CAMPURAN DAUN MIMBA DAN UMBI GADUNG SEBAGAI PESTISIDA NABATI

Deskripsi

Pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung efektif untuk mengendalikan ulat dan llama pengisap.
Bahan
Daun mimba Umbi gadung Detergen Air
Alat
Timbangan Alat penumbuk Tempat pencampuran Pengaduk Saringan.
Cara Pembuatan
Cara pembuatan pestisida nabati daun mimba dan umbi gadung adalah sebagai berikut.
1.Tumbuk halus 1 kg daun mimba dan 2 buah umbi gadung racun, tambah dengan 20 liter air + 10 g detergen, aduk sampai rata
2.Diamkan rendaman tersebut selama semalam.
3.Saring larutan hasil rendaman dengan kain halus.
4.Semprotkan larutan hasil penyaringan ke pertanaman.
Sumber
Pestisida nabati, Kanisius, 2005

BUDI DAYA JAMUR MERANG PADA LIMBAH PADA INDUSTRI PULP DAN KERTAS

Deskripsi

Jamur merang bernilai gizi tinggi dan bernilai ekonomi
Bahan
limbah padat ind pulp dan kertas bekatul, urea, TSP biakan murni
Alat
Alat pasteurisasi dan kompor pemanas Bedeng jamur Bedeng kompos
Cara Pembuatan
Tahap pekerjaan 
– Pembuatan kompos limbah padat ind pulp dan kertas, pengomposan adalah penguraian zat organik komplek menjadi zat organik. Pada proses pengomposan dilakukan penambahan bahan nutrisi (bekatul, urea, TSP) dan pengaturan PH. Tahap ini merupakan tahap penyusunan tumpukan limbah padat, penambahan nutrisi, pembongkosaran dan pembalikan tumpukan. Pembongkaran dan pembalikan tumpukan dilakukan beberapa kali sampai kualitas kompos memenuhi syarat pertumbuhan jamur, lebih kurang 9 hari waktu pengomposan 
– Pasteurisasi ialah pemanasan kompos dan ruangan rumah jamur dengan uap panas sampai temperatur 70 derajat C selama waktu 5-7jam. Suhu kompos dipertahankan 70 derajat C selama 2-3 jam. 
– Pembuatan bibit, meliputi pembuatan biakan murni, pembuatan bahan stater I, pembuatan bahan stater II, pembuatan bahan spawning Pembuatan biakan murni dilakukan pada media agar nutrisi yang mengandung bekatul dan gula didalam tabung reaksi. Dari satu tabung biakan murni tsb dapat dibiakkan dalam beberapa media bahan stater I (kira2 10 botol), dari stater I dapat dibiakan dalam beberapa media bahan stater II (kira2 50 botol), maka bibit siap dikembangkan kebahan spawning pada media limbah padat yang telah dipasteurisasi dan tambah bekatul. 
-Penanaman jamur, pada kompos yang telah dipasteurisasi dalam bedeng jamur (shed) dan suhu telah turun sampai 35-40 derajat C dilakukan penaburan bibit jamur (spawning). Penaburan bibit dilakukan dengan memasukkan bibit ke dalam lapisan kompos dan sisanya disebar diatas permukaan kompos, dengan tinggi lk 25-30 cm. 
– Pemeliharaan, berupa : mengatur suhu dan kelembaban udara dalam shed. Suhu dipertahankan pada 35-40 derajat C dan kelembaban pada 80-90%. Ventilasi udara diatur sebaik-baiknya agar kelembaban kompos dapat terjada. Membuang jamur-jamur liar teruma jenis coprinus. Tutup plastik bedeng harus serapat mungkin, jangan sampai terjadi kebocoran. Lama pertumbuhan jamur antara 14-16 hari. 
– Panen, dilakukan sebelum tubuh buahnya mekar. Lama pemetikan jamur dalam masa panen berkisar 14-16 hari.
Sumber
BALAI BESAR PULP DAN KERTAS JL. RAYA DAYEUHKOLOT NO. 132, BANDUNGTelpon 62-22-5202980, Fax 62-22-5202871

BUBUK GURIH KEPALA/KULIT UDANG

Deskripsi

Membuat kaldu dari kepala dan kulit udang mungkin sudah sering kita lakukan. Namun membuat bubuk gurih dari sisa kepala dan kulit udang, mungkin belum. Kulit udang kaya senyawa kolagen. Jika kita makan udang bersama kulitnya, kolagen kulit udang dapat menyokong kadar kolagen bawah kulit di dalam tubuh kita. Rendahnya kadar kolagen bawah kulit dapat membuat kulit tampak kendur dan berlipat. Dengan mengkonsumsi kulit udang diharapkan bisa membantu memperlambat berkurangnya konsentrasi kolagen bawah kulit tersebut. (Dibarengi dengan mengkonsumsi banyak buah-buahan sumber vitamin C.) Dengan demikian, munculnya efek ketuaan bisa diperlambat.
Bahan
kepala dan kulit udang
Alat
Alat penyangrai Alat penghalus
Cara Pembuatan
Buang bagian moncong udang yang tajam, sehingga hanya tertinggal bagian kepala udang. Sangrai hingga kering dan renyah, haluskan, kalau perlu diayak. Simpan dalam wadah tertutup. Tambahkan bubuk kulit udang ini ke dalam bumbu tumis, mi goreng, atau masakan lain, niscaya rasa dan aroma masakan akan menjadi lebih sedap. 
Ingin mendapatkan kaldu udang yang gurih? Tumis kepala dan kulit udang bersama bawang putih hingga beraroma gurih. Pindahkan tumisan kulit udang ke dalam panci, bubuhi air, rebus di atas api kecil hingga larutannya pekat (30-45 menit mendidih). Kalau perlu, bubuhi sedikit minyak wijen. Angkat, saring.
Sumber
Sedap Sekejap Edisi 7/II Juli 2001

ASAP CAIR DARI CANGKANG SAWIT

Deskripsi

Kelapa sawit adalah salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya demikian pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Dengan kondisi yang semacam itu sebenarnya banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan cangkang sawit tersebut.Salah satunya apabila dilakukan pirolisis terhadap cangkang sawit tersebut akan diperoleh rendemen berupa asap cair yang dapat diguakan sebagai biopreservatif baru pengganti presetvatif kimia, arang maupun tar . Asap cair merupakan hasil kondensasi dari pirolisis kayu yang mengandung sejumlah besar senyawa yang terbentuk akibat proses pirolisis konstituen kayu seperti selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proses pirolisa melibatkan berbagai proses reaksi yaitu dekomposisi, oksidasi, polimerisasi, dan kondensasi
Bahan
Cangkang Sawit
Alat
Alat utama untuk pembuatan asap cair adalah alat pirolisator yang terdiri dari tabung reaktor, pemanas listrik (heater), pipa penyalur asap, kolom pendingin (kondensor), erlenmeyer, botol ukur dan pipa pengeluaran asap sisa. Alat untuk pengendapan tar Alat yang digunakan untuk pengendapan tar terdiri dari botol dari asap cair yang masih bercampur dengan tar, gelas ukur 100 mL, pipet ukur dan pipet gondok.
Cara Pembuatan
Pembuatan asap cair dilakukan dengan destilasi.Bahan cangkang sawit sebelumnya dianalisa kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin kemudian kadar airnya dibuat menjadi 8%, 13% dan 18% dengan pengering kabinet.Asap cair dibuat dengan  memasukkan 1 kg cangkang sawit ke dalam reaktor kemudian ditutup dan rangkaian kondensor dipasang.Selanjutnya dapur pemanas dihidupkan dengan mengatur suhu dan waktu yang dikehendaki.Pada penelitian ini suhu yang digunakan 350°C, 400°C dan 450 °C sedangkan waktu yang digunakan adalah 45 menit, 60 menit dan 75 menit yang dihitung pada saat tercapai suhu yang dikehendaki.Asap yang keluar dari reaktor akan mengalir ke kolom pendingin melalui pipa penyalur asap yang mana pada pipa ini terdapat selang yang dihubungkan botol penampung untuk menampung tar , kemudian ke dalam kolom pendingin ini dialirkan air dengan suhu kamar menggunakan aerator sehingga asap akan terkondensasi dan mencair.Embunan berupa asap cair yang masih bercampur dengan tar ditampung kedalam erlenmeyer, selanjutnya disimpan di dalam botol, sedangkan asap yang tidak terembunkan akan terbuang melalui selang penyalur asap sisa.Selanjutnya asap cair + tar yang terdapat didalam botol dilakukan pengendapan untuk memisahkan tar dan asap cair.
Sumber
Huda Triyudianto dan Purnama Darmadji Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

AMPAS SAGU UNTUK PAKAN AYAM BURAS 1

Deskripsi

Ayam buras atau ayam kampung, merupakan salah satu sumber daya pertanian yang telah lama kita miliki. Hampir disetiap desa di seluruh Indonesia, penduduknya telah mengenal ayam buras. Mulai dari Petani yang kaya hingga petani kecil dengan cara pemeliharaan yang berbeda-beda. Faktor yang terpenting pada usaha pemeliharaan ayam buras adalah pakan. Hampir 60-80% dari komponen Maya produksi perlu dipatok untuk pengadaan pakan ini.


Bahan

1. Jagung : 65 % ; 2. Bungkil Kedelai : 24 % ; 3. Tepung ikan : 5 % ; 4. Ampas sagu : 5 % ; 5. Kapur : 0.5 % ; 6. Minyak kelapa : 0.5 % ;


Alat

Alat giling Wadah pencampur

Cara Pembuatan
-Limbah sagu dikeringkan, digiling, dicampur merata dengan pakan sesuai
komposisi.
– Biaya pakan Rp. 2.400/kg
– Konsumsi ransum optimal 56.01 gr/ekor/hari
– Konversi ransum : 3,9 gr/ekor/hari
– Umur anakan ayam : 10 – 60 hari
– Sistem pemeliharaan, serta skala minimalnya seperti pada butir a diatas
– Pertambahan bobot badan : 14,34 gr/ekor/hari, dengan R/C = 1 : 6

CARA PEMBERIAN PAKAN
Pemberian pakan ayam buras yang perlu diperhatikan adalah menghindari pakan berhamburan dari wadahnya, dengan cara mengisinya hanya separoh hingga 2/3 bagian kedalam tempat makanan yang diberikan. Dapat juga pakan dicampur sedikit air hingga membentuk bubur. Pakan diberikan minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan petang hari, air minum perlu disediakan secara tidak terbatas.

Sumber
Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 07/2000 Diterbitkan oleh: Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat Jl. Yahim Sentani Jayapura

AIR KELAPA SEBAGAI PELARUT VAKSIN ND

Pelaksanaan vaksinasi ND/tetelo bagi ayam buras masih menemui banyak kendalanya terutama di daerah-daerah pedesaan hal ini karena vaksin ND sulit diperoleh dan juga bila vaksinnya ada, pelarut vaksinnya tidak ada. Air suling steril memang sudah biasa digunakan sebagai pelarut vaksin dan hanya bisa diperoleh dari toko obat atau apotik, namun harganya relatif mahal untuk peternak ayam buras di pedesaan. Disamping itu, dengan pelarut air suling umumnya vaksin ND hanya dapat digunakan selama 4 jam setelah dilarutkan. Lebih dari 4 jam potensinya sudah mulai menurun. Pada hal dalam melaksanakan program vaksinasi ayam buras seringkali memerlukan waktu yang cukup lama untuk menangkap ayam dan pindah tempat dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Guna mengatasi semua masalah tersebut di atas maka telah dilakukan penelitian tentang Pemanfaatan air kelapa sebagai pelarut vaksin ND.

Bahan
Air kelapa yang digunakan yaitu air kelapa muda yang berwarna hijau.
Alat
Suntikan pisau
Cara Pembuatan
Sebelum melaksanakan vaksinasi ND bagi ternak Ayam buras maka alat-alat harus disterilkan terlebih dahulu atau dicuci dengan air panas. Bagian dari sabut kelapa pada tempat bertunas dibersihkan, kemudian air kelapa diambil dengan alat suntik 10 ml yang steril dengan cara memasukan jarumnya pada tempat bertunas, lalu air kelapa diisap ke dalam alat suntik tersebut sesuai dengan keperluan.
Sumber
Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian Jaya No. 01/95

PENCABUT BULU AYAM

1. FUNGSI : Melepaskan bulu ayam dari tubuhnya.
2. CARA KERJA
  1. Ayam direndam dalam air hangat terlebih dahulu.
  2. Hidupkan motor.
  3. Masukkan ayam kedalam alat selama 15 menit.
  4. Selesai bekerja, alat dibersihkan supaya tahan lama
3. SPESIFIKASI
  1. Dimensi alat : Diameter selinder = 48 cm; P = 82 cm; L = 51 cm; T = 95 cm
  2. Berat : 15 kg
  3. Tenaga penggerak : Motor bensin 3,5 HP
  4. Kapasitas kerja : 6 ekor/proses.
  5. Operator : 1 orang
  6. Bahan : Alumunium, besi siku.
4. KONTAK HUBUNGAN
Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI; Jl. KS. Tubun No. 5 Subang; Tel./Fax. (0260) 417348, 411478 Jakarta, Maret 2001
Sumber : Alat-Alat Teknologi Pedesaan Spesifikasi Produk, Bagian Proyek Teknologi Tepat Guna, Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna, LIPI

KHASIAT CACING LUMBRICUS RUBELLUS

Diantara lebih dari 1800 jenis cacing yang dikenal oleh para ilmuwan ada dua jenis cacing yang biasa kita pakai di dalam budidaya cacing dan proses pembuatan pupuk organik, yaitu jenis Caing Lumbricus Rubellus dan Eisenia Fetida (cacing Tiger/harimau)

Cacing tanah jenis Lumbricus Rubellus adalah cacing tanah yang tergolong dalam kelompok binatang avertebrata (tidak bertulang belakang) yang hidupnya di tanah yang gembur dan lembab. Cacing ini adalah salah satu jenis cacing yang termasuk dalam kelompok cacing epigeic. Kedua jenis cacing ini sangat mudah untuk diternak ,selain itu perkembangbiakannya sangat cepat dibanding dengan jenis cacing lain.

Limbah kotoran sapi sangat bagus untuk pertumbuhan berat badan dan perkembangbiakan cacing lumbricus Rubellus. Apa bila kita masukan 1 kg cacing lumbricus Rubellus pada satu kotak yang berisi media campuran 1 kg serbuk gergaji yang telah kita rendam dalam air dengan tujuan untuk menghilangkan getah dan bau, dengan 3 kg kotoran sapi yang sudah lama atau sudah menghitam. Lalu kita berikan pakan dari ampas tahu atau ampas aren, maka dalam jangka waktu dua minggu cacing tersebut akan bertelur.


Setelah terlihat telurnya matang atau terlihat kekuningan, kita pisahkan antara cacing induk dengan telornya, induknya kita simpan kemedia yang baru dan telor yang berada dimedia tadi kita biarkan selama kurang lebih dua minggu, maka telor tersebut akan menetas setelah menetas baru kita kasih pakan secara rutin, dalam waktu satu bulan kemudian atau paling lambat 6 minggu cacing tersebut telah jadi dewasa dan siap bertelur seperti induknya.


Sementara itu, Induknya yang sudah bertelur, setelah dua minggu kemudian dia akan bertelur lagi. Terus begitu, bila pakannya bagus induk cacing tersebut setiap dua atau tiga minggu sekali ia akan bertelur. Dalam dua bulan dia akan menghasilkan empat keturunan, bila kita punya induk sebanyak 100kg dalam dua bulan kita akan punya 800kg calon anak cacing, bahkan bisa saja lebih karena setiap satu butir telur cacing lumbricus rubellus berisi 4 ekor anak cacing.


Cacing tanah menyimpan banyak khasiat. Kenyataannya, banyak orang yang mengonsumsinya untuk menyembuhkan beberapa penyakit, tanpa efek samping.


Menurut para ahli cacing Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein sangat tinggi sekitar 76%. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan daging mamalia (65%) atau ikan (50%).


Beberapa penelitian telah membuktikan adanya daya antibakteri dari protein hasil ekstrasi cacing tanah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif Escherichia coli, Shigella dysenterica, Staphylococcus aureus dan Salmonella thyp


Dari berbagai sumber para ahli dan pakar cacing mengatakan bahwa banyak sekali manfaat dan khasiat dari cacing tanah ini . Diantaranya untuk :


Sembuhkan Typus

Menurunkan kadar kolesterol

Meningkatkan daya tahan tubuh

Menurunkan tekanan darah tinggi

Meningkatkan nafsu makan

Mengobati infeksi saluran pencernaan seperti typus, disentri, diare, serta gangguan perut lainnya seperti maag

Mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti: batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC

Mengurangi pegal-pegal akibat keletihan maupun akibat reumatik

Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes

Mengobati wasir, exim, alergi, luka dan sakit gigi. (diolah dari beberapa sumber)


sumber : http://manfaatcacing.blogspot.com/2010_04_01_archive.html



Khasiat cacing tanah


Kita mungkin sering mendengar jika ada orang sakit tifus obat yang paling mujarab adalah cacing tanah, tapi biasanya cara konsumsi nya cacing tanah tersebut di rebus lalu diminum air rebusannya. ada juga yang cacing tanah tersebut di keringkan lalu di oven hingga kering lalu tumbuk hingga halus dan di konsumsi bubuk cacingnya atau tepung cacing tersebut.

dari mitos di atas saya sendiri penasaran ingin membuktikan khasiat cacing tanah ini, lalu saya membuat tepung cacing sendiri dan coba saya konsumsi sendiri dan juga untuk karyawan dan tetangga tetangga yang terjangkit sakit tifus dan ternyata hasilnya memang sangat menakjubkan. hanya dalam waktu 2-3 hari langsung pulih kesehatannya.

secara hasil dari khasiat cacing tanah sudah saya buktikan sendiri, tetapi saya sendiri masih bingung kok bisa cacing tanah bisa sangat berkhasiat untuk mengobati tifus, akhirnya saya mencoba mencari informasinya dari beberapa narasumber.

dari hasil diskusi dengan beberapa narasumber tersebut saya mendapatkan sebuah jawaban bahwa ” penyebab sakit tifus adalah bakteri salmonela dan kandungan pada cacing tanah adalah pembunuh bakteri salmonela “

lalu saya mencari informasi lebih lengkap tentang kandungan yang terdapat pada cacing tanah dengan test lab kandungan, hasil dari test lab kandungan cacing tanah kurang lebih seperti dibawah ini :

Protein
68%
Asam glutamat
8.98 %
Treonin
3.28%
Lisin
5.16%
Glycine
3.54%

hasil lab di atas adalah beberapa kandungan yang ada di cacing tanah jenis lumbricus rubellus, dan ternyata di amerika dan jepang cacing tanah jenis lumbricus rubellus ini sudah lama di teliti dan enzym dari lumbricus rubellus ini sangat efektif untuk mengobati penggumpalan darah pada tubuh manusia yang bisa menyebabkan penyakit jantung hingga stroke. saya akan bahas lebih detail tentang enzym lumbrokinse ini di artikel berikutnya.


Cacing Tanah, Sahabat Para Penderita Tifus

Cacing tanah di dunia telah teridentifikasi sebanyak 1.800 spesies. Dari jumlah tersebut, ada dua spesies, yaitu Lumbricus rubellus (dikenal dengan cacing eropa atau introduksi) dan Pheretima aspergillum (dikenal dengan nama cacing kalung atau di long), yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. L. rubellus telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sedangkan Ph. aspergillum belum banyak dibudidayakan.


Ketika kita mencari obat demam atau tifus di toko obat cina, penjual akan menyarankan supaya menggunakan cacing kering untuk direbus dan diminum airnya, atau kalau tidak suka dengan baunya yang cukup menyengat, bisa memakan dalam bentuk kering yang sudah dimasukkan dalam kapsul. Cacing kering yang diberikan itu adalah jenis Ph. Aspergillum. Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengetahui efek farmakologi cacing tanah terhadap penyakit tifus. Dalam kasus penyakit tifus, ekstrak cacing tanah bisa bekerja dari dua sisi, yaitu membunuh bakteri penyebabnya sekaligus menurunkan demamnya.


Sumber : http://www.piogama.ugm.ac.id