Penyebab burung “membisu”

Banyak sekali pertanyaan tentang mengapa burung cuma ngeriwik, atau bunyi cuma pagi hari, atau hanya gacor kalau di rumah tetapi tidak gacor di lapangan, atau sebaliknya cuma gacor di lapangan tetapi tidak gacor di rumah.
Sekali lagi ingin saya tekankan bahwa burung apapun yang gacor dalam “segala cuaca” adalah burung yang tidak sakit secara fisik ataupun mental. Berikut ini saya sebutkan sejumlah kondisi burung yang hanya ngeriwik atau hanya bunyi pada waktu dan tempat tertentu.
1. Burung hanya ngeriwik terus.
Burung yang hanya ngeriwik biasanya adalah:
= Burung tua atau pun muda terutama tangkapan hutan. Sebab, meski muda, burung hasil tangkaran biasanya mau gacor. Mengapa? Burung hasil tangkaran besar di lingkungan manusia dan karenanya dia tidak ada kendala takut kepada manusia dan lingkungannya. Sedangkan burung tangkapan hutan, perlu penyesuaian yang lama dengan lingkungan manusia. Dia harus melalui proses penjinakan sehingga cepat beradaptasi.
Kalau Anda memelihara burung tangkapan hutan, kadang perlu waktu berbulan-bulan untuk membuat dia tidak takut lagi dengan manusia. Biasanya, setelah masa mabung barulah dia bisa beradaptasi. Syaratnya, selama waktu itu pula dia ditempatkan di tempat yang relatif ramai, dekat orang rumah berlalu lalang.
Jadi Anda jangan terlalu berharap bahwa burung hasil tangkapan hutan mau gacor dalam waktu singkat sekitar 1-2 bulan. Perlu berbulan-bulan sampai benar-benar tidak takut dengan lingkungan manusia. Dengan demikian, burung yang ngeriwik terus sebenarnya adalah burung yang tidak sehat secara mental, atau mentalnya masih tertekan, dalam hal ini oleh lingkungan yang sama sekali asing bagi dia.
= Burung memasuki masa mabung. Burung mabung biasanya hanya ngeriwik-ngeriwik atau bahkan hanya diam sama sekali. Cek saja kalau burung Anda tiba-tiba tidak gacor, ada kemungkinan memasuki masa mabung. Ada bulu-bulu halus mulai berjatuhan.
= Burung habis mabung, biasanya juga cuma ngeriwik. Dia tidak mau gacor sebagaimana ketika bekum mabung. Hal itu disebabkan, masa rekondisi pasca mabung memang memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Tentu hal ini tidak berlaku untuk burung-burung tertentu, yang bahkan dalam kondisi mabung masih tetap gacor. Artinya, secara umum, burung yang baru saja mabung sebenarnya adalah burung yang tidak atau belum sehat secara fisik. Untuk mempercepat kesehatannya pulih, pastikan saja kecukupan nutrisinya.
= Burung yang kalah setelah diadu, biasanya juga hanya ngeriwik-ngeriwik terus tidak mau lagi gacor. Kalau hal itu terjadi pada burung Anda, maka burung Anda perlu dikarantina. Sampai kapan? Kadang memerlukan waktu berbulan-bulan untuk memulihkannya, atau biasanya setelah melewati lagi masa mabung. Selama perawatan, Anda jugta perlu memperhatikan kecukupan pakan dan gizinya.
2. Burung hanya gacor pada waktu tertentu.
=
Ada burung tertentu yang hanya gacor pada pagi hari sementara sisa waktu selanjutnya hanya ngeriwik, atau gacor hanya malam hari, dan sebagainya. Hal itu biasanya berlaku pada burung-burung yang sebenarnya sudah tidak takut lingkungan tetapi belum fit secara fisik, dan bisa juga karena tidak atau belum birahi sepenuhnya. Burung yang birahi, biasanya gacor sepanjang hari. Tentu dalam hal ini Anda harus mengusahakan bagaimana agar burung tersebut bisa birahi.
= Burung-burung muda juga punya kebiasaan hanya gacor pada waktu tertentu. Dengan demikian, ini hanya masalah waktu yang menuntut Anda untuk bersabar.
3. Burung hanya gacor di tempat tertentu.
=
Burung yang hanya gacor di rumah tetapi tidak di arena lomba biasanya disebabkan oleh kondisi tidak fit atau bisa juga karena tidak terbiasa diadu dalam keramaian. Dengan demikian, perlu dilihat dan dikondisikan fisiknya sehingga benar-benar fit dan sementara itu juga dilatih secara rutin tetapi terukur kalau Anda memang pengin punya burung yang mau dan terbiasa gacor di arena lomba atau di keramaian.
= Burung yang hanya gacor di arena lomba tetapi tidak gacor di rumah. Burung seperti ini biasanya disebabkan oleh kondisi kurang birahi. Dalam kondisi seperti itu, burung hanya birahi ketika dirangsang oleh datangnya “musuh” atau “pesaing” yakni burung lain. Semetara kalau di rumah, di mana tidak ada musuh, dia tidak bersemangat untuk bersuara. Tingkatkan birahinya, itu salah satu kuncinya.
Namun demikian, ada juga burung yang memang sudah punya karakter seperti itu, yakni hanya mau bunyi kalau ada lawannya. Kalau sudah berbicara mengenai karakter, maka tidak ada obat apapun yang manjur.

Jenis-Jenis model tangkringan Burung dan fungsinya

Tangkringan dan sangkar burung memiliki beragam bentuk. Semua itu dibuat sesuai tujuan dan jenis burungnya.
Berikut ini beberapa gambar sangkar dan tangkringan di dalamnya, serta apa manfaatnya:
sangkar11
Gambar A adalah sangkar bulat dengan diameter beragam, mulai 40 sampai dengan 60 cm atau lebih. Tangkringan model itu digunakan untuk burung berekor panjang (murai batu misalnya), dengan tujuan agar ekor MB tidak rusak ketika MB tidur. MB tidur biasanya mencari tangkringan tertinggi dan mepet di ujung tangkringan. Dengan tangkringan model itu, maka ekor burung tidak menempel sangkar.
Sama fungsinya dengan Gambar A adalah sangkar Gambar C. Hanya saja ini menggunakan tangkringan model “T”. Kalau Gambar A, tangkringan bagian atas dihubungkan ke sangkar/kerangka sangkar dengan kawat (biasanya kuningan agar tidak mudah berkarat).
Sedangkan sangkar Gambar B menggunakan tangkringan model susun silang. Tangkringan ini berisiko merusakkan ekor burung ketika tidur. Tangkringan model ini biasanya digunakan untuk MB yang kalau sedang tarung bergaya geser kanan-kiri tubuh. Kalau MB model tarung seperti itu diberi tangkringan model T, dia akan banyak naik turun dari tangkringan kepala “T” ke tangkringan panjang (tempat dudukan tangkringan “T”).
sangkar2
Sangkar Gambar D digunakan untuk sangkar harian burung2 kcil seperti kenari ciblek dan lain-lain. Tetapi tangkringan model ini tidak disarankan karena ekor burung mudah rusak.
Sangkar Gambar E biasanya untuk kenari, kacer dan sebagainya. Tangkringan model ini ditujukan untuk burung yang berdasar gayanya sering bermain naik-turun dari satu tangkringan bawah ke tangkringan atas dan sebaliknya.
sangkar3
Gambar sangkar F dan G juga mempunyai fungsi yang hampir sama dengan sangkar Gambar E.
sangkar4
Sedangkan sangkar Gambar H mempunyai fungsi yang sama dengan sangkar Gambar A yakni agar ekor burung tidak rusak karena menempel jeruji sangkar. Ini biasanya digunakan untuk tangkringan Anis Merah atau Anis Kembang. Sedangkan sangkar Gambar I biasanya untuk pentet, kenari, atau sulingan yang suka nangkring di tempat sempit. Tetapi tangkringan model ini tidak dianjurkan untuk digunakan.
Masih banyak lagi model sangkar dan tangkringannya, tetapi sementara saya sampaikan itu dulu yakni model tangkringan yang umumnya dipakai para penghobi burung.
Tentu ini lain dengan model tangkringan burung paruh bengkok/LB yang biasanya juga diberi main-mainan dll. (Om Kicau)

Kunci Utama Perawatan Burung

Persoalan yang paling banyak dimunculkan dalam berbagai forum burung adalah bagaimana membuat burung yang tidak bunyi menjadi bunyi; bunyi jelek menjadi bagus; bunyi bagus tetap konsisten bagus. Hal ini sangat wajar karena tujuan utama yang dikejar para kicaumania dalam memelihara burung adalah bagaimana burung mereka bisa bunyi bagus.
Ya, namanya saja “kicau (burung) mania” dan bukan “gaya (burung) mania” dan bukan pula “tarian (burung) mania”. Meskipun masalah penampilan juga sangat penting, khususnya untuk burung2 lomba, tetapi dalam hal ini saya lebih banyak berbicara dalam hal kicauan dulu. Lagi pula, kebanyakan gaya burung dalam bertarung relatif tetap dan relatif tidak bisa di-treatment untuk diubah.
Kicauan burung sangat berkaitan dengan kesehatan sebagai variabel independen (yang mempengaruhi). Kesehatan ini ada dua; fisik dan mental, yang keduanya tidak bisa dipisahkan sama sekali. Sesehat apapun kondisi fisik burung, kalau terganggu kondisi mentalnya, maka kesehatan fisik langsung terganggu dan tidak akan pernah mau bunyi, apalagi bunyi bagus. Begitu juga kalau mentalnya bagus, maka ketika kondisi fisiknya terganggu, misalnya nglabrak2 dan pangkal paruhnya berdarah, maka akan menyebabkan burung tidak bisa tampil maksimal.
Pakan
1. Kesehatan fisik akan tercapai bila burung tercukupi dalam hal pakan (4 sehat, 5 sempurna), air dan sinar matahari.
2. Kesehatan mental akan tercapai bila burung berada dalam kondisi “senang” dan tidak tertekan.
Berkaitan dengan terpenuhinya 4 sehat 5 sempurna, maka pentinglah bagi burung untuk selalu disuplai makanan tambahan.
– Untuk burung dengan pakan utama serangga (MB, jenis2 kacer, dll) perlu diberi tambahan vitamin secara rutin dan terukur. Untuk jenis burung ini yang terbiasa diberi voor, bisa dipertimbangkan perlu tidaknya pemberian vitamin. Kalau dalam kemasan voor sudah tertulis bahwa voor tsb kaya akan kandungan vitamin, mungkin tidak perlu ada tambahan suplemen. Untuk burung2 yang tidak diberi voor (karena dikhawatirkan akan menurunkan kualitas suara) mutlak harus ditambah suplemen (khususnya vitamin).
– Untuk burung dengan pakan utama berupa buah (jenis cucak misalnya), perlu diberi serangga secara teratur dan terukur.
– Untuk burung pemakan biji, perlu sering diberi serangga dan buah/sayuran. Kenari dan branjangan misalnya, perlu ada kroto dalam menu makanannya.
Berkaitan dengan terpenuhinya sinar matahari (untuk pengubahan pro vitamin D menjadi vit D; mematikan jamur dan juga kutu), maka itulah perlunya penjemuran. Untuk sekadar alasan kesehatan (bukan treatment agar “ganas” dsb), penjemuran rutin cukup 30 – 60 menit di pagi hari.

Konsistensi
Lebih penting dari semua hal di atas adalah masalah konsistensi dalam pemberian, baik dalam hal jadwal maupun takaran.
Pemberian pakan dengan jadwal yang tidak teratur, kadang diganti pagi, kadang sore; atau jumlah yang tidak teratur, kadang sesendok kadang tiga sendok, atau jenis pakan (misalnya voer) yang berganti-ganti, kadang merk A kadang merk B, membuat burung tidak stabil.
Berkaitan dengan masalah konsistensi inilah maka perlu kiranya bagi para kicaumania untuk menetapkan jenis, jadwal dan jumlah pakan bagi burung mereka yang dilaksanakan secara konsisten.
Misalnya Anda sudah menetapkan pola makan: pagi jangkrik 4 ekor, siang kroto sesendok, sore jangkrik 5 ekor plus cacing 2 ekor, maka konsisten saja itu dilakukan.
Demikian pula halnya dalam hal memandikan dan menjemur. Harus konsisten. Kalau burung Anda biasa dimandikan pagi, ya pagi terus. Kalau sore, ya sore terus. Kalau pagi-sore, ya pagi-sore terus. Kalau seminggu hanya sekali pada hari Minggu, ya seminggu sekali saja pada haru Minggu. Bukan menjadi seminggu dua kali hanya karena kebetulan pada pekan itu ada libur selain hari Minggu.
Kalau memang perlu ada perubahan maka hendaknya perubahan tidak dilakukan secara drastis dan konsisten menerapkan pola baru tersebut. Adakan perubahan secara bertahap. Untuk ganti merk pakan misalnya, maka campurkan saja pakan yang biasanya dengan pakan yang baru. Hari berikutnya, merk tertentu yang hendak dihilangkan, dikurangi porsinya sedikit demi sedikit, sampai pada akhirnya hanya voer pengganti yang kita sodorkan.
Tips dan trik menjaga kesehatan fisik:
1. Jangan pernah iseng memberi pakan burung tidak pada jadwal waktunya (misalnya ada jangkrik lepas, ya masukkan kandang jangkrik, jangan iseng diberikan ke burung yang ada di dekat Anda).
2. Jangan iseng memandikan burung tidak pada waktunya (misalnya biasanya sepekan dua kali, menjadi setiap hari selama sepekan karena kebetulan pekan itu Anda libur atau cuti).
3. Jangan iseng menjemur burung lebih lama dari biasanya untuk sesekali waktu, misalnya hanya karena Anda kebetulan sempat menunggui berlama-lama.
4. Jangan iseng meniru-niru pola pakan dari kawan, jika Anda tidak yakin bisa konsisten untuk melaksanakannya.
5. Jangan sampai kehabisan voor merk tertentu yang biasa Anda berikan ke burung Anda. Jangan terlalu yakin bahwa merk tertentu itu selalu tersedia di kios pakan burung langganan Anda (kecuali Anda mau repot muter2 ke kios lain).
6. Tips (paling gampang dilaksanakan): Konsisten merawat burung secara tidak konsisten…(dengan risiko ditanggung sendiri…., hehehehe).

Tips dan trik menjaga kesehatan mental burung:
1. Biasakan diubah2 tempat gantungannya di tempat2 yang relatif ramai orang, gaduh, berisik.
2. Jangan diubah2 posisi tempat pakannya.
3. Jangan diubah2 bentuk dan ukuran tempat tenggeran/tangkringannya.
4. Biasakan burung dengan kerodong, topi, payung dan lain-lain, dengan warna yang beragam.
5. Biasakan dipertemukan dengan burung lain (baik sejenis maupun lain jenis). Catatan: Jangan lama2, kalau Anda belum yakin dengan kondisi mental si burung.
6. Biasakan dibawa bepergian (entah pakai mobil ataupun motor) entah untuk tujuan lomba, latber, atau sekadar muter2 kota. Misalnya Anda main ke rumah kawan dan tidak merasa repot, bawa saja burung Anda meskipun di sana hanya digantung sendirian, sementara Anda ngobrol.
7. Milikilah burung sejenis sebagai sparring partner atau “unthul” (bahasa Jawa, bahasa Indoensia-nya apa saya tidak bisa memilih kata yang pas) dengan kualitas mental yang jeblok, untuk selalu “dilabrak” oleh burung andalan kita. Ini seperti kalau kita punya ayam bangkok petarung, maka kita perlu ayam jago lainnya (biasanya ayam lokal) yang kualitas tarungnya jelek dengan tugas “menerima pukulan” bangkok jagoan kita. Ini bertujuan meningkatkan mental burung dengan cara memberi perasaan bahwa dia adalah burung “menangan” (padahal musuhnya-lah yang jelek, hehehe bo’ongi saja biar dia pede).

Catatan A:
Burung-burung yang sangat sensitif terhadap perubahan pakan, perawatan dan lingkungan:
1. Jenis kacer/anis (AM, AK, kacer)
2. Jenis cucak (terutama CR dan CI/CH).
Catatan B:
Untuk konsistensi bisa diabaikan ketika Anda men-treatment burung dalam proses ngurak/ bodol/ mabung karena untuk burung2 tertentu kadang diperlukan treatment khusus yang sama sekali berbeda (saya pernah menulis tentang ini. Coba lihat threat tentang AM).

Burung perlu medical/behavior record
Berkaitan dengan masalah konsistensi ini, perlu kiranya setiap burung memiliki medical/behavior record. Tentu ini sekadar catatan kesehatan dan perilaku yang kita tulis secara sederhana. Dalam record itu antara lain terdapat catatan tentang pola makan, pola mandi/jemur, design/pola kandang dan tangkringannya. Record itu kalau bisa ditempel di tempat yang terlihat sehingga siapa saja yang merawat burung itu akan menanganinya dengan pola yang sama. Kalau Anda punya satu dua burung, mungkin tidak bingung ketika Anda pergi dan meninggalkan burung pada perawat khusus/orang lain. Coba saja Anda punya burung lebih dari 10, maka konsistensi perawatan akan kurang terjamin, apa lagi kalau Anda mau mengoperkan perawatan kepada orang lain.

Inilah sesungguhnya yang terjadi, mengapa selama ini banyak orang yang kecewa karena burung yang mereka beli tidak sebagus ketika masih ada di tangan pemilik sebelumnya, misalnya. Jadi kalau Anda beli burung bagus, tanyakan secara detil bagaimana perawatannya, bukan sekadar pada pola pakan, tetapi juga pada pola mandi/jemur, pola sangkar dan detail dalamnya, serta kebiasaan2 lain yang membuat burung dalam kondisi happy (trauma pada benda2 tertentu, bisa membuat burung macet bunyi ketika melihat benda2 sejenis).
Di dalam record itu, juga perlu ada catatan tentang pola perawatan insidentil. Misalnya saja, ada catatan detail pola perawatan ketika mau turun lomba/latber, sebab banyak yang memberikan pola makan berbeda ketika dalam kondisi biasa dan kondisi akan dilombakan/dilatberkan. Bisa saja ketika mau ditandingkan, biasa ditambah porsi pakan A-nya dan dikurangi porsi pakan B-nya, atau malah diberi pakan C yang tidak pernah diberikan secara harian, dan sebagainya.
http://omkicau.com

Beberapa penyakit burung dan pengobatannya

anyak pengunjung agroburung.com dan omkicau.com yang selalu mengeluhkan burung mereka yang sakit dan mereka bertanya bagaimana pengobatannya. Burung memang termasuk binatang yang rentan terhadap penyakir karena masalah perawatan yang tidak bagus dan kondisi lingkungan yang tidak bersahabat.
Perubahan cuaca panas dingin pada siang dan malam hari, kondisi sangkar yang kurang sehat, pemberian menu makanan yang kurang baik, semuanya dapat menyebabkan munculnya gangguan kesehatan pada burung. Mengacu pada tulisan mengenai penyakit pada kenari di web kenariku.tripod.com, berikut saya turunkan tulisan itu dengan saya ubah subyek nya adalah burung pada umumnya dan bagaimana penanganannya.
Burung yang sudah terserang penyakit umumnya sangat sulit untuk disembuhkan. Kalaupun dapat disembuhkan, burung tersebut tatap harus mendapat perhatian khusus dalam waktu yang relatif lama. Jika kita menjumpai burung terserang suatu penyakit sebaiknya segera dipisahkan dan burung yang lain yang sehat agar tidak menular.
Berikut ini beberapa macam penyakit yang sering menyerang burung:
Gangguan Pernapasan
Penyakit gangguan penapasan sering menyerang burung, baik jantan maupun betina. Penyebab penyakit pemapasan adalah adanya infeksi sekunder pada saluran pernafasan oleh E. coli dan virus sejenis Mycoplasma gallisepticcum yang lebih terkenal dengan nama CRD (Chronic Respiratory Desease). Jika sudah kronis, penyakit ini sangat sukar disembuhkan dan biasanya lama-kelamaan burung yang teninfeksi penyakit ini akan mati. Penyakit pernapasan bersifat menular.
Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung antara burung yang terinfeksi dari burung yang sehat. Misalnya, indukan yang terinfeksi penyakit dan menyuapi anaknya, maka anak-anak burung yang disuapi akan tertular oleh penyakit tersebut. Penularan penyakit perna pasan juga dapat terjadi melalui keturunan. Anakan burung yang berasal dan indukan yang sudah terkena penyakit akan mewarisi penyakit yang dimiliki oleh induknya tersebut. Penularan penyakit pernapasan dapat juga terjadi melalui makanan, minuman, lingkungan kandang yang kurang bersih, dan makanan/minuman yang tercemar kotoran burung yang terinfeksi penyakit.
Gejala-gejala penyakit pernapasan yang tampak adalah burung sering bersin-bersin, pada malam hari yang cuacanya dingin pemapasannya ngorok, hidung lembab/basah berlendir, dan aktivitas atau gerak burung menurun. Tindakan preventif dan kuratif untuk mengatasi penyakit pemapasan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
  • Burung yang terinfeksi penyakit pernapasan segera diisolasi di kandang tersendiri dan diobati agar tidak menular kepada burung-burung yang lain.
  • Sangkar, tempat makan, dan tempat minum selalu dikontrol dan semua kotoran yang terdapat di dalam sangkar ataupun di dalam wadah makanan/minuman selalu dibersihkan.
  • Makanan yang akan diberikan dicuci bersih dan dikeringkan untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu pestisida pertanian yang membahayakan kesehatan burung.
  • Minuman yang kotor segera diganti dengan air yang bersih, segar, sehat, dan tidak mengandung bahan-bahan beracun yang membahayakan kesehatan burung. Air untuk minum direbus terlebih dahulu hingga mendidih untuk membunuh semua jenis bibit penyakit yang terdapat di dalamnya.
Berak Kapur
Penyakit berak kapur banyak menyerang beberapa jenis unggas. Penyakit ini dikenal juga dengan nama penyakit Salmonellosis atau Pullorum. Penyebab penyakit mi adalah Salmonella pullorum yang menyerang saluran pencernakan. Penyakit berak kapur bersifat menular. Tanda-tanda atau gejala serangan yang dapat dilihat adalah kotoran burung berbentuk cair dan berwarna putih seperti kapur, nafsu makan menurun, pada stadium tertentu burung mengalami kesulitan membuang kotoran.
Jika diperhatikan, banyak kotoran berwarna putih melekat pada bulu di sekitar anus. Tanda lain burung yang terserang penyakit berak kapur adalah muka pucat, bulu tidak teratur, sayap menggantung, dan burung tidak bergairah.
Pencegahan terhadap timbulnya penyakit berak kapur dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, makanan, dan minuman. Setiap han sangkar dibersihkan dan segala kotoran, termasuk kotoran burung itu sendiri. Gunakan desinfektan atau bioseptik untuk mencuci sangkar. Setiap dua han sekali, tempat pakan dan tempat minum dibersihkan. Sisa-sisa makanan dibersihkan dibuang agar tidak berjamur dan diganti dengan makanan yang baru. Demikian juga, air minum harus selalu diganti dengan air baru yang sudah direbus (matang), bersih, dan sehat (tidak mengandung bahan-bahan beracun yang berbaya).
Jika burung sudah terinfeksi penyakit berak kapur, burung tersebut harus segera dipisahkan burung dan bumng-bumng yang lain agar tidak menular. Burung yang sudah terinfeksi penyakit berak kapur diberi obat antibiotik seeara intensif sesuai dengan petunjuk yang ada. Penggunaan obat antibiotik tidak boleh sembarangan, sebab jika kita tidak tahu secara pasti justru berakibat fatal.
Snot atau coryza
Penyakit snot atau coryza disebabkan oleh virus Hemophillus gallinarum. Penyakit ini menyerang sekitar bagian muka burung sehingga menyebabkan bengkak dan muncul benjolan berwama merah di sekitar hidung, mata, dan telinga. Cara penularannya melalui perantaraan burung lain, udara, debu, makanan, dan minuman. Penularan penyakit mi juga dapat malalui keturunan. Tanda-tanda serangan penyakit snot atau coryza yang dapat dilihat adalah muka bengkak, hidung berlendir, sering bersin-bersin, sesak napas, dan nafsu makan turun. Jika tidak ditangani secara serius, lama kelamaan burung yang terserang penyakit ini akan mati.
Pencegahan terhadap serangan penyakit snot atau coryza dapat dilakukan dengan cara menjauhkan burung yang terserang penyakit dan kelompok burung yang lain agar tidak menular. Di samping itu, sangkar tempat makan, dan minum harus selalu dibersihkan dan segala kotoran. Burung yang terlanjur terserang penyakit snot atau coryza harus segera diberi obat yang sesuai.
Bubul
Penyakit bubul (bumble foot) adalahjenis penyakit yang sering menyerang hampir semua jenis burung, terutama kenari. Penyebab penyakit bubul adalah bakteri Staphylo coccus. Bakteri mi menyerang permukaan kulit, terutama kulit telapak kaki. Faktor utama yang menyebabkan timbulnya penyakit bubul adalah kebersihan sangkar, khususnya tempat bertengger.
Tanda-tanda serangan penyakit bubul yang dapat dilihat adalah kaki membengkak, kuku memanjang, sisik kaki melebar atau merenggang. Jika serangan penyakit bubul mi dibiarkan, maka lama kelamaan infeksi penyakit tersebut akan melebar dan bertambah besar.
Pencegahan terhadap serangan penyakit bubul dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar dan tempat betengger burung.
Cacingan
Cacingan adalah jenis penyakit yang menyerang saluran pencemaan dan hati. Penyebab cacingan adalah cacing, yakni cacing tambang, cacing gilig, cacing pita, dan cacing hati. Tanda-tanda serangan penyakit cacingan yang dapat dilihat adalah burung kurang bergairah, terlihat ngantukan, lemah, nafsu makan berkurang, bulu tidak teratur, kotoran berbentuk cair, dan berat badan burung menurun.
Faktor utama yang menyebabkan munculnya penyakit cacingan adalah kondisi sangkar dan tempat makan/minum yang kotor. Pencegahan terhadap serangan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar, tempat pakan, dan tempat minum. Oleh karena itu, sangkar, tempat pakan, dan tempat minum harus selalu dikontrol dan dibersihkan dan segala macam kotoran agar tidak menjadi sarang cacing.

Mencret

Penyakit mencret yang sering menyerang burung ada dua macam. Mencret yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pencemaan dan mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan. Tanda-tanda penyakit mencret yang disebabkan oleh bekteri adalah kotoran berbentuk cair, berwama keruh, berbau busuk, aktivitas (gerak) burung menurun, dan burung tidak memiliki nafsu makan.
Sedangkan tanda-tanda mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan adalah kotoran berbentuk cair, berwama bening dan terdapat sedikit gumpalan, tidak begitu berbau busuk, nafsu makan masih tinggi, dan aktivitas burung masih cukup tinggi. Sayuran atau EF serta buah-buahan yang kotor (tidak dicuci) dan masih mengandung residu obat pembasmi serangga (pestisida) dapat meyebabkan keracunan bagi burung.
Penyakit mencret yang disebabkan oleh bekteri bersifat menular, sedangkan penyakit mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan tidak menular. Penularan dapat melalui tempat makan, minuman, maupun kotoran burung yang menderita penyakit tersebut. Oleh karena itu, burung yang terserang penyakit mencret harus segera dikarantina agar tidak menular pada burung-burung yang lain.
Kutu Burung
Burung juga sering diserang oleh kutu burung sehingga proses produksi dan penetasan telur yang dierami terganggu. Kutu burung yang menyerang burung jantan akan mengakibatkan suara menjadi berkurang. Burung yang terserang kutu burung menunjukkan tanda-tanda gelisah, sering menggigit-gigit bulu (Jw. didis), frekuensi suara berkurang, jika bulu burung disingkap akan tampak kutu-kutu yang bergerak di antara bulu. Jika tidak segera diobati, burung yang terserang kutu burung lama kelamaan berat badan menjadi menurun, nafsu makan akan menurun, dan akhirnya mati.
Penyebab utama serangan kutu burung adalah kondisi sangkar yang kotor, lembab, berbau, dan burung jarang mandi. Pencegahan terhadap kutu burung dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, menyediakan air yang cukup untuk mandi, dan burung sering dijemur.
Bagaimana pengibatan tuntas kutu burung dan mendapatkan obat yang pas? Anda bisa meng-klik tautan ini.
Virus Burung
Beberapa waktu yang lalu muncul beberapa kasus terjadinya kelumpuhan anggota badan dan menurunnya daya tahan tubuh yang menurut para medis salah satu penyebabnya adalah flu burung. Kebetulan, orang yang terserang flu burung tersebut memelihara burung. Dengan demikian, banyak orang beranggapan bahwa burung merupakan pembawa virus flu burung yang membahayakan. Mungkin saja hal itu benar, namun menurut penulis kurang tepat. Sebab, virus yang menyebabkan flu burung dapat menyerang semua orang melalui perantaraan apa saja termasuk ayam, bebek, kucing, anjing, segala jenis burung, dan segala jenis hewan berbulu yang dipelihara orang.
Obat-obatan
Pengetahuan tentang jenis-jenis obat untuk unggas, khususnya burung, perlu dimiliki oleh para penghobi burung. Umumnya, obat-obatan yang perlu disediakan adalah jenis obat yang biasa digunakan untuk unggas, khususnya ayam. Namun karena saat ini sudah diproduksi beberapa obat dan sarana pencegahan penyakit pada burung sangat disarankan Anda menggunakan obat untuk burung dengan takaran sesuai yang disarankan dalam kemasan obat.
Berikut mi disajikan beberapa jenis obat yang umumnya sering digunakan oleh para petemak unggas, termasuk burung dan ayam.
Macam-macam obat yang sering digunakan untuk pengobatan unggas, termasuk burung adalah sebagai berikut
Sulfamix
Sulfamix adalah sejenis obat antibiotik yang diproduksi oleh Medion Bandung dan telah banyak dijual di toko-toko unggas (poultry). Obat mi memiliki komposisi kandungan Sulfadimethyl Pyrimididine 750 mg dan Methyl Parasept 6 mg setiap sendok teh. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati Coccidiosis (penyakit berak darah), Pullorum (berak kapur), Coryza (snot, pilek, muka bengkak), berak hijau (Acute kolera), dan CRD (batuk, ngorok). Aturan pakai dan dosis penggunaannya dapat dilihat pada kemasan obat tersebut.
Tetra-Chlor
Tetra-Chlor merupakan obat antibiotik berbentuk kapsul dan berwama merah yang diproduksi oleh Medion Bandung. Obat ini mengandung Tetracyclin He!, Erythromyein base, Vitamin B1, B2, B12’ vitamin C, Potassium Chloride, dan Sodium Sulfate. Obat antibiotik yang mengandung vitamin dan mineral mi dapat digunakan untuk mengobati penyakit Pullorum (berak kapur), Coryza (snot, pilek,muka bengkak), Fowl cholera (berak hijau), dan CRD (batuk, ngorok). Aturan pakai dan dosis penggunaannya dapat dilihat pada kemasan obat tersebut.
Baytrill
Baytril 5% diproduksi oleh Bayer dan dapat digunakan untuk pengobatan dan peneegahan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan negatif serta mycoplasma. Obat mi berbentuk cair (drop) dan setiap mililiternya mengandung enrofloxacin 5 mg. Aturan pakai dan dosis penggunaannya dapat di!ihat pada kemasan obat tersebut.
Mycocoli
Mycocoli berupa larutan anti-bakteri spektrum luas (Enrofioxacine) yang dapat digunakan untuk membasmi hampir semua infeksi bakteri gram positif, gram negatif, dan Mycoplasma sp. Qbat mi diproduksi oleh Divasa Farmavic, Spanyol, dalam bentuk cair (drop). Obat mi mengandung Acid I -ciclopropil-7-6-fluor, I ,4-dehidro-4-oxo-3quinolincar boxilic 100 mg, dan Exipient q.s.f. 1 ml. Qbat mi dapat menyembuhkan penyakit Mycoplasmosis (nafas berbunyi, ngorok), Collibacillosis (diare), Salmonellosis (berak kapur), Infectious corvza (kepala bengkak, hidung berlendir), fowl cholera (berak hijau), Staphylococcus sp, Glostridiosis, dan Pseudomoniasis. Aturan pakai dan dosis penggunaannya dapat dilihat pada kemasan obat tersebut.
AscariStop
AscariStop (stop ascaridia galli/cacing yang biasa menyerang burung) adalah obat anti cacing yang diproduksi secara khusus . Ascaristop yang dalam kandungannya terdapat zat aktif piperazin citrate dibuat dan dikemas khusus untuk burung.
Banyak zat aktif yang bisa membunuh atau melumpuhkan cacing seperti higromisin B dan kumafos, namun untuk kedua zat ini digunakan secara khusus jika cacingan dalam kondisi akut karena keduanya mengandung antibiotika yang pemberiannya memerlukan nasihat dokter hewan. Sementara piperazin citrate memiliki efek narkotika sehingga cacing dapat dikeluarkan dalam keadaan hidup oleh adanya peristaltic usus burung. Dan penggunaan AscariStop bisa kita lakukan sendiri selama kita menurut petunjuk yang diberikan di dalam kemasan Ascaristop.
Pemberian AscariStop seyogyanya dilakukan rutin karena setiap saat bisa saja ada telur cacing masuk bersama pakan atau air yang dikonsumsi burung kesayangan kita. Referensi yang lebih mendalam tentang cacingan pada burung, bisa dilihat pada artikel: Rutinkan pemberian obat cacing pada burung.
Untuk mendapatkan AscariStop yang tidak dijual bebas, Anda bisa membaca penjelasan dengan mengklik tautan ini.
Vitamin dan mineral
Vitamin sangat dibutuhkan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan burung. Pemberian vitamin pada burung dapat dilakukan setiap hari. Kita tidak perlu khawatir jika kelebihan dosis vitamin di dalam tubuh, sebab sisa vitamin yang tidak dimanfaatkan oleh tubuh burung akan terbuang melalui kotoran burung. Vitamin, selain berguna meningkatkan daya tahan tubuh, dapat meningkatkan vitalitas dan produktivitas burung. Beberapa macam vitamin yang dapat diberikan pada burung adalah vitamin A, B-kompleks, C, D, dan E.
Untuk vitamin yang dirancang khusus untuk burung ini ada yang memang diracik dan dikemas khusus untuk burung. Contohnya adalah Birdvit.
Birdvit ini mengandung hampir semua vitamin dan mineral yang diperlukan burung, antaralain:
  1. Vitamin utama, yakni A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3.
  2. Zat esensial seperti D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya adalah salah satu bentuk dari Vitamin B) dan Ca-D Pantothenate.
  3. Mineral utama seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.
Selain mengandung multi vitamin, Birdvit memang mengandung tarce mineral, yakni pembentuk in-organik yang ada di seluruh jagad raya. Tubuh makhluk hidup dibentuk dari unsur-unsur ini. Dan unsur ini juga membantu proses kimia dan elektrik yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Proses proses kimia dan elektrik hanya akan berfungsi dengan benar apabila keseimbangan mineral yang sesuai diberikan pada sistem. Misalnya zat besi untuk darah, belerang untuk otot, kalsium untuk tulang, dan banyak lainnya yang secara umum memberikan kelancaran fungsional tubuh makhluk hidup.
Mineral dibutuhkan untuk pembentukkan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi system pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melakukan fungsinya seperti memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan. Meskipun vitamin begitu penting, vitamin tidak dapat melakukan apa-apa untuk makhluk hidup tanpa mineral. Celakanya tubuh makhluk hidup dapat menghasilkan beberapa vitamin, tapi tidak dapat menghasilkan satu pun mineral.
Seperti disebutkan di atas, Birdvit juga mengandung multimineral, seperti potasium chlorida, sodium chlorida, magnesium sulfate, mangan sulfate, iron sulfate, zinc sulfate, copper sulfate dan cobalt sulfate.

Untuk mendapatkan BirdVit, Anda bisa mengklik tautan ini.
Cara Penyajian

Obat-obatan di atas umumnya dapat digunakan untuk menghadapi kasus-kasus yang berhubungan dengan penyakit yang sering menyerang burung. Penyajian obat-obatan untuk burung dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang diberikan pada kemasannya. Umumnya, adalah dengan mencampurnya dalam air minum atau dengan cara diminumkan secara langsung, baik dalam bentuk kapsul atau dengan perantaraan pipet atau kapas.
Burung yang terserang penyakit dan akan diberi obat terlebih dahulu dijemur pada sinar matahani kurang lebih satu jam. Pada saat dijemur, burung tidak diberi minuman. Siapkan obat yang akan diberikan pada tempat minum. Setelah dijemur, burung dipindahkan ke tempat yang sejuk, kemudian minuman yang telah dicampur obat dimasukkan ke dalam sangkar. Burung yang haus akan segera minum air yang telah dicampur obat tersebut. Jika obat yang telah dicampur dalam air minum tersebut tidak diminum, ambilah sepotong kapas lalu celupkan ke dalam air minum yang mengandung obat.
Pegang burung yang akan diobati, kemudian tempelkan kapas tersebut ke paruh burung. Burung akan mengisap cairan tersebut untuk diminum. Sisa minuman yang mengandung obat dapat diletakkan di dalam sangkar agar diminum oleh burung tersebut jika merasa haus. Minuman burung yang telah dicampur obat jangan dijemur karena khasiat obat tersebut akan hilang.
Perhatian:
Catatan khusus dari saya (Om Kicau) atas artikel di adalah bahwa untuk pemberian obat dalam bentuk kapsul dan kaplet atau tablet, harus hati-hati. Kalau berbentuk kapsul dengan bentuk dan ukuran yang biasa dikonsumsikan untuk manusia atau ayam, sebaiknya jangan diberikan langsung ke paruh dan diberi air. Lebih baik kapsul dibuka dan bubuk obatnya diambi. Letakkan di wadah kecil dan diberi air. Pemberian bisa langsung dengan pipet atau busa juga dengan kapas. Begitu juga dengan obat yang berbentuk kaplet atau tablet, harus dihancurkan sampai lembut dulu baru diberikan via pipet atau kapas.
Sementara khusus untuk AscariStop, Anda tidak perlu membukanya dan bisa langsung dimasukkan ke paruh burung dan dikucuri air supaya masuk. Karena memang dirancang untuk pemberian kepada burung, kapsul Ascaristop berukuran kecil, tidak seperti kapsul untuk unggas besar seperti ayam atau kapsul untuk manusia.
Salam…http://omkicau.com

Mengapa bisa nilai transfer burung sampai puluhan juta?

Dalam memelihara burung, kita pasti punya harapan bahkan mimpi2. Hal pertama yang banyak kita impikan adalah burung kita bisa gacor dan bersuara kualitas lomba. Itu semua bisa menjadi kebanggaan dan suatu hari nanti harga transfernya bisa gila2an, sampai puluhan bahkan ratusan juta rupiah.
Namun kali ini saya mencoba mengajak kawan2 untuk merenungi hal itu, agar kita yang punya mimpi2 ini tidak menjadi kecewa atau bahkan putus asa di kemudian hari.
Cerita sukses tentang burung kicauan (saya membatasi diri pada burung kicauan; karena untuk kutut misalnya, itu ada cerita tersendiri pastinya) adalah cerita panjang.
Kicauan yang mempunyai segudang prestasi, tidak jadi hanya dalam sehari. Dia memulai harinya dengan ditangkap manusia dari hutan (untuk bakalan hutan); atau dipelihara sejak kecil (untuk hasil tangkaran).
Dari tangan pertama, dia dipelihara sampai bisa jinak dan mau bunyi di hadapan banyak manusia (biasanya juga sudah berganti pemilik sampai dua-tiga kali). Kemudian dia masuk ke sejumlah arena latber dan/atau lomba.
Pada kali pertama lomba, sebagus apapun dia bunyi, biasanya tidak juga dilirik dengan antusias oleh juri atau penghobi lain. Dalam kondisi ini, maka nilai transfer burung ybs tidaklah bisa langsung melejit sampai sekian juta apalagi puluhan juta rp. Sebab, burung yang berkualitas, memerlukan sekian kali terjun ke arena lomba sebagai ujian apakah burung itu benar-benar stabil dan bukan karbitan (doping dll). Untuk lomba pun, sehingga nilai transfernya tinggi, tidak hanya di satu kota/blok. Dia harus melanglang buana ke berbagai kota sebagai batu ujian. Jika dalam berbagai event tersebut dia bisa tampil minimal selalu masuk 10 besar, barulah namanya mulai dikenal luas di kalangan penghobi. Dalam kondisi inilah nilai transfer burung bisa mencapai puluhan bahkan ratusan juta rp.
Oleh karena itu kawan2, janganlah kita silau dengan harga burung2 kelas lomba karena burung2 itu telah benar2 teruji dan karenanya kita harus memakluminya. Atau sebaliknya, kita jangan minder kalau burung kita kok sekadar seharga puluhan atau ratusan ribu. Belum tentu burung kita jelek/tidak berkualitas. Hanya saja, untuk membuktikannya kita perlu terjuan dalam sejumlah arena lomba sebagai ajang pembuktian.
Masalahnya, untuk melakukan hal itu, kita memerlukan tenaga dan dana yang sungguh tidak kecil. Untuk menerjunkan burung pada 10 kali lomba di kota berlainan saja misalnya, dana yang terkuras bisa mencapai puluhan juta.
Singkat cerita, burung yang berprestasi bagus biasanya bukanlah burung yang masih dimiliki tangan pertama. Dia biasanya sudah berganti pemilik bahkan mungkin sampai 5 atau 10 kali pemilik dan sudah melalui 4-5 kali masa mabung dengan pola master yang berbeda-beda dan ….. nilai transfernya pun meningkat secara perlahan, dimulai ratusan ribu, 1-2 jutaan, puluhan juta, barulah ratusan juta.
Dengan demikian, seandainya kita beli burung bakalan dan mendapatkan burung yang berbakat bagus misalnya, maka janganlah kita terlalu berharap suatu saat nanti burung kita bisa menjadi burung berkualitas dengan harga transfer sampi puluhan juta, kecuali kita memang sudah memeliharanya dengan pola master yang betul, sampai 2-3 tahun (melalui 4-5 kali masa mabung), sehingga burung benar2 stabil, dan otomatis juga mengeluarkan dana sampai jutaan rp untuk menguji keandalan dan kecanggihan momongan kita itu di berbagai arena lomba.
Maka, cukuplah kita berbahagia kalau telah memelihara/memiliki burung yang menurut kita memang bagus, tidak peduli bagaimana kata juri atau berapa harga yang pantas untuk burung kita.
Kalaupun kita punya harapan dan mimpi2, maka semuanya harus diraih dengan perjuangan dan bahkan dana yang tidak sedikit. Dunia perburungan sama dengan dunia nyata pada umumnya, memerlukan proses dan pentahapan. Kita tidak bisa menggantungkan pada keberuntungan.
Keberuntungan pada dunia perburungan biasanya hinggap pada orang2 tertentu yang memiliki kejelian, insting tajam, dan mampu “membau” apakah burung tertentu memiliki keistimewaan atau bakat istimewa tertentu, sehingga dia bisa bilang, “Burung ini bagus”, atau, “Burung ini jelek”, hanya dengan melihat bodinya atau sekadar suara bukaannya.
Namun perlu diingat pula, bahwa kejelian, insting dan kemampuan “membau” pun tidak bisa dimiliki secara serta merta atau otomatis. Itu hanya dimiliki orang2 yang mau dan sempat belajar secara serius dan intens soal perburungan.
Demikianlah kawan2. Jangan kecil hati kalau kita mempunyai burung ini-itu dan ternyata “hanya biasa2 saja” meski kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk merawatnya.
Kalau Anda pengin punya burung yang benar2 bagus, tentunya hanya jalan pintas yang perlu Anda ambil, yakni mendatangi lomba dan membeli burung2 juara seberapun pun nilai transfernya. Tetapi bukan hanya itu kan jalan menuju Roma?
http://omkicau.com

Ancaman cacing (Ascaridia galli) pada Burung jangan dianggap enteng

Sebagai penghobi burung, Anda harus selalu diingatkan untuk mewaspadai ancaman cacing pada burung Anda. Tidak ada keraguan bahwa cacing menimbulkan risiko buruk yang nyata untuk kesehatan burung peliharaan.
Ada banyak cacing yang bisa menyerang bangsa burung dan unggas, yakni cacing pita (unggas besar) dan cacing bulat (banyak menyerang burung). Khusus cacing yang banyak menyerang unggas (seperti ditulis dalam komunitas-dokterhewan.blogspot.com) atau burung adalah Ascaridia galli yang memang selain berparasit pada jenis unggas seperti kalkun, itik dan angsa, juga pada burung. merupakan cacing yang sering menimbulkan kerugian ekonomik tinggi, sebab cacing ini menimbulkan kerusakan parah selama bermigrasi pada fase jaringan dari stadium perkembangan larva. Migrasi terjadi dalam lapisan mukosa usus dan menyebabkan pendarahan, apabila lesi yang ditimbulkan parah maka kinerja burung akan turun drastis. Burung yang terserang akan mengalami gangguan proses digesti dan penyerapan nutrient sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Dalam siklus hidup Ascaridia galli tidak memerlukan hospes intermediar, dan menular melalui pakan, air minum atau bahan lain yang tercemar oleh kotoran atau feses yang mengandung telur infektif.
Burung muda lebih sensitif terhadap kerusakan yang ditimbulkan Ascaridia galli. Sejumlah kecil cacing Ascaridia galli yang berparasit pada burung dewasa biasanya dapat ditolerir tanpa adanya kerusakan tertentu pada usus. Namun infeksi dapat menimbulkan penurunan berat badan. Dalam kondisi yang berat, dapat terjadi penyumbatan pada usus. Burung yang terinfeksi Ascaridia galli dalam jumlah besar akan kehilangan darah, mengalami penurunan kadar gula darah, peningkatan asam urat, atrofi timus, gangguan pertumbuhan, dan peningkatan mortalitas.
Gejala-gajala burung cacingan adalah kelihatan lesu dan pucat, mafsu makan berkurang, beraknya mencret, berlendir dan berwarna keputih-putihan seperti kapur, sayap menggantung dan warna bulunya kusam; serta kalau anakan, pertumbuhan badan terlambat.
Sementara itu ada beberapa obat cacing di pasaran – yang aman dan efektif – namun beberapa di antaranya tidak begitu aman, dan yang lain bahkan sangat berbahaya.
Pemberian obat cacing untuk burung di penangkaran hukumnya “wajib” terutama sebelum indukan kawin dan induk betina bertelur. Jika hal itu tidak dilakukan, bisa jadi burung yang Anda besarkan dengan kita suapi sendiri setelah dipisah dari indukan, akan mati bahkan sebelum mereka sempat kita beri pakan.
Bagaimana mungkin burung anakan yang bahkan belum kita beri pakan bisa cacingan? Seorang dokter hewan di Australia sebagaimana ditulis dan vetafarm.com mengatakan bahwa telur cacing ditransfer indukannya kepada burung anakan ketika kali pertama mereka menyuapi anakannya. Jika lantai kandang burung mengandung telur cacing, maka dipastikan indukannya “memindah” telur cacing itu ke anakan mereka.
Sekali telur cacing menetas di perut anakan burung, maka hanya dalam waktu 5-6 minggu, cacing tersebut sudah menjadi dewasa dan siap beranak-pinak.
Pemberian rutin
Meskipun demikian disarankan agar pemberian obat cacing dilakukan secara kontinyu berkesinambungan. Misalnya, Anda harus memberinya obat cacing ketika burung mulai tumbuh bulu jarumnya, ketika bulu sayap mulau lengkap dan seterusnya. Bahkan kalau perlu kontinyu diberikan setiap bulan karena pada dasarnya cacing bisa masuk ke tubuh burung setiap saat.
Jangan sampai Anda terlena, misalnya hanya karena lantai kandang Anda terbuat dari cor-coran semen atau lantai bersemen, sebab telur cacing bisa masuk dari pakan yang kita berikan.
Obat cacing apa?
Kalau dalam tulisan terdahulu saya menyarankan Anda bisa memberikan obat cacing umum untuk unggas atau bahkan obat cacing untuk manusia, maka hal itu bisa dilakukan dalam kondisi terpaksa. Namun sebagai penghobi burung, Anda sebaiknya selalu menyediakan obat cacing khusus untuk unggas, khususnya burung.
Dalam hal ini saya menyarankan penggunaan AscariStop untuk burung Anda. Mengapa? Sebab AscariStop yang dalam kandungannya terdapat zat aktif piperazin citrate memang dibuat dan dikemas untuk burung.
Banyak zat aktif yang bisa membunuh atau melumpuhkan cacing seperti higromisin B dan kumafos, namun untuk kedua zat ini digunakan secara khusus jika cacingan dalam kondisi akut karena keduanya mengandung antibiotika yang pemberiannya memerlukan nasihat dokter hewan. Sementara piperazin citrate memiliki efek narkotika sehingga cacing dapat dikeluarkan dalam keadaan hidup oleh adanya peristaltic usus burung. Dan penggunaannya bisa kita lakukan sendiri selama kita menurut petunjuk yang diberikan di dalam kemasan AscariStop.
Sekali lagi, lakukan pemberian AscariStop secara rutin karena setiap saat bisa saja ada telur cacing masuk bersama pakan atau air yang dikonsumsi burung kesayangan kita.

http://omkicau.com/2009/10/25/rutinkan-pemberian-obat-cacing-pada-burung/

Tips Mengatasi Bulu Kenari yang Kusam

Photobucket
Banyak kenari mania menghadapi masalah bulu burung yang kusam. Bagaimana duduk perkaranya?


Hal utama penyebab bulu kusam pada burung adalah kurangnya minyak / lemak di “muara” kelenjar lemak yang terletak di atas pantat burung (istilahnya tepat enggak ya?). Untuk “menambahnya” beri minyak ikan.


Tetapi, kadang kala, bulu kusam pada burung bukan karena lemaknya kurang, tetapi lubang kelenjar minyak tertutup kotoran yang mengering ataupun bekas luka yang mengering.


Kalau Anda menghadapi masalah seperti itu, cooba pegang saja burung, dan dicek kelenjar minyak di atas pantat burung. Pencet lembut saja bagian itu dan rasakan apakah ada minyak di tangan kita. Kalau tidak ada, berarti ada kotoran yang menutup (sebab meskipun kandungan minyak cuma sedikit, minyak tetap keluar dan terasa di tangan kita).


Selain karena kurangnya lemak, bisa jadi bulu telanjur rusak karena:


1. Masih dalam keadaan basah, langsung dijemur (membuat bulu keriting dan karenanya terlihat kusam).


2. Pernah disemprot larutan anti kutu ataupun larutan (yang sebenarnya bertujuan) untuk membuat bulu mengkilap (yang kalau dihentikan dari pemakaian rutin, bulu malah rusak). Pada larutan anti kutu biasanya dicampurkan ke dalamnya suatu zat untuk menghilangkan/merusak lapisan lilin pada bulu burung. Gunanya memang agar larutan bisa menempel pada bulu. Tetapi efeknya, bulu jadi kehilangan pelindung (seperti daun talas atau daun pisang yang kehilangan zat lilin: mudah basah).


3. Ketika mabung, burung kekurangan lemak sehingga meskipun saat ini produksi lemak di kelenjar lemak banyak, sudah tidak bisa menolong kondisi bulu yang telanjur rusak.


Dengan meneliti kondisi satu-persatui hal di atas, Anda bisa menyimpulkan mengapa burung momongan Anda bulunya kusam dan bagaimana mengatasinya. Kalau memang sudah telanjur rusak dan bukan karena kelenjar lemak tertutup atau produksi lemak sedikit, maka tidak akan bisa pulih kecuali setelah melewati masa mabung yang dirawat dengan benar.


Semoga bermanfat,


Sumber : www.burungkenari.wordpress.com 

Seputar Masalah Grit Untuk Burung Kenari

Tulang cumi sotong (grit) mengandung kalsium karbonat, sodium klorida, kalsium fosfat dan garam magnesium. Di Inggris, para penggemar burung kenari tidak memberikan tulang sotong secara utuh kepada burung kenari tetapi menyisirnya dengan pisau menjadi tepung yang lembut atau memecahnya hingga seukuran pasir dan menaburkannya di dasar sangkar sewaktu burung dijodohkan. Burung betina akan turun dan memakannya begitu melihat mereka menaburkannya.

Tulang sotong akan dilarutkan oleh asam lambung dan kemudian masuk ke dalam system pencernaan di mana kalsium dan garam magnesium diserap aliran darah. Ketika burung betina hampir bertelur, kalsium dikeluarkan dari aliran darah ke saluran telur sebagai pelindung telur yang masih lunak. Dianjurkan pula untuk meneruskan pemberian tulang sotong ini selama masa pengeraman karena secara logika burung betina membutuhkan untuk melengkapi kembali kebutuhan untuk tulang dan darah setelah bertelur.
Grit batu kapur (limestone) adalah sumber kalsium lain yang penting bagi burung kenari, diberikan dalam ukuran diameter 2 – 3 mm. Batu ini larut dalam asam lemah dan ketika dimakan oleh burung tersangkut dalam tembolok di mana akan “dicuci” dengan asam lambung dan lama-lama akan hancur dan larut. Dengan memakai bebatuan ini akan menghindari adanya telur yang tidak normal.
Waktu keluar dari telur untuk pertama kalinya, anak burung sangat membutuhkan kalsium, magnesium karbonat dan fosfat untuk kepentingan tulang, bulu dan darah. Sebagai contoh burung yang cacat kakinya atau kukunya kemungkinan besar kekurang zat ini.
Sangat mengejutkan bahwa banyak pecinta burung kenari mengesampingkan grit dalam makanan burung kenari, dasar kebenaran untuk masalah ini adalah tidak maunya burung kenari mengkonsumsi grit. Bagaimanapun kenyataan secara biologi adalah burung jenis finch liar atau burung pemakan biji-bijian, mencari dan mengkonsumsi grit setiap harinya. Mereka terbawa secara naluriah selama berjuta-juta tahun, seperti naluri membuat sarang, mandi dan bernyanyi.
Selama 2 abad, penggemar kenari di Inggris menyediakan grit untuk burungnya, biasanya memakai tempat makan kecil. Cara ini digunakan penggemar di Belanda, Perancis, Belgia, Spanyol dan Itali selama sudah beratus-ratus tahun. 
Burung kenari dan burung lainnya mempunyai sistem pencernakan yang disebut “Ampela” yang berfungsi untuk membantu meremuk biji-bijian karena mengingat burung tidak mempunyai gigi seperti layaknya manusia. Ampela menggunakan grit untuk memecah biji dibantu dengan asam lambung. Grit, dimakan oleh burung, mendiami galur-galur ampela, membantu meremukkan biji-bijian menjadi butiran yang lebih halus. Demikian kerjanya, sedang grit sendiri hancur dengan segera menjadi seperti pasir halus, atau jika mempunyai sifat larut seperti batu kapur, akan larut dalam ampela dan asam lambung, otomatis juga mensuplai kalsium untuk telur dan tulang. Bila gritnya tidak larut, seperti granit dan kwarsa, akan keluar bersama kotoran. Jika burung kenari, finch atau burung pemakan biji dioperasi, kita dapat melihat adanya grit dalam ampelanya. Percobaan membuktikan bahwa bila burung kenari tidak diberi makan grit selama sekitar 2 minggu, kemudian kita melepaskan burung ke kandang besar yang beralaskan tanah. Burung tersebut akan segera mencari grit di tanah.
Stroud’s Digest on the Diseases of Birds halaman 136 menjelaskan fungsi ampela dalam hubungan grit dengan pencernakan adalah:
“Ampela berukuran besar, bulat, organ yang berotot terletak di sebelah kiri atas rongga perut. Rongga bagian dalam mempunyai dua tingkat yang permukaannya saling berhadapan yang dilapisi dengan lapisan yang keras dan berombak-ombak. Dengan gerakan berputar pelan dan permukaannya saling bersinggungan, tempat ini dijadikan ruangan pemecah biji, dijalankan oleh otot yang kuat bertenaga yang dibuat alam. Dan dibantu oleh asam lambung membuat bijian atau apa yang di dalamnya menjadi lebih lunak, membuat bijian yang keras menjadi lunak.”
Hampir sama artinya dengan apa yang ditulis Bernard Poe dalam buku Cage Bird Handbook yang diterbitkan oleh Bailey & Swinfen Ltd. London tahun 1950-an:
“Perut burung pemakan bijian tidaklah terlalu berotot dan kuat tetapi lebih menyerupai ampela berotot dan berdinding tebal. Dinding ototnya tersusun dalam dua pentolan yang berhadapan yang berkontraksi dengan kuat, menghancurkan makanan menjadi lunak, DIBANTU DENGAN AKSI BATU-BATUAN KECIL YANG DITELAN BURUNG. Dalam waktu yang singkat batu ini menjadi bundar dan menjadi lebih kecil lagi dan menuju ke celah kecil di bagian bawah, menuju ke perut dan akhirnya keluar bersama kotoran.”
Membaca tulisan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa burung fringilidae atau pemakan bijian tidak mempunyai sistem pencernaan dan tidak mampu mengunyah seperti halnya mamalia, sehingga memerlukan bahan pembantu guna menyempurnakan pengambilan sari makanan di pencernaan. Satu di antara bahan pembantu itu adalah grit, jadi kita dapat mengetahui sekarang perlunya memberikan grit bagi burung kesayangan kita.
Sumber cuplikan : http://www.kicaumania.org 

Manfaat Penjemuran Burung Kenari

Kenari Gloster

Segala makluk hidup di dunia membutuhkan sinar matahari untuk kehidupan, tidak terkecuali juga burung kenari. Seperti kita ketahui burung kenari adalah burung hasil rekayasa manusia dari leluhur burung liar yang telah beradaptasi beratus-ratus tahun menjadi hewan peliharaan manusia. Sebagai burung ciptaan Tuhan dengan rekayasa manusia, burung kenari selalu hidup di dalam sangkar dan di dalam rumah. Namun demikian sebagai makluk hidup, burung kenari memerlukan sinar matahari untuk mendukung kehidupannya. Burung kenari yang hidup tanpa adanya sinar matahari akan tumbuh abnormal dan akhirnya akan mati. Satu di antara sinar yang berguna dari sinar matahari adalah sinar ultraviolet (UV).
Kita yang hidup di negara tropis patut berbahagia karena kita mendapatkan sinar matahari sepanjang waktu. Berbeda dengan negara yang mempunyai 4 musim, mereka tidak memperoleh sinar matahari sepanjang waktu. Untuk tetap selalu mendapatkan sinar matahari, para hobiis burung di sana memasang lampu yang mengandung ultraviolet, warna sinar lampu neon ini adalah putih, bukan berwarna merah muda atau biru seperti untuk ikan. Lebih dari 30 tahun para pakar burung, peternak dan dokter hewan meneliti dan mengetahui fungsi lampu neon ultraviolet untuk kelangsungan hidup burung peliharaannya.
Peruntukan yang utama dari burung kenari di Indonesia adalah untuk nyayiannya, walaupun itu kenari warna, postur dan lainnya. Tanpa nyanyiannya kita tidak akan memelihara burung kenari. Syarat pertama untuk burung agar bernyanyi adalah kesehatan, burung yang sehat otomatis akan bernyanyi. Salah satu kondisi agar sehat adalah mendapatkan sinar ultraviolet, sinar ini akan membantu produksi vitamin dalam tubuh kenari.
Di negara 4 musim, musim semi dan musim panas adalah waktu yang tepat untuk berternak, fenomena ini telah secara tepat diteliti. Intensitas pencahayaan, pakan, temperatur dan kondisi lain mempengaruhi instink untuk kawin dan kesuburan. Karena musim semi menambah panjang siang atau matahari bersinar, hal ini adalah pengaruh yang utama. Dalam suatu hasil penelitian yang meneliti fungsi pencahayaan dibanding dengan stimulus kesuburan (Suonalainen-1937), burung yang hidup di alam di musim semi akan memuncak instink kawinnya, sama halnya pada burung peliharaan dalam rumah yang pencahayaannya ditambah sesuai panjang siang musim semi.
Bagaimana sinar matahari mempengaruhi burung peliharaan?
Kolektor, peternak dan perusahaan peternakan ayam mengetahui bahwa dengan menggunakan pencahayaan yang cukup akan berpengaruh positip pada hasil tetasan dan angka kehidupan anakan maupun indukannya. Dokter hewan menemukan adanya burung dan reptil yang menunjukkan adanya kekurangan kalsium walaupun pakannya mengandung sumber kalsium yang cukup. Salah satu dari tanda kekurangan ini diobservasi dengan sinar X dan ditemukan tanda Hypocalcemia atau kekurangan kalsium. Tanda Hypocalcemia adalah meningkatnya kolestrol dalam darah, cangkang telur yang lunak dan tidak normal, rasa ketakutan, ketidak- normalan pada hati dan tulang, dan tetany. Tetany adalah kondisi di mana kontraksi otot tidak normal dan rasa sakit pada otot yang dikarenakan metabolisme yang tidak normal karena kekurangan kalsium.
Pada kesimpulannya, penjemuran atau pencahayaan memakai lampu yang mengandung sinar ultraviolet sangat dibutuhkan. Selain dari contoh di atas, hal ini juga memberikan pengaruh positif atas kinerja kelenjar-kelenjar dalam tubuh, seperti kelenjar gondok. Kelenjar gondok mengendalikan banyak fungsi-fungsi penting dalam sistem burung. Kelenjar gondok mengendalikan bagaimana dan kapan kelenjar lain berfungsi, sehubungan dengan hal itu maka perlu kiranya melakukan penjemuran atau pencahayaan yang cukup bagi burung kenari. Hypothalamus (Hypothyroidsm – kekurangan yodium) juga berpengaruh pada pertumbuhan bulu burung. Jika ada masalah dengan hypotalmus biasanya terlihat bulu burung tidak sehat dan indah. Kelenjar Pineal mengendalikan proses pertumbuhan kembali pada burung seperti reproduksi dan proses ganti bulu. Kelenjar pineal akan berkerja normal jikalau burung dijemur cukup atau mendapat pencahayaan. Lebih rinci lagi, ada organ penting di sekitar mata burung yang disebut kelenjar harderian. Kelenjar ini berfungsi merasakan adanya cahaya dan mengirim informasi ini ke kelenjar pineal. Lalu kelenjar pineal dan kelenjar pituitary mengatur proses dan sistem endokrin pada burung.
Hampir semua binatang, juga manusia, mempunyai penglihatan berdasarkan tiga warna (trichromatic) tetapi burung kenari mempunyai penglihatan berdasarkan empat warna (tetrachromatic). Artinya manusia mempunyai perspektif penglihatan berdasarkan warna merah, biru dan hijau. Sedangkan burung kenari mempunyai hal sama ditambah dengan warna lain yakni ultraviolet gelombang rendah atau disebut UVA. Kekurangan UVA pada burung akan menyebabkan buta warna pada manusia.
Burung dapat membedakan waktu matahari terbit dengan tenggelam dan dapat membedakan terang dengan gelap. Burung mempunyai banyak respon terhadap dua hal di atas dalam kebiasaan dan metabolismanya. Burung melihat hal tersebut dengan dua cara, yaitu:
1. Cara utama yaitu burung menerima dengan matanya. Retina burung dapat menerima informasi yang luas tentang intensitas cahaya, warna cahaya dan arah cahaya. Informasi ini dikirim ke kelenjar pituitary dan bagian otak yang berkompeten terhadap penglihatan.
2. UVA adalah sinar yang khusus di mana direspon oleh kelenjar harderian. Telah ditulis sebelumnya, hal ini dapat membuat mengerti waktu atau “jam” berapa saat itu dan sebagai sarana yang berpengaruh dalam hal reproduksi dan kapan bermigrasi.
Dari tulisan di atas burung mempunyai sensitifitas terhadap cahaya yang berpengaruh besar terhadap kehidupannya. Selain memicu kerja kelenjar-kelenjar dalam tubuhnya, yang salah satunya membuat burung mengerti waktu dan kapan harus berpindah tempat. Kita sebagai hobiis, bahkan pelomba burung, sekarang mengerti arti pentingnya penjemuran. Artikel ini saya tulis karena masih banyaknya anggota Kicau Mania yang bertanya arti penting penjemuran. Semoga dengan tulisan ini kita sadar dan selalu rutin menjemur burung peliharaan kita agar menjadi sehat dan selalu berkicau.
Disadur dari tulisan Kian Sing
Sumber: http://www.kicaumania.org/forums/showthread.php?t=8806

Ide Bisnis Komik Online

Jasa karikatur – Seiring dengan berkembangya media internet, bisnis komik dan kartun ikut merasakan manfaat dari internet tersebut. Ya, saat ini bisnis kartun atau komik online sedang meningkat. Pasarannya memang perusahaan media baik untuk keperluan bisnis atau media promosi produk dan jasanya.
Penjualan komik online, memang ditujukan untuk pemakai internet. Kartun dan komik merupakan media komunikasi yang sangat efektif. Kita bisa melihatnya baik dalam bentuk narasi visual, lengkap dengan teks dan gambar sebagai penguat visual, seakan mengajak pembaca berimajinasi.
Menurut Tommy Thomdean, pemilik Jokersyndicate.com, agen kartun dan komik onlne pertama di Indonesia, banyak perusahaan yang menggunakan komik atau kartun sebagai sarana promosi, media massa seringkali menambahkan kartun dan komik pada salah satu halamannya untuk sekadar penyegaran.
Saat ini Tommy sudah menjalin kerja sama dengan sepuluh media. S
erkisar antara Rp100 ribu hingga Rp1 juta, dan ditawarkan dengansistem kontrak atau bisa juga satuan.
Memang belum banyak yang bermain di bisnis ini, namun dipastikan bisnis ini akan terus meningkat seiring dengan banyaknya pengguna internet di Indonesia.
Sumber: http://sijanggut.blogdetik.com/2011/10/31/bisnis-komik-online-semakin-meningkat/