Burung – burung yang ada disekitar kita

Apa saja burung-burung liar yang biasa kita lihat atau dengarkan suaranya disekitar rumah kita, bisa di pekarangan , kebun, sawah atau di sungai belakang rumah kita, ini adalah daftar burung yang lazim ditemui di sekitar rumah walau kadang tidak semua burung burung tersebut masih ada karena penangkapan yang berlebihan. 

1. Burung Gereja ( Passer montanus ) 
Burung ini mempunyai habitat di kawasan permukiman sehingga kerap dianggap sebagai hama oleh penduduk di negara-negara eropa dan amerika. 
Makanan biji-bijian dan kadang memakan remah-remah roti. Penyebaran global dari Asia Timur, India, Asia Tenggara, Australia, sampai Kepulauan Pasifik.
status perlindungan : tidak ada data spesifik 
info lebih lanjut mengenai burung ini disini
2. Bondol Jawa (  Lonchura leucogastroides )
Bondol Jawa biasa kita kenal dengan sebutan burung piit/pipit/emprit. terkenal di kalangan anak-anak sekolahan karena biasanya pedagang burung menjual burung jenis ini di kalangan anak-anak untuk dimain-mainkan. kadang ada juga yang membeli burung ini untuk bahan makanan bagi burung predator piaraannya semacam pentet/elang/alap-alap. jumlah di lingkungannya sudah mulai berkurang karena penangkapann yang berlebihan dan terlebih lagi burung jenis ini dianggap sebagai hama. Jenis ini pada awalnya hanya ditemukan di pulau jawa tetapi sekarang sudah menyebar sampai ke singapura.
3. Bondol Peking ( Lonchura punctulata ) 
 

 4. Bondol haji ( lonchura maja ) 
5.Celepuk jawa / Burung hantu jawa ( Javan Scops Owl Otus angelinae }
 
 6. Kapinis rumah ( affus afinis ) 
7. Tekukur biasa ( Streptopelia chinensis ) 

8. Dederuk Jawa (Streptopelia bitorquata)
9. Perkutut Jawa (Geopelia striata)
10. Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris)

11. Raja Udang Biru (Alcedo coerulescens)
12. Raja Udang Meninting (Alcedo meninting)
13. Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
 14. Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus)
 sering terdengar suaranya yang mendayu-dayu dan juga ada beberapa mitos yang beredar mengenai burung ini. 
15. Cerukcuk Merbah (Pycnonotus goiavier)
16. Cabai Jawa (Dicaeum trochileum)
 
17. Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis)
18. Burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis)
19. Perenjak jawa / Ciblek ( Prinia familiaris )

20. Perenjak Padi ( Prinia inornata blanfordi)
21. Perenjak / Cinenan (Orthotomus ruficeps)
22. Kacamata ( zosterops )
info lengkap tentang pleci ada disini
23. Pentet / toed ( lanius schach )
 info lengkap tentang burung ini disini
sumber gambar : orientalbirdsimages

Burung – burung yang ada disekitar kita

Apa saja burung-burung liar yang biasa kita lihat atau dengarkan suaranya disekitar rumah kita, bisa di pekarangan , kebun, sawah atau di sungai belakang rumah kita, ini adalah daftar burung yang lazim ditemui di sekitar rumah walau kadang tidak semua burung burung tersebut masih ada karena penangkapan yang berlebihan. 

1. Burung Gereja ( Passer montanus ) 
Burung ini mempunyai habitat di kawasan permukiman sehingga kerap dianggap sebagai hama oleh penduduk di negara-negara eropa dan amerika. 
Makanan biji-bijian dan kadang memakan remah-remah roti. Penyebaran global dari Asia Timur, India, Asia Tenggara, Australia, sampai Kepulauan Pasifik.
status perlindungan : tidak ada data spesifik 
info lebih lanjut mengenai burung ini disini
2. Bondol Jawa (  Lonchura leucogastroides )
Bondol Jawa biasa kita kenal dengan sebutan burung piit/pipit/emprit. terkenal di kalangan anak-anak sekolahan karena biasanya pedagang burung menjual burung jenis ini di kalangan anak-anak untuk dimain-mainkan. kadang ada juga yang membeli burung ini untuk bahan makanan bagi burung predator piaraannya semacam pentet/elang/alap-alap. jumlah di lingkungannya sudah mulai berkurang karena penangkapann yang berlebihan dan terlebih lagi burung jenis ini dianggap sebagai hama. Jenis ini pada awalnya hanya ditemukan di pulau jawa tetapi sekarang sudah menyebar sampai ke singapura.
3. Bondol Peking ( Lonchura punctulata ) 
 

 4. Bondol haji ( lonchura maja ) 
5.Celepuk jawa / Burung hantu jawa ( Javan Scops Owl Otus angelinae }
 
 6. Kapinis rumah ( affus afinis ) 
7. Tekukur biasa ( Streptopelia chinensis ) 

8. Dederuk Jawa (Streptopelia bitorquata)
9. Perkutut Jawa (Geopelia striata)
10. Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris)

11. Raja Udang Biru (Alcedo coerulescens)
12. Raja Udang Meninting (Alcedo meninting)
13. Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
 14. Wiwik Kelabu (Cacomantis merulinus)
 sering terdengar suaranya yang mendayu-dayu dan juga ada beberapa mitos yang beredar mengenai burung ini. 
15. Cerukcuk Merbah (Pycnonotus goiavier)
16. Cabai Jawa (Dicaeum trochileum)
 
17. Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis)
18. Burung Madu Kelapa (Anthreptes malacensis)
19. Perenjak jawa / Ciblek ( Prinia familiaris )

20. Perenjak Padi ( Prinia inornata blanfordi)
21. Perenjak / Cinenan (Orthotomus ruficeps)
22. Kacamata ( zosterops )
info lengkap tentang pleci ada disini
23. Pentet / toed ( lanius schach )
 info lengkap tentang burung ini disini
sumber gambar : orientalbirdsimages

Kedasih

Burung Wiwik Kelabu adalah sejenis burung anggota suku kangkok.
Burung yang sering ditemui dilingkungan pedesaan ini dikenal dengan banyak nama, mulai dari Burung Kedasih (nama umum), Burung Daradasih (nama jawa), Burung Sirit Uncuing (nama sunda) atau Burung Untit-untit (nama betawi).
Suara burung ini mendayu-dayu dan merintih, bahkan menurut saya suara burung ini mengikik seperti ‘Kuntilanak’.
Burung ini berukuran agak kecil, dengan panjang tubuh dari ujung paruh sampai ujung ekor sekitar 21 cm.
Burung dewasa berwarna kelabu dikepala, leher dan dada bagian atas. Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor berwarna putih dan ujung bulu yang kehitaman.
Burung Wiwik/Kedasih muda.

Burung muda berwarna burik kecoklatan dengan garis-garis hitam disisi atas tubuh dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus. Burung Betina kadang berwarna seperti burung muda, sehingga mungkin keliru dengan burung Wiwik Lurik yang masih berkerabat, burung Wiwik Lurik memiliki alis dan pipi keputihan, iris mata merah, paruh atas kehitaman, paruh bawah kekuningan dan kaki kuning.
Burung Wiwik Lurik.

Burung ini menyukai hutan terbuka, tegalan dan pemukiman pedesaan atau sering juga ditemukan dipemukiman perkotaan.
Suaranya yang merintih dan mendayu-dayu sering terdengar siang dan malam hari, namun burung ini agak susah diamati karena berbunyi diketinggian pohon yang rimbun.
“tii..tut..twiiit, ..tii..tut..twiit, ..tii..tut..twiiit” bertambah cepat dan bertambah tinggi nadanya.
Atau bunyi,
“tii..tut..twiit, ..twiit, ..twiit, ..twiit, ..twiit, ..wit, ..wit, ..wit-wit-wit-wit-wit-wit” dengan nada yang meninggi diawal, kemudian semakin menurun dan pendek diakhir.
Atau suaranya seperti mengikik,
“kwiik..kwiik..kwiiik, ..kwiik, ..kwiik, ..kwiik, ..kwiik, ..kik, ..kik, ..kik-kik-kik-kik-kik-kik” dengan nada yang meninggi diawal kemudian semakin menurun dan semakin pendek diakhir.
Burung ini bersifat parasit karena tidak membuat sarang dan mengerami telurnya. Burung ini menitipkan telur-telurnya pada sarang burung-burung kecil seperti burung Perenjak, burung Ciblek dan burung kecil lainnya.
Telur burung Wiwik/Kedasih berwarna kebiruan atau berbintik keputihan, mirip dan lebih besar dari telur burung yang dititipinya.
Cara burung Wiwik/Kedasih menitipkan telurnya disarang burung lain seperti disarang burung Perenjak. Ketika sarang burung Perenjak ada telurnya dan sedang tidak ada induknya, burung Wiwik/Kedasih ini membuang dan menjatuhkan telur-telur burung perenjak dari sarang tersebut. Kemudian dia bertelur disitu dan meninggalkan telur-telurnya begitu saja. Kemudian induk burung Perenjak ini datang tanpa menyadari apa yang sudah terjadi, dan kemudian burung Perenjak tersebut mengerami telur-telur burung Wiwik/Kedasih sampai menetas, kemudian merawat dan mengasuh anak burung Wiwik/Kedasih itu. Walaupun ukuran tubuh anak burung yang diasuh lebih besar dari burung Perenjak yang mengasuhnya, tapi burung Perenjak tersebut tidak menyadarinya.

Mitos Burung Wiwik/Kedasih.
Suara burung Wiwik/Kedasih yang merintih dan mendayu-dayu sering dikaitkan dengan kabar buruk atau kabar maut. Orang Jawa, Sunda dan Betawi bilang akan ada kabar buruk atau akan ada orang meninggal bila mendengar suara burung ini.

Sebenarnya suara burung Wiwik/Kedasih yang merintih dan mendayu-dayu menggambarkan suasana hati burung itu sendiri. Yah, memang kicauannya berbunyi begitu.
Semua takdir baik dan buruk datangnya dari Allah SWT, bukan karena suara burung tersebut.

JENIS KOMODITAS BUDIDAYA LAUT

RAGAM JENIS KOMODITAS YANG DAPAT DIBUDIDAYAKAN PADA WILAYAH  SUMBERDAYA  LAUT
Budidaya laut merupakan salah satu subsektor perikanan budidaya yang pengembangan berada dalam area terbatas. Biasanya letaknya di daerah yang memiliki ketenangan arus. Budidaya laut seperti halnya pada budidaya air tawar dan air payau juga harus didukung dengan fasilitas-fasilitas yang mendukung pembudidayaan ikan di laut. Pembudidayaan ikan di laut selain memiliki ketenangan arus tertentu, juga memperhatikan tingkat salinitas, kejernihan air , pencahayaan dan kedalaman air lautnya.


Budidaya laut merupakan salah satu subsektor yang sampai dengan saat ini merupakan unggulan perikanan budidaya dalam meningkatkan volume produksinya. Volume produksi baik menurut komoditasnya ataupun menurut daerah penghasilnya secara nasional didominasi oleh produksi komoditas budidaya laut seperti rumput laut yang produksi mencapai hampir 2/3 dari total produksi nasional.

Walaupun masih kalah dibandingkan subsektor budidaya air tawar namun produksi budidaya laut tidaklah dapat dipandang sebelah mata. Apalagi jika melihat data produksinya yang hampir didominasi oleh rumput laut dari budidaya laut. Umumnya komoditas budidaya laut memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di pasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. Pasar untuk komoditas budidaya laut pun masih sangat terbuka dan sebagian besar komoditas budidaya laut di ekspor keluar negeri dengan nilai jual yang cukup tingggi. Ada beberapa komoditas yang sudah dapat dibudidayakan dan dikembangakan oleh daerah-daerah yang ada di Indonesia, antara lain yaitu :

1. RUMPUT LAUT

Rumput laut adalah komoditas unggulan di perikanan budidaya subsektor budidaya laut. Rumput laut selain dapat di budidaya di laut juga dapat dibudidayakan di air payau, namun jenisnya berbeda. Rumput laut yang sering dibudidayakan dan dikembangkan diperairan laut selama ini memiliki nama ilmiah euchema cottonii. Sedangkan untuk jenis yang dibudidayakan di air payau adalah Gracilari sp. Rumput E. cottonii ini dikembangkan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan rumput laut begitu cepatnya. Bahkan data tahun 2009 rumput laut E. cottonii hampir menembus tiga juta ton. Sentra budidaya rumput laut cottonii terdapat di pulau sulawesi terutama di provinsi sulawesi selatan, sulawesi tengah dan sulawesi tenggara. Diluar pulau sulawesi sentra budidaya rumput laut jenis ini terdapat di provinsi nusa tenggara timur dan provinsi jawa timur. Geliat pengembangan budidaya rumput laut jenis ini sudah berkembang di luar pulau sulawesi. Bahkan beberapa provinsi menunjukan peningkatan volume produksi yang cukup tinggi.

2. BANDENG

Bandeng adalah komoditas budidaya laut yang dapat juga dibudidayakan di tambak. Ikan ini memiliki nilai ekonomis cukup tinggi dan memiliki rasa yang enak. Pada beberapa daerah ikan ini menjadi makanan khas daerah tersebut. Tidak banyak daerah yang membudidayakan bandeng di laut. Berdasarkan laporan dari daerah-daerah yang sampai ke pusat melalui buku statistik provinsi hanya provinsi Bali dan Provinsi DKI Jakarta saja yang mengembangkan budidaya ikan bandeng di laut. Memang jika melihat sejarahnya ikan bandeng lebih dikenal sebagai ikonnya ikan budidaya tambak. Padahal ikan bandeng yang dibudidaya di karamba jaring apung di laut memiliki keunggulan yaitu tidak bau lumpur. Sementara bandeng yang ada di tambak biasanya berbau lumpur .

3. KERAPU

Sama halnya dengan ikan bandeng, ikan kerapu juga dapat dibudidayakan di tambak. Bedanya ikan kerapu lebih dikenal dan banyak di budidaya di laut daripada di tambak. Kerapu memiliki tujuh genus yang dikenal di Indonesia, yaitu Aethaloperca, Anyperodon, Cephalopholis, Chromileptes, Epinephelus, Plectropomus, dan Variola. Dari ketujuh genus tersebut yang memiliki nilai komersial adalah genus Chromileptes yang diwakili oleh jenis kerapu bebek, Plectropomus diwakili oleh jenis kerapu sunu, dan Epinephelus yang diwakili oleh jenis kerapu macan. Ikan kerapu dibudidayakan hampir di seluruh daerah di Inonesia. Sentra budidaya ikan kerapu du laut terletak di provinsi Maluku, Sumatera Utara, Kepulauan Riau dan Lampung.

4. KAKAP

Ikan kakap juga dapat dibudidayakan di laut dan di tambak. Kakap yang dibudidayakan ada dua jenis yaitu kakap putih dan kakap merah. Ikan kakap termasuk ikan yang memiliki toleransi cukup besar terhadap kadar garam. Ikan kakap juga merupakan ikan yang memiliki nilai ekonomis baika untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk pasar internasional. Budidaya ikan kakap di laut terdapat di provinsi DKI Jakarta , Kepulauan Riau dan beberapa daerah di Indonesia timur. Pada tahun 2009 produksi tertinggi kakap dihasilkan oleh provinsi kepulauan riau.

5. BERONANG

Ikan beronang memiliki nama ilmiah Siganus sp. Ikan ini sebenarnya cukup potensial untuk dikembangkan. Ikan ini termasuk ikan yang memiliki daging yang gurih dan disukai banyak orang. Sifatnya primary herbivor, suka memakan plankton dan makanan buatan. Ikan ini termasuk komoditas yang mudah dibudidayakan karena mempunyai toleransi yang tinggi terhadap kadar garam dan tingkat suhu. Ikan ini di alam tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Sementara lokasi budidayanya terletak di provinsi kepulauan riau, papua dan maluku berdasarkan laporan data statistik dari setiap provinsi yang ada di Indonesia.

6. TERIPANG

Teripang termasuk komoditas perairan laut yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Nama latinnya Holothuroidea. Teripang biasa disebut juga sebagai timun laut. Komoditas ini biasa ditemukan di daerah pasang surut air laut sampai dengan daerah laut dalam. Teripang yang dalam bahasa inggrisnya disebut sea cucumber, memiliki manfaat antara lain dapat dijadikan penyembuh luka, pencegah osteoporosis, anti kanker dan anti tumor serta dapat mengendalikan kadar gula darah. Sentra budidaya komoditas teripang sendiri terdapat di provinsi Maluku dan Papua.

7. KUWE

Ikan kuwe memiliki nama ilmiah Caranx sexfasciatus ini memiliki kebiasaan yang unik. Ia dikenal sebagai ikan yang senang bercengkerama dengan teman sebayanya. Ikan ini termasuk dalam golongan ikan predator yang hidup di daerah karang dangkal di perairan terbuka. Ikan yang tergolong sebagai ikan buas ini hidup dengan membentuk gerombolan. Ikan ini sudah dapat dibudidayakan. Daerah yang mengembangkan ikan kuwe sebagai ikan budidaya adalah provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara Timur dan sebagian provinsi yang ada di pulau Sulawesi.

8. KERANG
Kerang termasuk komoditas laut yang sudah dapat dibudidayakan. Kerang masuk dalam kategori hewan bertubuh lunak atau mollusca walaupun ia memiliki cangkang yang kerang. Ada berbagai macam jenis kerang yang ada di perairan Indonesia. Namun kerang yang sering dibudidayakan antara lain adalah jenis kerang darah, kerang hijau dan abalone. Kerang merupakan komoditas dengan pangsa pasar yang masih sangat terbuka. Komoditas ini dikenal sebagai makanan dengan nilai eksklusif tinggi. Beberapa daerah yang mengembangkan budidaya kerang antara lain provinsi Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

9. UDANG BARONG

Udang barong dikenal dengan nama lobster laut, mencari makanan pada malam hari dan suka tinggal di dalam lubang-lubang. Udang yang memiliki nama ilmiah Panulirus sp ini merupakan komoditas yang sangat potensial. Sama halnya dengan udang yang lain, komoditas ini memiliki nilai jual yang cukup lumayan. Komoditas yang memiliki nama inggris Spiny lobster ini, pembudidayaannya terdapat di provinsi Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Timur.

Sampai dengan saat ini, komoditas budidaya laut yang pengembangan cukup baik adalah seperti tersebut di atas. Budidaya laut selain budidaya air payau dan budidaya air tawar sangat diandalkan oleh perikanan budidaya untuk terus berkembang dalam peningkatan produksi baik dari sisi volume maupun dari sisi keberagaman jenis yang dibudidayakan.

sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id

Anatomi dan Biologi Ikan

Anatomi dan Biologi Ikan



DEFINISI IKAN (PISCES)
Bertulang belakang (termasuk vertebrata), habitatnya perairan, bernapas dengan insang (terutama), bergerak dan menjaga keseimbangan tubunya menggunakan sirip-sirip, bersifat poikilotermal.

MORFOLOGI (Bentuk Tubuh) IKAN
Bervariasi sekali, tetapi morfologi dasarnya adalah terdiri dari kepala, badan, dan ekor  gambar 1, gambar 2.a bentuk umum : bilateral simetri, dan gambar 2.b nonsimetri

ANATOMI
Ada 10 sistem anatomi pada tubuh ikan :
1. Sistem penutup tubuh (kulit) : antara lain sisik, kelenjar racun, kelenjar lendir, dan sumber-sumber pewarnaan.
2. Sistem otot (urat daging): – penggerak tubuh, sirip-sirip, insang
– organ listrik
3. Sistem rangka (tulang) : tempat melekatnya otot; pelindung organ-organ dalam dan penegak tubuh
4. Sistem pernapasan (respirasi): organnya terutama insang; ada organ-organ tambahan
5. Sistem peredaran darah (sirkulasi) : – organnya jantung dan sel-sel darah
– mengedarkan O2, nutrisi, dsb
6. Sistem pencernaan : organnya saluran pencernaan dari mulut – anus
7. Sistem saraf : organnya otak dan saraf-saraf tepi
8. Sistem hormon : kelenjar-kelenjar hormon; untuk pertumbuhan, reproduksi, dsb
9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi : organnya terutama ginjal
10. Sistem reproduksi dan embriologi : organnya gonad jantan dan betina
Ada hubungan yg sangat erat antara ke-10 sistem anatomi tersebut, misalnya :
– sistem urat daging dan sistem rangka  mempengaruhi bentuk tubuh  menentukan cara bergeraknya
– sistem pernafasan dan peredaran darah  O2 dari perairan ditangkap oleh darah, dipertukarkan dg CO2  dibawa ke seluruh tubuh melalui darah

1. SISTEM PENUTUP TUBUH/KULIT
Kulit terdiri dari 2 lapis :
– epidermis; terluar, tipis, selalu berganti
– dermis; di bawah epidermis, lebih tebal, tempat terbentuknya sisik
– Fungsi kulit :
– 1. pembungkus/penutup tubuh
2. pertahanan pertama terhadap penyakit dan parasit
3. penyesuaian terhadap kondisi lingkungan
4. alat ekskresi – osmoregulasi
5. alat pernafasan tambahan
Organ yang terdapat pada kulit :

– sisik, termasuk skut dan kil
– kelenjar lendir
– kelenjar racun
– sumber pewarnaan
– organ cahaya  ikan-ikan laut dalam
Tipe-tipe sisik : sikloid, ktenoid, plakoid, ganoid, cesmoid.
Kelenjar lendir : mengeluarkan lendir
fungsi lendir :
1. mencegah gesekan badan dengan air, mempercepat gerakan
2. mencegah keluar-masuk air melalui kulit
3. mencegah infeksi
4. menutup luka
5. mencegah kekeringan (pada ikan paru-paru)
6. membuat sarang (pada spesies ikan tertentu)
Kelenjar racun : pada spesies-spesies tertentu  modifikasi kelenjar lendir, letaknya berbeda-beda di sirip-sirip, fungsinya untuk pertahanan diri, menyerang, dan mencari makan.
Sumber pewarnaan pada ikan : fungsi pewarnaan  penyamaran, persembunyian, pemberitahuan, menghindar dari predator, menunggu mangsa, komunikasi dengan lawan jenis.

2. SISTEM URAT DAGING (OTOT)
Jenisnya :
– bergaris
– polos
– jantung
Kerjanya :
– di bawah rangsang saraf
– tidak di bawah rangsang saraf
Fungsinya : untuk pergerakan tubuh, sirip-sirip, rongga mulut, dan organ-organ dalam.
Pada ikan ada modifikasi urat daging, menjadi organ listrik pada ± 250 spesies ikan terutama ikan-ikan laut, di daerah tropis dan sub-tropis. Fungsinya untuk pertahanan diri (voltase listrik yg dihasilkan tinggi) dan untuk mencari makan (voltase rendah).

3. SISTEM RANGKA (TULANG)
Fungsi rangka :
1. penegak tubuh
2. tempat melekatnya otot
3. pelindung organ-organ dalam
4. membentuk eritrosit

Berdasarkan strukturnya, rangka ikan ada 2 macam :
a. Rangka tulang rawan, pada ikan-ikan Elasmobranchii (cucut dll)
b. Rangka tulang benar, pada ikan-ikan Teleostei (pada umumnya ikan-ikan)
Berdasarkan letaknya :
– tulang tengkorak
– tulang punggung
– tulang rusuk
– tulang penyokong insang  disebut rangka VISCERAL
– tulang penyokong sirip  disebut rangka APPENDICULAR
Tulang-tulang penutup insang :
– operculum
– sub operculum – di bawah
– pre operculum – di depan
– interculum – diantara

4. SISTEM PENCERNAAN
Definisi : Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh melalui sistem peredaran darah.
Organ-organ : Saluran pencernaan terdiri dari (dari arah depan/anterior ke arah belakang/posterior) berturut-turut : mulut/rongga mulut  esofagus  lambung  hati, empedu, pankreas (pilorus dan pilorik saeka) usus
Organ-organ tambahan : kelenjar hati, kelenjar empedu, dan kelenjar pancreas
Organ-organ pelengkap : sungut, gigi, tapis insang.
 Menurut jenis makanannya, ikan tergolong menjadi karnivor (makan ikan lain, kepiting, serangga, dsb), herbivor (makan plankton, tanaman air, dsb), dan omnivor (makannya campuran).
 Jenis makanan ikan dan cara makannya dapat diduga dari :
– bentuk mulut, posisi mulut
– tipe gigi : canin, incisor, dsb
– tulang-tulang tapis insang : rapat, panjang, halus, dsb
– perbandingan antara panjang usus dengan panjang tubuhnya
 Untuk efektivitas sistem pencernaan, terdapat modifikasi-modifikasi pada lambung (misalkan belanak) dan pada usus (misal pada ikan hiu).
 Dengan mengetahui jenis makanan alami dan cara makannya, dapat diterapkan pada usaha budidaya ikan.

5. SISTEM SIRKULASI (PEREDARAN DARAH)
Definisi : Sistem sirkulasi adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar tubuh.
Organ-organ : jantung, pembuluh nadi (aorta, arteri) dan pembuluh balik (vena), dan kapiler-kapiler darah. Bahan yang diedarkan : darah (plasma darah dan butir-butir darah)
Jantung ikan :
– Fungsi : memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Beda jantung ikan dengan jantung hewan lain  ada alat pacu jantung yg memungkinkan jantung terus berdenyut walaupun otak sudah rusak
– Bagian-bagian jantung :
• Atrium – berdinding tipis
• Ventrikal – berdinding tebal, sebagai pemompa darah
• Bulbus arteriosus
Sebelum atrium, terdapat sinus venosus (SV) yang mengumpulkan darah berkadar CO2 tinggi, berasal dari organ-organ tertentu. Darah dari SV masuk ke dalam atrium melalui katup sinuautrial, dari atrium darah masuk ke dalam ventricle melalui katup atrioventricular. Dari ventrikel darah ditekan dengan daya pompa padanya, menuju ke arah aorta ventralis, menuju ke insang. Di insang terjadi pertukaran O2 dengan CO2 (pada sistem pernafasan) dan seterusnya darah dengan kandungan O2 tinggi diedarkan ke daerah kepala, ke bagian dorsal, ke ventral, dan ekor  setelah mengedarkan nutrisi dsb  kembali ke jantung dan seterusnya.

6. SISTEM PERNAFASAN
Definisi : Pernafasan : pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dsb).
Organ-organ pernafasan :
– terutama insang  letak?  mengambil O2 dari perairan
– organ tambahan  paru-paru, labirin, dsb  mengambil O2 dari udara;
kulit dan kantung kuning telur  pada embrio dan larva
Insang, bagian-bagiannya :
– tulang lengkung insang
– tulang tapis insang
– daun insang
Fungsi bagian-bagian insang :
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya organisme makanan melalui celah insang
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Mekanisme pernafasan :
Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air dari habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya.
Hal-hal yang berkaitan dg sistem pernafasan :
1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak
2. Bila perairan kurang O2, ikan akan a.l :
a. menuju permukaan  pedagang ikan
b. menuju tempat pemasukkan air
c. menuju tempat air yg berarus
3. Daun insang harus dalam keadaan lembab
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2:
1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil membutuhkan O2 >>
2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 >>
3. Jenis kelamin : ikan betina membutuhkan O2 >>
4. Stadia reproduksi

7 & 8 SISTEM SARAF DAN HORMON
Kedua sistem ini dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan  hormon dikirim ke organ target dan aktivitas metabolisme  akan merangsang jaringan-jaringan a.l untuk bergerak.
Sistem saraf terdiri dari :
– sistem cerebro spinal :
• sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung
• sistem saraf tepi
– sistem otonomi : simpati dan parasimpati
– organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
Keistimewaan sistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL  mendeteksi kondisi lingkungan (pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah.

Sistem Hormon : Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, hormon ekskresi & osmoregulasi.
Menurut hasil kelenjar hormon :
– endo hormon : yang bekerja di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas
– ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh, seperti fenomen : merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah.

9. SISTEM EKSKRESI DAN OSMOREGULASI
Definisi :
Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh (berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan).
Sistem Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah) dengan tekanan osmotik habitat (perairan).
Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran pencernaan, dan ginjal.
Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis mulut.
Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang.
Fungsi Ginjal :
1. menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi melalui darah
2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh
Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar (Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda, demikian juga dengan sistem osmoregulasinya.

10. SISTEM REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
Definisi : Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan/melestarikan spesies dengan menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot (hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi anak ikan dan seterusnya.
Organ-organ reproduksi :
Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet)
4. Gonad jantan : testes, biasanya sepasang, kiri dan kanan  menghasilkan spermatozoa
5. Gonad betina : ovari/ovarium  menghasilkan telur
Tipe reproduksi : Berdasarkan organ kelamin :
1. Biseksual (individu betina terpisah dari individu jantan)  2 macam
2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina terdapat pada satu individu) 
3 macam
3. Partenogenesis dan ginogenesis
 Berdasarkan proses pembuahan sel telur oleh spermatozoa :
1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar tubuh betina, perkembangan embrio di luar tubuh betina, jumlah telur ratusan s.d ribuan
2. Internal
a. vivipar : pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari induk sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur
 perlu organ penyalur spermatozoa :
– gonopodium (ikan seribu)
– clasper (cucut)

 Berdasarkan perlindungan induk terhadap telur/anaknya :
1. tanpa perlindungan :
– telur banyak (ratusan ribu), ukuran kecil  tongkol, patin, bandeng
– pemijahan di tempat terbuka

2. membuat sarang :
– tanpa ditunggu induk
– sarang dari daun-daunan, kayu, pasir
3. di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk
– di bebatuan, tenggelam di dasar
– di tanaman air
– diletakkan pada cangkang bivalva hidup
– diletakkan di pasir
4. perlindungan induk di luar tubuh
– buih/gelembung
– kayu/daun
– lubang/sarang
5. perlindungan induk di dalam tubuh
– di dalam mulut
– di cekungan di kepala
– di dalam ”uterus”
Ciri kelamin
1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi)
– jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens
– betina : organnya ovarium dengan salurannya oviduct
baru diketahui setelah dilakukan pembedahan
2. Sekunder (terlihat dari luar, tidak terlibat langsung dalam reproduksi)
– bentuk/ukuran (dimorfisme)
badan, kepala, ukuran sirip, adanya genital papila, ovopositor
– warna (dikromatisme)
jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna
– tingkah laku
jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai

sumber : fish.blogspot.com

Ekstrak Ikan Gabus,Percepat Penyembuhan

Ekstrak Ikan Gabus,Percepat Penyembuhan

Produk ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin, zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson, jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan lain-lain.

Gabus Selayang Pandang
Ikan gabus dikenal dengan beberapa nama lain,
misalnya: haruan, kocolan, bogo, licingan, kutuk/ kotes (Jawa), common snakehead (Inggris), dan Ophiocephalus striatus (Latin). Ikan ini termasuk dalam golongan ordo Labyrinthici, dengan ciri khas pada kepalanya terdapat rongga-rongga guna menyimpan persediaan udara untuk pernafasan sehingga dapat hidup di air dengan kadar oksigen yang rendah. Bersifat karnivora, gabus adalah pemakan hewan-hewan lain yang lebih kecil seperti cacing, anak ikan, udang, ketam dll.

Bentuk ikan gabus kepalanya
menyerupai ular, badannya hampir
bulat, panjang, dan makin ke belakang makin menjadi gepeng, punggungnya cembung dan perutnya rata. Panjang tubuhnya dapat mencapai 100 cm, dan hidupnya di muara-muara sungai dan danau-danau.

Ikan Gabus Untuk Program Kemanusiaan
Adalah Florentinus Nurtitus, S.Si.T, seorang ahli gizi (dietician) di Rumah Sakit Elizabeth Semarang, yang berhasil memproduksi dan memasarkan ekstrak ikan gabus sebagai suplemen makanan tambahan bergizi tinggi di Kota Semarang. Meskipun bukan pionir untuk penemuan ini, namun tekadnya yang kuat untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan patut diacungi jempol.

Awalnya Florentinus tidak berminat, namun dokter rekan sekerjanya terus mendesaknya
untuk menemukan sejenis makanan tambahan dengan harga murah dan mudah didapat. Rekan kerjanya menegaskan bahwa makanan tambahan ini sangat penting untuk kemanusiaan. Sebagai contoh, ketika kadar albumin seseorang rendah dan memerlukan penanganan medis di rumah sakit, maka akan diperlukan sedikitnya 6 pak infus albumin dengan harga sekitar Rp. 1.500.000,dan ini dinilai memberatkan pasien. Bandingkan dengan produk serupa yaitu Sari Mina yang hanya Rp.55.000 perpak dengan kemasan 50 cc,yang setara dengan 1 pak infus. Jika
diperlukan 6 pak berarti hanya Rp.
330.000.

Fenomena ikan gabus bermula dari penelitian khusus oleh Prof Dr. In Eddy Suprayitno MS, Guru Besar Ilmu Biokimia Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya tahun 2003, dengan judul’Albumin Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) sebagai Makanan Fungsional Mengatasi Permasalahan Gizi Masa Depan”. Penelitian tersebut membahas tentang gangguan sintesis albumin yang biasanya terjadi pada pengidap penyakit hati kronis, ginjal serta kekurangan gizi. Lebih lanjut, Dr. Eddy Suprayitno bekerjasama dengan dokter bedah digestif melakukan perbandingan antara Human Serum Albumin (HSA) yang harganya sangat mahal dengan Fish Albumin Ikan Gabus yang berharga jauh lebih murah. Terbukti suplemen ikan gabus dapat mempercepat penyembuhan luka hingga 30% (dari rerata 10 hari menjadi 7 hari).

Dalam penelitiannya, Dr. Eddy Suprayitno menjelaskan bahwa kandungan protein ikan gabus cukup tinggi bila dibandingkan ikan yang lain yaitu 25,2 g / 100 g daging ikan gabus segar. Ikan gabus juga mengandung 6,2 % albumin dan 0,001741% Zn dengan asam amino esensial yaitu treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, histidin, dan arginin serta asam amino non esensial seperti asam aspartat, serin, asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin, amonia, hidroksiprolin, dan prolin.

Penelitian manfaat ikan gabus untuk mempercepat perbaikan status gizi juga dilakukan oleh Dr.dr. Sri Adiningsih,MS,MCN, akademisi dari Universitas Airlangga dan Prof DR. dr Nurpudji A. Taslim, MPH, SpGK, ahli gizi dari Universitas Hasanudin. Untuk meningkatkan asas kepraktisan pengkonsumsian ikan gabus, Dr. Nurpudji bahkan telah mengembangkan supplemen tersebut dalam bentuk kapsul.

Sari Mina, Ekstrak Ikan Gabus Bentuk Cair
Sari Mina adalah produk olahan ikan gabus dalam bentuk ekstrak filtrasi beku yang telah diproduksi dengan sistem tertentu sehingga nilai gizinya sama dalam setiap kemasannya. Sari Mina dipasarkan dalam ukuran 5o cc /bungkus yang dikemas dalam kantung plastik dan disimpan dalam kondisi beku (< -10 derajat celcius) agar tahan lama dan dalam kondisi stabil (maksimal 3 bulan sejak diproduksi). Produk tersebut telah banyak digunakan pasien rawat inap maupun rawat jalan sejak awal tahun 2004 di RS Elisabeth Semarang.

Produk ekstrak gabus berguna membantu meningkatkan kesehatan serta mempercepat kesembuhan dan pemulihan penderita: kekurangan albumin, protein, haemoglobin, zat besi, penyakit stroke, diabetes mellitus, kanker, lupus, parkinson, jantung, penyakit hati, ginjal, asma, pasca operasi, lanjut usia, dan lain-lain.
Dosis yang dianjurkan untuk penyembuhan adalah 100 – 150cc per hari atau 2 – 3 bungkus (@ 5occ) per hari, dapat diminum langsung setelah ditiriskan dengan cara kemasan direndam dalam air hangat (tidak panas) pada waktu pagi dan sore, atau tergantung kebutuhan. Apabila Sari Mina digunakan untuk menjaga kondisi tubuh maka dosis bisa diatur antara 1-2 kali per hari saja atau cukup 1-2 bungkus (@ 5o cc) per harinya. Menurut Florentinus, kandungan albumin 1 pak kemasan Sari Mina setara dengan 20 butir putih telur.

Filtrat Sari Mina bisa langsung
diminum bagi pasien yang sadar atau
bisa dicampurkan ke dalam makanan lewat pipa (sonde) bila kondisi pasien sangat lemah sehingga tidak mampu makan atau kesulitan menelan atau
dalam kondisi tidak sadar. Apabila albumin pasien di dalam darah terlalu rendah dan diinstruksikan oleh dokter untuk ditambahkan albumin melalui pembuluh darah/infus maka pemberian/konsumsi Sari Mina bisa dihentikan dahulu dan apabila pemberian albumin telah selesai maka pemberian/konsumsi Sari Mina bisa dilanjutkan. Pemberian Sari Mina bisa juga tetap dijalankan walaupun ditambahkan albumin melalui infus dengan mempertimbangkan asupan total protein yang masuk disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi serta penyakit.

Gabus Tangkap Kandungan Proteinnya Lebih Tinggi
Ikan gabus yang diolah oleh Florentinus bukan dari sembarang tempat, ia hanya mengambil ikan dari perairan Rawa Pening Semarang. Pertimbangannya karena airnya tenang, luas dan masih alamiah. Menurut Florentinus, ikan gabus yang hidup dengan karakter air seperti ini mempunyai kadar protein yang lebih tinggi dibanding tempat lain. Sementara menurut penelitian Prof Dr. Eddy Suprayitno, kandungan albumin ikan gabus air payau lebih tinggi, 4,76 % dibanding gabus air danau yaitu o,8 %. Selain itu, gabus jantan kadar albuminnya 6,7 %, lebih rendah dibanding betina yang mencapai 8,2 %.

Ikan gabus yang akan diolah sebaiknya berukuran 1 kg atau lebih, karena jika beratnya belum mencapai 1 kg maka dari segi produksi kurang optimal karena kadar protein yang dihasilkan dari ikan yang beratnya di bawah 1 kg lebih rendah. Kadar
protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, masih lebih tinggi daripada yang diperoleh dari 2 ekor ukuran 500 gram. Dalam satu kali produksi (biasanya 2 minggu sekali) dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus, dan 1 kg ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak ikan gabus. Dalam melakukan proses produksinya, Florentinus dibantu oleh 6 orang pegawai.

Ketika awal-awal produksi, ekstrak gabusnya masih berbau sangat amis dan dikhawatirkan belum dapat diterima oleh setiap orang. Atas saran dari istrinya, maka Florentinus menambahkan esen aroma jeruk wangi pada ekstrak ikan gabusnya agar baunya tidak terlalu menyengat dan lebih dapat diterima oleh banyak orang.
Mengingat karakter ikan gabus yang cenderung cepat busuk dibanding dengan ikan lain karena kadar proteinnya yang sangat tinggi, maka ikan yang datang harus segera diolah. Permasalahan saat ini adalah ukuran pasokan ikan yang didapat seringkali kurang dari 1 kg. Namun Florentinus enggan mengambil gabus dari hasil budidaya atau gabus laut, karena gabus liar di perairan umum dinilai mempunyai kandungan protein paling tinggi.

Proses pembuatan ekstrak gabus Sari Mina :
1. Cuci dan bersihkan.
2. Sayat secara vertikal di sepanjang punggung dan seluruh badannya
3. Kukus ikan hingga minyaknya keluar.
4. Tampung minyak yang keluar dan takar sesuai ukuran
5. Tuang ke dalam kemasan plastik dan masukkan kedalam mesin pembeku.

 

sumber : Warta Pasar Ikan, Ditjen P2HP DKP, 2009

DAFTAR ISTILAH DALAM PERIKANAN

DAFTAR ISTILAH-ISTILAH PERIKANAN

DAFTAR ISTILAH-ISTILAH PERIKANAN
Aklimatisasi : Penyesuaian suatu organisme terhadap lingkungan baru atau perubahan lingkungan.
Bearing capacity : Daya tampung suatu area/tempat untuk, menahan beban dari bangunan/ peralatan yang ditempatkan pada area tersebut.
Blastula : Tingkat perkembangan telur setelah pembuahan yang sel-sel hasil pembelahannya mengelompok di kutub telur.
Copulae : Tonjolan-tonjolan berbentuk tongkat pada permukaan kulit bagian pangkal ekor, badan dan kepala larva ikan, yang berfungsi sebagai alat peraba/sensor.
Daily tank transfer : Suatu sistem/cara budidaya massal plankton yang pemanenannya dilaku­kan secara keseluruhan/total kemudian diinokulasi/ditanam bibit kem­bali.
Embryo : Calon larva ikan, yang berkembang di dalam telur, dari setelah pembelah­an sel sampai siap untuk menetas.
Enrichment : Memperkaya, suatu cara untuk meningkatkan kandungan gizi zooplank­ton dengan memberikan pakan yang bergizi tinggi terhadap zooplank­ton tersebut beberapa jam sebelum diberikan sebagai jasad pakan ke larva.
Euryhaline : Suatu sifat kehidupan ikan dimana dapat hidup di air tawar dan air laut atau kadar garam yang berubah-ubah.
Fertilisasi eksternal : Pembuahan telur oleh sperma terjadi di luar tubuh.
Gastrula : Tingkat perkembangan telur setelah dibuahi, dimana sel hasil pembelahan tersusun di kutub telur berbentuk bulan sabit.
Gonad : Tempat dihasilkan dan disimpannya telur ikan sebelum terjadi pembuahan.
Gonadotropin : Hormon untuk merangsang perkembangan gonad dan pemijahan induk ikan.
Grading : Pemisahan larva sesuai dengan ukurannya, untuk mengurangi persaingan makanan dan pemangsaan larva yang berukuran besar terhadap yang lebih kecil.
Hermaprodite protandry : Suatu sifat berkelamin rangkap pada, ikan yang pada waktu kecil berkelamin jantan kemudian setelah besar berubah kelamin menjadi betina.
Inkubasi : Tenggang waktu yang diperlukan dari saat telur dibuahi sampai saat menetas.
Inlet : Pipa pemasukan air.
Inokulasi : Pemasukan bibit plankton ke dalam media budidaya
Kalibrasi : Pengontrolan suatu alat pada keadaan standar.
Kanulasi : Suatu cara pengambilan contoh telur/sperma dari indung telur induk ikan dengan cara memasukkan selang kecil ke dalam lubang kelamin, kemudian dihisap dengan mulut.
Laju tetas : Perbandingan jumlah telur yang menetas dengan yang tidak menetas

Seputar burung Gelatik

Gelatik jawa atau Padda oryzivora adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang lebih kurang 15cm, dari suku Estrildidae. Burung gelatik jawa memiliki kepala hitam, pipi putih dan paruh merah yang berukuran besar. Burung dewasa mempunyai bulu berwarna abu-abu, perut berwarna coklat kemerahan, kaki merah muda dan lingkaran merah di sekitar matanya. Burung jantan dan betina serupa. Burung muda berwarna coklat.

Burung ini endemik dari Indonesia dan di alam ditemukan di hutan padang rumput, sawah dan lahan budidaya di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Sekarang, spesies ini dikenali di banyak negara di seluruh dunia sebagai burung hias.


Perilakunya senang berkelompok dan cepat berpindah-pindah. Pakan utama burung ini adalah bulir padi atau beras, juga biji-bijian lain, buah, dan serangga. Burung betina menetaskan antara empat sampai enam telur berwarna putih, yang dierami oleh kedua tetuanya.
Spesies ini merupakan salah satu burung yang paling diminati oleh para pemelihara burung. Penangkapan liar, hilangnya habitat hutan, serta terbatasnya ruang hidup burung ini menyebabkan populasi gelatik Jawa menyusut pesat dan terancam punah di habitat aslinya dalam waktu singkat. Sekarang telah sulit untuk menemukan gelatik di persawahan atau ladang.