Berdasarkan keunggulan lele dumbo hasil perbaikan mutu dan sediaan induk yang ada di BBAT Sukabumi, maka lele dumbo tersebut layak untuk dijadikan induk dasar yaitu induk yang dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan dan telah dilakukan diseminasi kepada instansi/pembudidaya yang memerlukan. Induk lele dumbo hasil perbaikan ini, diberi nama “Lele Sangkuriang”. Induk lele Sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetik melalui cara silang balik antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi ke Indonesia tahun 1985. Sedangkan induk jantan F6 merupakan sediaan induk yang ada di Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. Induk dasar yang didiseminasikan dihasilkan dari silang balik tahap kedua antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan hasil silang balik tahap pertama (F2 6).
-
Suhu air yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan serta kelarutan oksigen dalam air.
-
pH air yang ideal berkisar antara 6-9.
-
Oksigen terlarut di dalam air harus > 1 mg/l.
Saringan dapat dipasang pada pintu pemasukan dan pengeluaran agar ikan-ikan jangan ada yang lolos keluar/masuk.
Pelaksanaan Budidaya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi:
a.
|
Persiapan kolam tanah (tradisional) | |
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat supaya tidak terjadi kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
|
||
Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
|
||
Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur lebih banyak, juga sebaliknya apabila tanah sudah cukup baik, pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk memberantas hama penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
|
||
Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4N03 15 gram/m2.
|
||
Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air dipasang penyaring
|
||
Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
|
||
Kolam dibiarkan selama ± 7 (tujuh) hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makanan alami.
|
||
b.
|
Persiapan kolam tembok | |
Persiapan kolam tembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat Permanen.
|
||
c. | Penebaran Benih | |
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih disuci hamakan dulu dengan merendamnya didalam larutan KM5N04 (Kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
|
||
Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih. Benih yang sudah teraklimatisasi akan dengan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakuan tersebut dilaksanakan diatas permukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm.
|
||
d.
|
Pemberian Pakan | |
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5% perhari dari berat total ikan yang ditebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali setiap hari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat dibuat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.
|
||
e.
|
Pemanenan | |
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200 – 250 gram per ekor dengan panjang 15 – 20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudah ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan yaitu dengan menggunakan pipa ruas bambu atau pipa paralon/bambu diletakkan didasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk kedalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan dapat ditangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa yang dipasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk dipasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit. |
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-
Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tampak telah parah sebaiknya dimusnahkan.
-
Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
-
Kolam yang telah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. Kapur (CaO) ditebarkan merata didasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
-
Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
-
Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium Permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
-
Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
-
Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik
-
Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
-
Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik
1.
|
Investasi | ||||||
a.
|
Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,- |
=
|
Rp
|
1.000.000,-
|
|||
b.
|
Bak kayu lapis plastik 3 unit @ Rp 500.000,- |
=
|
Rp
|
1.500.000,-
|
|||
c.
|
Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,- |
=
|
Rp
|
750.000,-
|
|||
Rp
|
3.250.000,-
|
||||||
2.
|
Biaya Tetap | ||||||
a.
|
Penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn |
=
|
Rp
|
1.000.000,-
|
|||
b.
|
Penyusutan bak kayu lapis plastik Rp 1.500.000,-/2 thn |
=
|
Rp
|
750.000,-
|
|||
c.
|
Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn |
=
|
Rp
|
150.000,-
|
|||
Rp
|
1.900.000,-
|
||||||
3.
|
Biaya Variabel | ||||||
a.
|
Pakan 4800 kg @ Rp 3700 |
=
|
Rp
|
17.760.000,-
|
|||
b.
|
Benih ukuran 5-8 cm sebanyak 25.263 ekor @ Rp 80,- |
=
|
Rp
|
2.021.052,63
|
|||
c.
|
Obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,- |
=
|
Rp
|
300.000,-
|
|||
d.
|
Alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,- |
=
|
Rp
|
200.000,-
|
|||
e.
|
Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,- |
=
|
Rp
|
3.000.000,-
|
|||
f.
|
Lain-lain 12 bin @ Rp 100.000,- |
=
|
Rp
|
1.200.000,-
|
|||
Rp
|
24.281.052,63
|
||||||
4.
|
Total Biaya
|
||||||
Biaya Tetap + Biaya Variabel | |||||||
=
|
Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63 | ||||||
=
|
Rp 26.181.052,63 | ||||||
5.
|
Produksi lele konsumsi 4800 kg x Rp 6000/kg -Rp 28.800.000, | ||||||
6.
|
Pendapatan | ||||||
Produksi – (Biaya tetap + Biaya Variabel) | |||||||
=
|
Rp 28.800.000,- – ( Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,63) | ||||||
=
|
Rp 2.418.947,37 | ||||||
7.
|
Break Event Point (BEP) | ||||||
Volume produksi |
=
|
4.396,84 kg | |||||
Harga produksi |
=
|
Rp 5.496,05 |
Sumber :Buku Budidaya Lele Sangkuriang, Dit. Pembudidayaan, Ditjen Perikanan Budidaya