur dapat diatasi paling tidak dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan memelihara ikan selama 7—14 hari dalam air mengalir bebas biosmin sebelum dijual. Cara kedua adalah dengan perlakuan pemberian asam tertentu.

referensi :

  1. Grandea, T. (1995). “A cladistic analysis of fossil and living gonorynchiform ostariophysan fishes”. Geobios 28 (Supplement 2): . Diakses pada 24 Juli 2010. 
  2. Erungan, A.C. (1997). “Geosmin sebagai penyebab cita rasa lumpur pada ikan serta kemungkinan penanggulangannya”. Bul. Teknol. Hasil Pertanian 4 (2): THP-11—12. http://e-jurnal.perpustakaan.ipb.ac.id/files/Anna_C_Erungan_geosmin_sebagai_penyebab.pdf. Diakses pada 24 Juli 2010. dalam wikipedia




ikan terubuk atau terubok

Terubuk
Terubuk adalah ikan penghuni perairan estuarin yang ditangkap untuk dimakan daging dan telurnya.
Ada paling sedikit tiga jenis ikan bermiripan yang disebut terubuk atau terubok:
  • Tenualosa macrura
  • Tenualosa toli
  • Hirsa kalee
Semuanya merupakan anggota suku Clupeidae dan penghuni perairan tropika hangat di Samudera Hindia sampai Nusantara, dan menyukai wilayah perairan payau.
Ikan yang mempunyai sifat hermafrodit proandri ini menjalani siklus hidup dalam waktu kurang dari dua tahun (18 bulan). Pada tahun pertama kehidupannya akan dilalui sebagai jantan (disebut pias) dan pada tahun kedua akan berganti kelamin menjadi betina (sebagai terubuk). Ikan ini diketahui berpijah sepanjang tahun di sekitar muara Sungai Siak.
Ikan pemakan planktonini populasinya sangat menurun bahkan sedikit sekali yang dapat ditangkap oleh nelayan. Hal ini sangat dimungkinkan karena telah mengalami tekanan ganda, yaitu akibat penangkapan secara terus-menerus terhadap terubuk guna diambil gonad matangnya (“telur”) dan kecenderungan degradasi lingkungan (terutama disebabkan oleh serbuk kayu) pada daerah habitat utama ikan tersebut
Pulau Bengkalis mendapat julukan “Kota Terubuk” karena banyak orang mencari masakan telur ikan tersebut di kota itu

referensi :
  1.  Pencarian “terubok” di FishBase.org
  2.  Suwarto, IGS. Merta. 2003. Penurunan Populasi dan Alternatif Pengelolaan Ikan Terubuk, Tenualosa macrura (Clupeidae), di Propinsi Riau
dalam wikipedia