Jepang Tanam Investasi Sidat Di Blitar

Sidat Kita

Sosialisasi Sidat Di Blitar
Keberadaan ikan sidat yang berbentuk seperti belut namun berukuran lebih besar dan memiliki sirip juga telinga ini merupakan ikan berprotein tinggi yang selalu dikonsumsi oleh masyarakat Jepang. Bahkan saat ini pemenuhan ikan sidat bagi Negara Jepang masih sangat kurang. Untuk itulah salah satu investor dari Jepang berencana menggandeng para petani yang ada di Kota Blitar untuk budidaya ikan sidat yang nantinya akan diekspor ke Jepang.

Sebagai langkah awal pemerintah Kota Blitar dalam hal ini Dinas Pertanian telah menggelar sosialisasi budidaya ikan sidat, disalah satu hotel di Jl. Melati Kota Blitar. Selain diikuti oleh para petani, kegiatan itu juga melibatkan instansi terkait. Hal ini seperti diungkapkan Drs. Teteng Rukmo Condrono, Kepala Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar saat dikonfirmasi disela – sela pelaksanaan sosialisasi ikan sidat di salah satu hotel di Jl. Melati.

Sementara itu Anom Sigit Suryawan, Presiden Direktur Perusahaan Jepang di Indonesia saat dikonfirmasi terpisah menjelaskan, pihaknya akan menyuplai benih dan pakan ikan bagi para petani, sekaligus bertanggungjawab pada sistem sirkulasi air pada kolam dan pembelian ikan sidat besar. Sehingga tugas para petani hanya membesarkan ikan sidat sampai ukuran siap panen. 

Adapun rencana kerjasama perusahaan dari Jepang dengan para petani di Kota Blitar ini mendapatkan sambutan positif dari Moh.Samanhudi Anwar, SH, Walikota Blitar. Menurut Walikota, kegiatan itu sesuai dengan satu diantara beberapa visinya, bahwa masyarakat tidak lapar. Apalagi petani tidak usah repot untuk mencari modal, karena hanya menyiapkan lahan untuk kolamnya saja. 
Bahkan jika hasilnya bagus, ikan sidat bisa menjadi maskot Kota Blitar selain ikan koi. Mengingat dari penelitian investor bersangkutan, jenis air di Indonesia yang cocok untuk budidaya ikan sidat hanya di perairan Blitar. Sedangkan untuk mengawali kerjasama ini, sejak dua bulan yang lalu, Dinas Pertanian Daerah Kota Blitar mulai membudidayakan ikan sidat, yakni untuk proses pembibitan.
(sumber:blitarkota.go.id)
By. Sidat Kita

Ikan Sidat Samarinda Tembus Pasar Hongkong

Sidat Kita

Panen Ikan Sidat Dikolam Keramba
Sejak 2010 ikan “sidat(Angguila Sp)” hasil budidaya peternak di Samarinda ternyata sudah diekspor ke Hongkong, hanya saja peternak ikan sidat di Samarinda cuma sedikit sehingga tidak mampu memenuhi permintaan lebih besar ke negara itu.

“Sebenarnya yang meminta ikan sidat ke kami bukan hanya dari Hongkong, namun juga dari Singapura, Thailand, Jepang dan China,” ujar Samsul Huda, peternak ikan sidat di Samarinda saat ditemui di Lokasi Penas yang digelar di Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Samsul yang membudidayakan ikan sidat dengan memanfaatkan kolam eks lahan tambang batu bara di Berambai, Samarinda ini melanjutkan, bahwa pangsa pasar sidat sebenarnya sangat menjanjikan, namun sayang hanya beberapa orang saja yang mau membudidayakannya.

Jangankan di Samarinda, lanjut dia, di seluruh Indonesia saja masih kurang pembudidaya sidat, sehingga permintaan yang tinggi dari berbagai negara di Asia tidak sanggup dipenuhi. Padahal cara memelihara sidat tidak sulit.

Sistem yang digunakan Samsul dalam memelihara sidat di kolam eks tambang itu adalah menggunakan keramba jaring panjang. Pola ini diterapkannya bersama rekan lain satu kelompok tani yang ada di Berambai, Kecamatan Samarinda Utara.

Dia dan rekan memulai usaha ini sekitar Februari 2010. Saat itu masih pemula sehingga hanya ada tiga keramba yang digunakan. Dari jumlah keramba itu, kemudian mampu menghasilkan lebih dari 1 ton sidat.

Dari hasil panen itu, selanjutnya yang sebanyak 1 ton sidat diekspor ke Hongkong melalui pihak ketiga yang ada di Jakarta. Dari hasil panen perdana 1 ton itu, dia mendapat harga lumayan bagus, yakni sebesar Rp100 juta.

Berdasarkan hasil penjualan sidat yang lumayan besar tersebut, maka dia dan rekan satu kelompok, kemudian lebih semangat dalam mengembangkan sidat, sehingga kini total keramba yang ada di sejumlah kolam tersebut mencapai 19 keramba.

Pada awal Juni 2011 lanjut dia, pihaknya berhasil melakukan panen kedua di tiga kolam dengan produksi mencapai 900 kilogram sidat. Kini pihaknya juga siap melakukan panen lagi untuk 4 kolam yang lain.
Sedangkan sejumlah kolam lainnya masih dalam tahap pembesaran, namun diperkirakan dua hingga tiga bulan ke depan sejumlah ikan sidat dikolam keramba itu sudah siap untuk dipanen.

“Semua hasil panen nanti masih diekspor ke Hongkong. Sebenarnya kami ingin melayani permintaan untuk 4 negara yang juga berminat mengkonsumsi sidat, namun hal itu belum bisa dipenuhi, karena untuk kebutuhan Hongkong saja masih kurang,” ucap Samsul. (Sumber : lepmida.com)

By. Sidat Kita

Cara Membuat Alat Perangkap Ikan Sidat

Sidat Kita

Cara Membuat Perangkap Sidat
Hal yang paling awal dalam berburu sidat tangkapan alam adalah alat tangkap itu sendiri, nah kita akan membahas bagaimana Cara membuat perangkap sidat yang digunakan oleh para nelayan/petani sidat, mungkin ditiap daerah berbeda konsep dan alatnya. Kali ini kita akan membuat alat perangkap ikan sidat yang ada didaerah cilacap.
Alat perangkap sidat ini bisa dibilang sederhana, menggunakan system perangkap seperti perangkap ikan biasa dalam arti ketika ikan sidat sudah masuk perangkap maka ikan sidat tersebut tidak bisa keluar dan  alatperangkap sidat ini tidak akan melukai ikan sidat yang ada didalamnya.
Menggunakan bahan dari kelambu atau jaring/waring yang halus untuk menutup seluruh alat perangkap ikan sidat ini, di ke-enam sisinya menggunakn bambu dengan diameter 3 – 5cm dengan panjang sekitar 75 – 80cm. Enam bambu tersebut digunakan sebagai rangka yang disatukan menjadi bundaran/lingkaran dengan diameter sekitar 20 – 25cm kemudian di ikat dibagian kedua ujungnya serta ditengahnya menggunakan bambu yang sudah dibentuk lingkaran dengan diameter yang sama.

Perangkap Ikan Sidat
Terakhir adalah membungkus dengan jaring atau kelambu yang halus agar tidak merusak ikan sidat, nah ada dua rungan di dalam perangkap ikan sidat, ruang yang pertama dan ruang kedua. Didalam ruang kedua ini kita bisa menaruh umpan agar sidat masuk. Didalam ruangan dua pula dimodifikasi sedemikian rupa agar sidat yang sudah masuk tidak bisa keluar lagi.
Agar lebih jelasnya silahkan lihat gambar penampakan alat perangkap ikan sidat, semoga bermanfaat.
By. Sidat Kita

Cara Mudah Membuat Unagi Kabayaki

Sidat Kita

Cara Membuat Unagi Kabayaki
Cara membuat unagi kabayaki, kabayaki dalam istilah jepang artinya dipanggang atau diasap dengan bara api, seperti orang membuat sate seperti itu yang dimaksud dengan memanggang dan harus menggunakan bara api tanpa api. Dibantu dengan kipas manual atau kipas angin elektrik.
Sebelum dipanggang, ikan sidat dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan pisau tajam ikan sidat dibelah menjadi dua bagian, diangkat isi perut dan juga tulang/duri ikan sidat jadi yang tersisa adalah bener-bener dangingnya saja tapi duri sedikitpun. Untuk bagian kepala biasanya juga dibuang.
Prose Selajutnya dalam mebuat unagi kabayaki adalah Setelah ikan sidat dibelah dan dibersihkan, ikan sidat siap dipanggang dengan ditambah kecap special khas jepang atau juga bisa diberi saus yang terutama dibuat dari campuran kecap asin, mirin, gula pasir, dan sake. Selesai dipanggang pertama kemudian di steam agar daging ikan sidat ini menjadi empuk dan bumbu bias meresap sampai kedalam daging.
Selesai disteam ikan sidat dipanggang lagi untuk kedua kalinya, tujuannya adalah untuk menguatkan rasa panggangnya, sewaktu pemanggangan kedua kalinya ikan sidat terus menerus dilumasi dengan kecap khas jepang agar rasa tidak berubah.
Di jepang sendiri, cara membuat unagi kabayaki berbeda proses dalam  membelah ikan sidat ini berbeda cara, antara orang Kanto dan orang Kansai. Penduduk Kanto yang dipengaruhi budaya samurai membelah ikan dari bagian punggung dan menghindari cara membelah ikan dari bagian perut karena mirip dengan perbuatan harakiri. Sebaliknya, penduduk Kansai yang secara tradisional terdiri dari pedagang dan pengusaha, membelah ikan dari bagian perut bukan merupakan hal yang tabu.
Unagai kabayaki dipercaya memiliki kandungan gizi yang tinggi disamping rasanya yang luar biasa nikmat. Pada hari Doyō no Ushi musim panas (sekitar minggu ke-3 atau minggu ke-4 bulan Juli) terdapat tradisi makan unagi kabayaki di seluruh Jepang.
Demikian proses pembuatan atau cara membuat unagi kabayaki dalam posting kali ini, semoga bermanfaat.
By. Sidat Kita

Melihat Penelitian Budidaya Sidat Di Pelabuhan Ratu

Sidat Kita

Ikan Sidat Dikolam Pembesaran
Seiring dengan potensialnya pasar ikan sidat di pasaran luar negeri khususnya di Jepang, sejumlah masyarakat Cipatuguran, Kec. Palabuhanratu kini tengah melakukan penelitian usaha budidaya ikan sidat di Stasiun Lapang Kelautan (SLK) Institut Pertanian Bogor (IPB) di Cipatuguran, Palabuhanratu. Penelitian ikan sidat tersebut bekerjasama dengan pihak kampus IPB dan investor dari Jepang, PT Jawa Suisan.
Penelitian ikan sidat ini akan dilakukan selama lima tahun. Sampai sekarang, penelitiannya baru berjalan satu tahun,” kata Pengelola SLK IPB, Syarif Budiman (36) warga Cipatuguran saat ditemui di SLK IPB di Cipatuguran, Palabuhanratu, Menurut dia, peluang pasar ikan sidat di luar negeri, saat ini dinilai cukup tinggi, terutama di Jepang. Kebutuhan ikan sidat di pasaran luar negeri mencapai sekitar 300.000 ton per tahun. Khusus di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton per tahun atau hampir setengahnya kebutuhan dunia. Oleh karena itu, Jepang merupakan pasar terbesar untuk pasar ikan sidat.
“Bahkan di Jepang, harga ikan sidat yang sudah matang cukup mahal hingga mencapai Rp 200 ribu per kg. Ikan sidat ini, dari dulu sudah menjadi konsumsi harian masyarakat Jepang karena kandungan gizinya sangat tinggi,” kata Syarif.
Dikatakan, potensialnya pasar ikan sidat itu lah yang melatarbelakangi kegiatan penelitian budidaya ikan sidat di Palabuhanratu. Tak hanya di Palabuhanratu saja, di Karawang dan Indramayu pun tengah dilakukan penelitian yang sama. Bahkan penelitiannya dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan daerah setempat. “Kalau kita, kerjasamanya dengan investornya langsung dari Jepang,” tutur Syarif. 
Ia mengatakan, penelitian ikan sidat tersebut dilaksanakan untuk meneliti sejauh mana prospek usaha budidaya ikan sidat di Palabuhanratu, baik dari pembudidayaannya maupun dari keuntungan yang didapat. Jika prospeknya menguntungkan, investor akan menanamkan modalnya untuk mengembangkan usaha budidaya tersebut, termasuk membangun pabrik pengolahannya. 
“Kalau menguntungkan, investornya akan membangun pabrik pengolahan di sini. Ikan sidat yang menyerupai belut ini akan dimasak, diolah dan dikemas di sini. Setelah itu, baru dikirim ke Jepang berbentuk produk makanan olahan,” tuturnya. Lebih jauh Syarif menjelaskan, penelitian ikan sidat saat ini sedang difokuskan pada pengujian tingkat salinitas (kadar garam) dalam air, suhu serta pakan. Dikarenakan penelitiannya baru berjalan setahun, sehingga sampai sekarang belum diketahui hasil sementara penelitiannya.
“Apakah air, suhu dan pakan diberikan sudah cocok atau belum, kita juga belum tahu. Hanya saja, dalam penelitian ikan sidat selama setahun ini, tingkat kematian ikan sidat ini masih relatif tinggi, kira-kira mencapai 60 persen. Tapi untuk mengetahui hasil penelitian secara menyeluruh, tahun 2014 nanti ada evaluasi langsung oleh Dinas Perikanan Jabar, IPB dan investor dari Jepang,” katanya.(sumber: Pikiran Rakyat)
By. Sidat Kita

Cara Membuat Pakan Sidat

Sidat Kita

Cara Membuat Pakan Sidat
Ikan sidat atau juga dikenal dengan sogili di daerah Sulawesi atau moa di daerah Jakarta mempunyai ciri khas yang unik, salah satunya adalah makanan untuk sidat yang mengharuskan kadar protein yang tinggi diatas 40%, sementara ikan yang lain jarang sekali menggunakan pakan buatan dengan kadar protein setinggi itu kecuali ikan kakap. 
Apalagi untuk jenis sidat yang masih muda seperti elver harus diberikan pakan dengan kadar protein diatas 50% dan lemak minimal 3% jika kurang maka akan berpengaruh di pertumbuhan sidat dan juga akan menghambat proses produksi dalam berbudidaya, misalnya yang harusnya 6 bulan sudah panen jadi mundur karena kekurangan protein dan pertumbuhan menjadi lambat.
Cara pemberian makanan sidat juga harus diperhatikan betul, adonan atau ransum makanan yang diberikan sebanyak 2-6% berat total tubuh sampai ikan tumbuh menjadi 40g, kemudian ransum makan yang diberikan hanya 1-3% berat total tubuh.
Cara pembuatan pakan sidat pun bervariasi, mulai dari manual, semi otomatis, atau full otomatis menggunakan mesin pengaduk, pakan buatan dicampur air dengan rasio 1 : 1. kadang-kadang, dapat juga ditambah obat-obatan dan cacahan ikan runcah tapi yang paling bagus menggunakan campuran cacing sutera. Campuranpakan sidat ini diaduk sehingga berbentuk adonan dan segera diberikan kepada sidat sebelum menjadi keras.
Pembudidaya juga harus aktif mengamati ketika sidat makan, lama makan sidat yang normal berkisar dari 10-15 menit tergantung tingkat kelahapan, idealnya pakan diberikan pagi dan sore hari saja, tidak dianjurkan untuk memberikan makan pada malam hari atau juga pagi hari yang berkabut karena kabut sangat mempengaruhi system pencernaan sidat. Sisa makanan yang tidak habis bisa disimpan dikulkas agar tidak menjadi keras.
Demikian yang bisa diberikan dalam posting tentang cara pembuatan pakan sidat, semoga bermanfaat.
By. Sidat Kita


Wapres Kunjungi Stand Ikan Sidat Di Samarinda

Sidat Kita

Sidat Kita
Stan pameran Samarinda satu-satunya stan Kaltim yang dikunjungi Wakil Presiden (Wapres) RI Boediono seusai upacara pembukaan Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XIII di stadion Aji Imbut Tenggarong, Sabtu (18/6) lalu. Hal ini sebagai bentuk apresiasi yang luar biasa dari Wapres sekaligus menjadi motivasi bagi jajaran Pemkot Samarinda.
Apa yang membuat Wapres mampir di stan Samarinda? Tidak lain karena tertarik pada ikan sidat produksi Kelompok Tani Berambai Kelurahan Sempaja Utara yang menjadi salah satu komoditas andalan yang dipamerkan di stan Samarinda. “Sidat yah. Ini potensial diekspor dan dijamin tidak rugi petani kita membudidayakannya. Apalagi kadar protein tinggi dan nilai jual juga tinggi,” ungkap Wapres singkat yang waktu itu didampingi Wakil Wali Kota Samarinda H Nusyirwan Ismail ketika mampir di stan Samarinda.
Wapres di stan ini terlihat cukup lama dan dari raut wajahnya tidak bisa disembunyikan ketertarikannya kepada budidaya ikan sidat. “Sepertinya Pak Wapres sangat tertarik dengan budidaya ikan sidat ini. Alhamdulillah, stan kita satu-satunya stan Kaltim yang dikunjungi Pak Wapres,” ungkap Nusyirwan kepada wartawan.
Nusyirwan menjelaskan, budidaya ikan sidat oleh Kelompok Tani Berambai dengan budidaya keramba jaring apung itu memanfaatkan kolam eks tambang batu bara PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ). Mantan kepala Disperindagkop Kaltim dan Asisten II Sekprov Kaltim ini menyebutkan ikan sidat memiliki kadar protein tinggi melebih ikan salmon, dengan pasar ekspor ke Jepang, Korsel dan China.
“Pasarnya sudah jelas, dan harganya juga tinggi mencapai Rp 180 ribu per kilogramnya,” urai Nusyirwan penuh semangat. Menurutnya, ikan sidat sangatberpotensi menjadi unggulan ikan budidaya ikan dari Samarinda, dimana saat ini sudah menghasilkan panen perdana 1,4 ton dengan dikelola 40 anggota kelompok tani di Berambai.
“Kebutuhan sidat di Jepang 100 ribu ton per tahun, sementara baru bisa memenuhi sendiri 20 ribu ton per tahun. Jadi masih ada 80 ribu ton/tahun impor kita. Ini baru di Jepang. Di Jepang saja harganya bisa mencapai Rp 500 ribu,” tandasnya.(kaltimpost)
By. Sidat Kita

Cara Pembesaran Sidat Di Danau Moat

Sidat Kita

Sidat Kita
Pembesaran ikan sidat baik dikolam budidaya maupun di alam merupakan hal yang sangat penting, salah satunya yang sudah berjalan adalah pembesaran di danau seperti yang dilakaukan di poso yaitu di danau moat.

Danau Moat dikenal sebagai salah satu kawasan wisata perairan yang sangat diminati, baik oleh para wisatwan local maupun yang berada dari luar daerah atau mancanegara. Tapi, siapa sangka jika di kawasan danau Moat yang merupakan salah satu kebanggaan dan juga ikon dari Kabupaten Bolaang Mongondow ini, menyimpan hewan langka yang pada masa yang lalu dikenal sebagai sebuah mitos, yakni populasi Ikan Sidat atau ikan semacam Ikan Sogili tapi mempunyai dada berwarna kuning. 
Oleh karena adanya populasi hewan yang langka tersebut, akhirnya Pemerintah Pusat melalui DKP, telah menetapkan kawasan Danau Moat sebagai kawasan Konservasi Perairan di Indonesia, dengan luas wilayah sekitar 617 hektare. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Bolaang Mongondow Ir S M Assegaf, dimana tujuan dari penetapan wilayah konservasi ini, untuk menjaga populasi dari jenis ikan Sidat ini. 
Sesuai dengan amanat dari pemerintah pusat melalui DKP, Danau Moat telah dijadikan sebagai kawasan Konservasi Perairan, dimana tujuannya untuk membudidayakan atau menjaga kelestarian dari populasi ikan Sidat, ujar Assegaf kepada Koran ini. Lebih lanjut menurut Assegaf, dengan ditetapkannya wilayah Danau Moat sebagai kawasan Konservasi, maka dengan demikian, pihaknya akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang ada di sekitar kawasan tersebut, untuk bisa mengalihkan kebiasaan masyarakat untuk menangkap ikan Sidat, yang telah menjadi ikan berjenis langka tersebut. 
Sekadar diketahui, Ikan Sidat ini mempunyai cara berkembang biak yang cukup aneh dan mirip dengan ikan Salmon, dimana Ikan Sidat ini akan berkembang biak tidak di Danau Moat tetapi melakukan migrasi hingga ke kawasan Poigar, baru kemudian kembali datang ke danau Moat untuk menjadi besar. Ikan Sidat ini sendiri, di Indonesia hanya berada di 2 danau, yakni di Danau Moat dan Danau Poso Sulawesi Tengah.
By. Sidat Kita

Budidaya Sidat Australia Ukuran Elver Besar

Sidat Kita

Sidat Kita
Faktor pakan yang bagus dan sirkulasi yang baik sangat berpengaruh sekali dalam perkembangan sidat dikolam budidaya, salah satu farm atau perusahaan yang telah memberika report untuk pembesaran sidat asal australia yang berciri fisik lebih pendek dari sidat bicolour ini adalah perusahaan NIWA, disini NIWA membesarkan Sidat Australia yang mendekati ukuran komersial sebagai pilot project. 
Fokus utama adalah meminimumkan biaya untuk membesarkan sidat dengan menggunakan system kolam yang ada, dan menentukan makanan yang mudah didapat dan tidak mahal. Penelitian memilih sidat betina dan makanan suplemennya untuk meningkatkan produksi dari tangkapan alam.

Hasil dari pembesaran percobaan dalam kolam budidaya dari limbah ternak juga dicoba. Didapatkan sidat betina yang tumbuh lebih besar dari jantan dapat diseleksi. Ukuran sidat minimum untuk pembesaran dan stok alam dalam kondisi jelek tidak mempengaruhi pertumbuhan sidat menjadi besar. Proporsi sidat ini dapat dengan cepat dibesarkan baik itu dalam kolam pembesaran ataupun sidat yang dialiri air limbah dari ternak, pertumbuhan 50 kali lebih cepat dari yang ada di sungai Waikato.

Dalam jangka pendek pemberian suplemen level rendah dari stok budidaya, pertumbuhan sidat dapat mencapai 14 kali dari pertumbuhan di sumber air asal dan stok awal. Bahkan budi daya jangka pendek dari sidat dalam kolam budi daya yang berkualitas bagus dengan kerapatan lebih rendah dari kondisi alamiah dan tanpa tambahan pakan ekstra juga dicapai pada kolam dengan air dari limbah ternak (dairy farm) dan dapat mencapai ukuran dan kondisi siap pasar. Pertumbuhan jangka pendek cepat (220g ke 550 g dalam 2 bulan), dan peningkatan kondisi juga dalam kolam yang dialiri limbah peternakan tanpa pakansuplement.

pertumbuhan sidat individu berubah ubah baik itu dalam kolam pembesaran atau kolam dengan air limbah, dan akibatnya formulasi pakan yang merangsang pertumbuhan sidat secara cepat akan menjadi faktor krusial untuk sukses usaha pembesaran sidat.

Perusahaan komersial dengan sistem filtrasi sirkuler dengan teknologi tinggi, mendapatkan eel dari 300 g tumbuh menjadi 800 gr hanya dalam 50 hari. NIWA telah menyelidiki tipe dari pakan yang memicu pertumbuhan pemberian pakan tingkat tinggi untuk kedua spesies sidat sehingga dapat diadopsi oleh usaha intensif dan ekstensif budidaya sidat.

By. Sidat Kita

Prinsip Dasar Budidaya Sidat

Sidat Kita

Sidat Kita
Kehidupan sidat sungguh unik dan menggelitik karena kita bekerja walaupun tidak secara langsung akan menempuh tiga tahap sekaligus yang tentunya mau tidak mau harus belajar dulu, Memang bergelut dgn makhluk hidup itu sedikit aneh .. kita dipaksa menjadi multiuser, multitasking multi-multi  lainnya. 
A. Terutama darimana, bagaimana dan jaminan ketersediaan  kita mendapatkan benih, bibit, stadia muda. (Baik alami maupun buatan).
B. Proses pembesaran dari stadia muda dewasa menuju konsumsi ( SDM, jenis Pakan, Perawatan , sarana dst dst).
C. Pemasaran (Pembayaran, pengepakan, pengiriman dst dst)
Sekedar gambaran saja benih/bibit Sidat menurut dunia persilatan masih melimpah ruah, sekarang bagaimana kita bisa memberikan pencerahan para nelayan untuk mempertahankan kehidupan JungeSidat/Glasseels, elver,fingerling dari lokasi penangkapan ->tempat pengumpulan ( sebelum diambil pembeli/bukan eksportir glasseels).
Benih/bibit Kepiting bakau sdh sangat memprihatikan; sampai thn 80 an Indonesia msh berada dalam 10 besar  exportir kepitng. Sekarang ?????  boro2 50 besar, karena populasi kepiting bakau kita sdh memprihatinkan.  Selayang pandang menurunnya populasi karena rusaknya hutan bakau (krn tambak udang), diburunya kepiting telur, yang paling parah daging benih kepiting (30-60gr) dimanfaatkan sebagai  bahan campuran daging rajungan untuk memenuhi permintaan pembeli. 
Balai yg di Krawang atau balai1 lainnya mulai dengan mengembangkan pembenihan buatan utk Kepiting bakau. Menggalang penanaman hutan mangrove. Terus terang saja dibandingkan sidat jauh lebih menguntungkan “maaf saya tidak ingin jadi provokator, hanya koq sayang tambak2 sepanjang pantura tidur lelap setelah rusaknya udang”. Utk kebutuhan Jakarta produksi2 soka yg ada saja tidak bisa terpenuhi, masa panen yg jauh lebih singkat, tahan penyakit dst dst. 
Ini hanya untuk gambaran saja, bila keberatan dengan postingan dan pendapat ini silakan coment dibawah in, terima kasih dan semoga bermanfaat.
By. Sidat Kita